Paham Gnostik dan ajaran Basilides memiliki sejarah yang menarik, namun sering dianggap kontroversial dan tidak sesuai dengan ajaran Kristen ortodoks. Berikut penjelasan panjang lebar untuk memahami lebih dalam mengenai kedua konsep ini.
1. Asal Usul Paham Gnostik
Gnostik berasal dari kata Yunani gnosis, yang berarti "pengetahuan." Gnostisisme adalah aliran pemikiran yang berkembang pada abad-abad awal Kekristenan, terutama pada abad ke-2 dan ke-3 Masehi. Aliran ini mengklaim bahwa keselamatan dapat diperoleh melalui pengetahuan spiritual yang bersifat esoteris dan hanya tersedia bagi mereka yang tercerahkan.
2. Ciri Utama Gnostisisme
Gnostisisme sering mengajarkan dualisme, yaitu pemisahan yang tajam antara dunia spiritual dan dunia materi. Dunia materi dianggap jahat dan diciptakan oleh demiurgos, yaitu dewa yang lebih rendah dan tidak sempurna. Sebaliknya, dunia spiritual adalah tempat sejati yang bersifat ilahi.
3. Basilides: Siapa Dia?
Basilides adalah seorang guru Gnostik yang hidup di Alexandria, Mesir, sekitar awal abad ke-2. Ia adalah salah satu tokoh penting dalam pengembangan ajaran Gnostik, dan pandangannya sangat berpengaruh di kalangan pengikut Gnostisisme pada zamannya.
4. Ajaran Basilides
Basilides mengajarkan sistem kosmologi yang sangat kompleks, dengan keyakinan bahwa penciptaan dunia melibatkan serangkaian emanasi dari Allah yang tidak bisa dikenal (Allah yang transenden). Dia mengajarkan bahwa hanya sebagian kecil dari umat manusia yang dapat kembali kepada Allah melalui pengetahuan rahasia.
5. Konsep Tuhan Menurut Basilides
Menurut Basilides, Allah adalah makhluk yang sepenuhnya transenden dan tak dapat dipahami. Allah ini tidak terlibat langsung dalam penciptaan dunia materi. Sebaliknya, penciptaan dunia adalah hasil dari kesalahan atau kekurangan demiurgos.
6. Keselamatan dalam Pandangan Basilides
Keselamatan, menurut Basilides, adalah pembebasan jiwa dari dunia materi yang jahat. Jiwa yang tercerahkan melalui gnosis akan kembali ke dunia spiritual yang murni. Ajaran ini menolak gagasan keselamatan melalui iman dan kasih karunia seperti yang diajarkan dalam Kekristenan tradisional.
7. Kitab Rahasia dan Tradisi Lisan
Ajaran Basilides dan para Gnostik umumnya tidak terdokumentasi dalam bentuk tulisan resmi. Banyak ajaran mereka disampaikan secara lisan dan bersifat rahasia, sehingga hanya dapat diakses oleh pengikut tertentu.
8. Konflik dengan Kekristenan Ortodoks
Gereja Kristen mula-mula mengutuk ajaran Gnostik, termasuk Basilides, sebagai sesat. Bapa-bapa Gereja seperti Ireneus dari Lyon dan Hippolytus menulis secara rinci untuk membantah ajaran-ajaran Basilides dan menegaskan ortodoksi Kristen.
9. Penolakan terhadap Inkarnasi
Gnostisisme, termasuk ajaran Basilides, sering menolak doktrin inkarnasi, yaitu bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Mereka percaya bahwa Kristus hanya muncul dalam bentuk ilahi dan tidak benar-benar menjadi manusia.
10. Doketisme dalam Ajaran Basilides
Basilides juga mendukung doketisme, yaitu pandangan bahwa Yesus tidak benar-benar menderita di kayu salib. Sebaliknya, ia mengajarkan bahwa seseorang lain, seperti Simon dari Kirene, disamarkan sebagai Yesus dan disalibkan menggantikannya.
11. Pandangan Tentang Kejahatan
Basilides memiliki pandangan unik tentang kejahatan. Dia mengajarkan bahwa kejahatan adalah hasil dari keterpisahan manusia dari dunia spiritual. Dunia materi dianggap sebagai penjara bagi jiwa manusia.
12. Relevansi Sejarah
Meskipun dianggap sesat oleh Gereja Kristen, ajaran Basilides dan Gnostisisme menjadi salah satu tantangan besar bagi Gereja pada masa itu. Diskusi dan penolakan terhadap ajaran ini membantu Gereja menyusun dan memperjelas doktrin-doktrin teologisnya.
13. Penemuan Manuskrip Gnostik
Pada abad ke-20, ditemukan naskah-naskah kuno seperti Codex Nag Hammadi, yang memberikan wawasan baru tentang ajaran Gnostik. Naskah-naskah ini mengungkapkan lebih banyak tentang pandangan dunia dan ajaran spiritual mereka.
14. Pandangan Teologi Modern
Banyak teolog modern menganggap Gnostisisme sebagai respons terhadap tantangan intelektual dan spiritual pada abad pertama dan kedua. Namun, mereka juga mengakui bahwa Gnostisisme menyimpang jauh dari ajaran Yesus seperti yang diajarkan oleh para rasul.
15. Ajaran Basilides dan Platonisme
Filosofi Gnostik sering dipengaruhi oleh Platonisme, terutama dalam konsep dualisme dan pencarian kebenaran ilahi. Basilides juga mengadopsi banyak elemen dari tradisi filsafat Yunani.
16. Apakah Gnostisisme Valid?
Validitas ajaran Gnostik dan Basilides sangat bergantung pada perspektif. Bagi penganutnya, ajaran ini adalah jalan menuju pencerahan spiritual. Namun, dari sudut pandang Kekristenan ortodoks, ajaran ini adalah penyimpangan teologis yang tidak sesuai dengan Injil.
17. Pengaruh Gnostisisme Masa Kini
Meskipun Gnostisisme sebagai gerakan tidak lagi dominan, ide-ide Gnostik masih dapat ditemukan dalam beberapa gerakan spiritual modern, termasuk New Age dan filsafat esoteris.
18. Perspektif Kristen
Gnostisisme bertentangan dengan inti ajaran Kristen, yang menekankan kasih karunia Allah, pengampunan dosa melalui salib Kristus, dan kebangkitan tubuh dalam dunia baru yang ditebus.
19. Evaluasi Filosofis
Secara filosofis, ajaran Gnostik dapat menarik karena menawarkan jawaban atas masalah kejahatan dan penderitaan. Namun, pendekatan dualistik mereka sering dianggap terlalu pesimis dan tidak menawarkan harapan nyata.
20. Kesimpulan
Paham Gnostik dan ajaran Basilides adalah bagian dari sejarah pemikiran religius yang kompleks. Meskipun menarik untuk dipelajari, mereka tidak diakui sebagai valid dalam konteks Kekristenan ortodoks karena menyimpang dari ajaran Alkitab dan tradisi gereja. Pandangan mereka tentang keselamatan, penciptaan, dan sifat Allah jauh berbeda dari apa yang diyakini oleh umat Kristen tradisional.
0 Komentar