Perayaan Natal pada tanggal 7 Januari oleh Gereja Ortodoks terkait dengan perbedaan kalender yang digunakan dalam tradisi gereja tersebut. Berikut penjelasan secara lebih rinci:
1. Perbedaan Kalender: Kalender Julian vs. Kalender Gregorian
Perbedaan utama yang menyebabkan Gereja Ortodoks merayakan Natal pada tanggal 7 Januari, sementara kebanyakan gereja lain (termasuk Katolik Roma dan gereja-gereja Protestan) merayakan pada 25 Desember, adalah perbedaan dalam sistem penanggalan yang digunakan.
Kalender Julian: Kalender ini digunakan oleh Gereja Ortodoks Timur (seperti Gereja Ortodoks Rusia, Gereja Ortodoks Yunani, dan lainnya). Kalender Julian diperkenalkan oleh Julius Caesar pada tahun 45 SM. Walaupun kalender ini cukup akurat pada masanya, ia mengalami penambahan yang tidak tepat, yang menyebabkan penanggalan meleset sedikit demi sedikit.
Kalender Gregorian: Kalender ini diperkenalkan oleh Paus Gregory XIII pada tahun 1582 untuk mengoreksi kesalahan dalam kalender Julian. Perubahan ini lebih tepat dalam perhitungan tahun kabisat dan mengikuti perhitungan astronomi yang lebih akurat untuk tahun tropis.
Pada abad ke-16, Gereja Katolik Roma beralih menggunakan kalender Gregorian, yang secara resmi diadopsi pada tahun 1582. Sebaliknya, Gereja Ortodoks, yang lebih banyak terpengaruh oleh tradisi dan praktek liturgisnya, tetap menggunakan kalender Julian. Akibat perbedaan ini, ada selisih 13 hari antara kedua kalender tersebut.
2. Natal pada Kalender Julian dan Gregorian
Natal menurut kalender Julian jatuh pada 25 Desember dalam kalender tersebut, tetapi karena selisih 13 hari, tanggal tersebut setara dengan 7 Januari dalam kalender Gregorian. Oleh karena itu, meskipun dalam Gereja Ortodoks perayaan Natal secara liturgis jatuh pada 25 Desember menurut kalender Julian, dalam praktik sehari-hari, umat Ortodoks merayakan Natal pada tanggal 7 Januari menurut kalender Gregorian.
3. Alasan Pemeliharaan Kalender Julian
Mengapa Gereja Ortodoks tetap menggunakan kalender Julian? Ada beberapa alasan, termasuk:
Kehati-hatian terhadap perubahan liturgi: Gereja Ortodoks cenderung lebih konservatif dalam hal perubahan liturgis dan tetap berpegang pada tradisi yang sudah ada sejak lama. Penggunaan kalender Julian dianggap sebagai bagian dari warisan liturgis yang tidak ingin diubah.
Kepercayaan pada otoritas tradisi: Dalam banyak gereja Ortodoks, tradisi dianggap sebagai suatu nilai yang harus dipertahankan tanpa banyak perubahan. Oleh karena itu, meskipun kalender Gregorian lebih akurat secara astronomi, gereja Ortodoks mempertahankan penggunaan kalender Julian untuk menjaga kesetiaan pada tradisi yang telah ada.
4. Peringatan Natal di Gereja Ortodoks
Pada tanggal 7 Januari, umat Gereja Ortodoks merayakan Natal dengan cara yang mirip dengan kebanyakan gereja Kristen lainnya, meskipun ada beberapa perbedaan dalam ritus dan liturgi. Misa Natal biasanya dimulai pada malam hari (malam Natal), dengan doa, pujian, pembacaan Alkitab, dan lagu-lagu rohani. Perayaan ini sangat sakral dan penuh dengan kebaktian khusus.
5. Perbedaan dengan Gereja Katolik dan Protestan
Sementara gereja-gereja yang menggunakan kalender Gregorian merayakan Natal pada 25 Desember, perayaan ini biasanya dimulai dengan Misa Malam Natal pada malam sebelumnya, yaitu 24 Desember. Perayaan Natal di Gereja Katolik dan Protestan diwarnai dengan kebiasaan yang lebih mengutamakan keluarga, seperti makan malam bersama, pemberian hadiah, dan dekorasi pohon Natal.
Namun, bagi umat Gereja Ortodoks, Natal adalah waktu untuk memperingati kelahiran Kristus dengan cara yang lebih rohani dan mendalam, dengan fokus pada liturgi dan perayaan kebangkitan spiritual. Ada juga perbedaan dalam durasi masa persiapan Natal: umat Ortodoks biasanya menjalani masa puasa yang lebih panjang sebelum Natal, yang disebut Puasa Natal (Advent Ortodoks), yang dapat berlangsung hingga 40 hari.
6. Kontroversi dan Dialog Ekumenis
Perbedaan dalam tanggal perayaan Natal ini sering kali menjadi topik dalam dialog ekumenis antar gereja. Ada keinginan untuk menyatukan perayaan ini pada tanggal yang sama, namun hingga kini, masing-masing tradisi gereja lebih memilih untuk mempertahankan kalender mereka sendiri. Meskipun ada upaya untuk mencapai kesepakatan bersama, seperti yang terjadi dalam beberapa kasus perayaan Paskah, perbedaan perayaan Natal tetap ada hingga saat ini.
7. Kesamaan dan Perbedaan dalam Perayaan
Meskipun ada perbedaan dalam tanggal, inti dari perayaan Natal di Gereja Ortodoks tetap sama dengan gereja-gereja lainnya, yaitu merayakan kelahiran Yesus Kristus, Juru Selamat dunia. Meskipun perayaan ini berlangsung pada waktu yang berbeda, umat Kristen Ortodoks dan yang lain merayakan kasih Tuhan yang nyata dalam kelahiran Kristus dan peran-Nya dalam keselamatan umat manusia.
8. Kesimpulan
Jadi, Natal di Gereja Ortodoks jatuh pada tanggal 7 Januari karena mereka mengikuti kalender Julian, yang berbeda 13 hari dari kalender Gregorian yang digunakan oleh kebanyakan gereja lain. Perbedaan ini adalah akibat dari pemeliharaan tradisi yang telah ada lama, dan meskipun ada keinginan untuk menyatukan tanggal perayaan, perbedaan ini tetap dipertahankan dalam banyak komunitas Ortodoks di seluruh dunia.