Herodes Agung (sekitar 73–4 SM) adalah salah satu raja paling terkenal dalam sejarah Yudea. Ia memerintah dari tahun 37 hingga 4 SM sebagai raja klien Romawi. Berikut adalah sejarah lengkap tentang Raja Herodes Agung:
Asal-Usul dan Latar Belakang
Herodes lahir pada tahun 73 SM dari keluarga Idumea (Edom) yang telah masuk agama Yahudi. Ayahnya, Antipater, adalah seorang penasihat politik yang cerdas dan menjadi tangan kanan Hyrcanus II, imam besar Yudea dari dinasti Hasmonean. Herodes mendapatkan pendidikan politik sejak muda dan menunjukkan bakat besar dalam administrasi serta strategi militer.
Kekuasaan Awal
Pada tahun 47 SM, Herodes diangkat oleh ayahnya menjadi gubernur Galilea. Sebagai gubernur, ia berhasil menumpas kelompok pemberontak Yahudi dan menarik perhatian kekuasaan Romawi, terutama Julius Caesar dan Mark Antony. Pada tahun 40 SM, Partia menyerbu Yudea, dan Antigonus, dari dinasti Hasmonean, merebut takhta Yudea. Herodes melarikan diri ke Roma untuk mencari dukungan.
Penobatan Sebagai Raja
Di Roma, Herodes berhasil meyakinkan Senat Romawi untuk mengangkatnya sebagai Raja Yudea. Dengan bantuan pasukan Romawi, ia kembali ke Yudea pada tahun 37 SM dan merebut Yerusalem dari Antigonus setelah pengepungan selama tiga bulan.
Pemerintahan dan Prestasi
Herodes dikenal sebagai pemimpin yang cerdas tetapi brutal. Ia mencatat banyak pencapaian, di antaranya:
Pembangunan Besar-Besaran:
- Bait Suci Kedua: Herodes merenovasi dan memperbesar Bait Suci di Yerusalem, menjadikannya salah satu bangunan paling megah di dunia kuno.
- Kota-Kota Baru: Ia membangun kota-kota seperti Caesarea Maritima, kota pelabuhan yang didedikasikan untuk Kaisar Augustus, dan memperkuat Masada.
- Istana dan Benteng: Herodes membangun istana megah, seperti Istana Herodes di Yerusalem dan benteng di Herodium.
Stabilitas Ekonomi: Herodes berhasil meningkatkan perdagangan dan memperbaiki infrastruktur, seperti jalan dan saluran air, yang memperkuat perekonomian Yudea.
Hubungan Diplomatik: Ia menjalin hubungan erat dengan Roma, terutama dengan Kaisar Augustus dan Mark Antony, yang menjamin posisinya sebagai raja klien yang setia.
Kekejaman dan Kontroversi
Meskipun prestasinya mengesankan, Herodes juga dikenal sebagai penguasa yang paranoid dan kejam. Beberapa tindakannya termasuk:
- Pembunuhan Anggota Keluarga: Karena takut akan pengkhianatan, ia membunuh istri favoritnya, Mariamne, ibu mertuanya, dan tiga putranya.
- Pembantaian Bayi di Betlehem (Injil Matius 2:16–18): Herodes disebut memerintahkan pembunuhan semua bayi laki-laki di Betlehem untuk menghilangkan ancaman dari bayi yang disebut sebagai "Raja Yahudi" (Yesus Kristus). Walaupun kisah ini hanya tercatat dalam Alkitab dan tidak ditemukan dalam catatan sejarah lain, itu konsisten dengan karakter paranoid Herodes.
Akhir Kehidupan
Herodes meninggal pada tahun 4 SM setelah menderita penyakit yang parah dan menyakitkan. Sebelum kematiannya, ia membagi kerajaannya menjadi tiga bagian untuk diwariskan kepada putra-putranya:
- Archelaus: Memerintah Yudea, Samaria, dan Idumea.
- Herodes Antipas: Memerintah Galilea dan Perea.
- Herodes Filipus: Memerintah wilayah timur Sungai Yordan.
Warisan
Herodes dikenang sebagai tokoh yang penuh kontradiksi: seorang pembangun besar tetapi juga penguasa yang tiranik. Keberhasilannya dalam pembangunan masih dikenang, tetapi tindakannya yang brutal mencoreng reputasinya di kalangan orang Yahudi dan sejarah umum.