Khotbah di Bukit Zaitun, yang juga dikenal sebagai Khotbah di Bukit, adalah salah satu bagian paling terkenal dari ajaran Yesus yang tercatat dalam Injil Matius, pasal 5 hingga 7. Khotbah ini disampaikan oleh Yesus kepada para murid-Nya dan kerumunan orang yang mengikuti-Nya, di sebuah bukit dekat Laut Galilea, yang juga dikenal sebagai Bukit Zaitun. Khotbah ini berisi ajaran moral dan spiritual yang mendalam, yang mencakup berbagai topik, termasuk kebahagiaan, hukum Tuhan, hidup yang benar, dan bagaimana menjadi garam dan terang dunia. Berikut adalah beberapa bagian utama dari Khotbah di Bukit:
1. Sermon on the Mount - Sabda Bahagia (Mat. 5:3-12)
Yesus memulai khotbah-Nya dengan mengucapkan delapan berkat yang dikenal sebagai "Sabda Bahagia." Ini adalah gambaran tentang siapa yang diberkati di hadapan Tuhan:
- Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga.
- Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
- Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
- Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
- Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan disayangani.
- Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
- Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
- Berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran, karena mereka memiliki Kerajaan Surga.
2. Garam dan Terang Dunia (Mat. 5:13-16)
Yesus mengajarkan kepada murid-Nya bahwa mereka adalah garam dunia dan terang dunia. Garam berfungsi sebagai pengawet dan memberi rasa, sedangkan terang menerangi kegelapan. Yesus mengingatkan mereka untuk hidup dengan cara yang menunjukkan kasih Allah, tidak tersembunyi, dan menjadi teladan bagi orang lain.
3. Yesus Memenuhi Hukum (Mat. 5:17-20)
Yesus menegaskan bahwa Ia tidak datang untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi untuk menggenapinya. Hukum Tuhan adalah dasar hidup yang harus dihormati dan dijalankan dengan sepenuh hati. Ia mengajarkan bahwa hidup yang benar tidak hanya dari tindakan lahiriah, tetapi juga dari sikap hati yang benar.
4. Ajaran tentang Kemarahan, Percakapan, dan Kekerasan (Mat. 5:21-26)
Yesus mengajarkan bahwa membenci sesama atau marah terhadap seseorang sama dengan membunuh. Ia menekankan pentingnya berdamai dengan sesama, bahkan sebelum mempersembahkan persembahan kepada Tuhan. Jika seseorang berselisih dengan sesama, hendaklah mereka berusaha untuk berdamai.
5. Ajaran tentang Perzinahan dan Perceraian (Mat. 5:27-32)
Yesus mengajarkan bahwa memandang seseorang dengan nafsu sudah termasuk berzinah dalam hati. Ia menekankan pentingnya kesucian dalam hubungan perkawinan dan menyatakan bahwa perceraian hanya diperbolehkan dalam kasus ketidaksetiaan.
6. Mengasihi Musuh (Mat. 5:43-48)
Salah satu ajaran yang paling mencolok adalah tentang mengasihi musuh. Yesus mengajarkan agar kita tidak hanya mengasihi teman-teman kita, tetapi juga musuh kita. Ini adalah cerminan dari kasih Allah yang tidak memandang siapa yang layak diterima, tetapi mengasihi semua orang tanpa syarat.
7. Doa dan Kebajikan (Mat. 6:1-18)
Yesus mengajarkan tentang pentingnya melakukan kebaikan dan berdoa dengan tulus, bukan untuk dilihat orang. Dalam hal doa, Yesus memberi contoh doa Bapa Kami, yang mengajarkan kita untuk memuliakan nama Allah, meminta kebutuhan sehari-hari, memohon pengampunan dosa, dan meminta perlindungan dari godaan.
8. Kekhawatiran dan Ketergantungan pada Tuhan (Mat. 6:25-34)
Yesus mengingatkan kita untuk tidak khawatir tentang kebutuhan hidup sehari-hari seperti makanan dan pakaian. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan dan akan memberikan yang terbaik bagi kita. Fokuslah untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka segala sesuatu akan ditambahkan kepada kita.
9. Jangan Menghakimi (Mat. 7:1-6)
Yesus mengajarkan bahwa kita tidak boleh menghakimi orang lain, karena dengan ukuran yang kita pakai untuk menghakimi, kita juga akan dihakimi. Sebelum menilai orang lain, kita harus melihat kekurangan kita sendiri.
10. Meminta dan Menerima (Mat. 7:7-11)
Yesus mengajarkan kita untuk terus berdoa dan meminta kepada Tuhan dengan iman, karena Tuhan yang baik pasti akan memberikan apa yang kita perlukan. Seperti seorang ayah yang baik memberikan yang baik kepada anaknya, demikian juga Tuhan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta dengan tulus.
11. Pintu yang Sempit (Mat. 7:13-14)
Yesus mengingatkan bahwa jalan menuju kehidupan adalah sempit dan penuh tantangan, sementara jalan menuju kebinasaan adalah lebar dan mudah. Kita diajak untuk memilih jalan yang sempit yang membawa kepada kehidupan.
12. Mengenali Buah dari Pohon (Mat. 7:15-20)
Yesus mengajarkan bahwa kita dapat mengenali orang yang benar melalui buah yang mereka hasilkan. Pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, dan pohon yang buruk menghasilkan buah yang buruk. Ajaran yang benar akan menghasilkan kehidupan yang baik.
13. Pembangunan Rumah di Atas Batu Karang (Mat. 7:24-27)
Yesus mengakhiri khotbah-Nya dengan perumpamaan tentang rumah yang dibangun di atas batu karang versus rumah yang dibangun di atas pasir. Rumah yang dibangun di atas batu karang tetap kokoh meski diterpa angin dan hujan, sementara rumah yang dibangun di atas pasir akan roboh. Ini menunjukkan pentingnya mendengarkan dan melaksanakan ajaran Yesus dalam hidup kita.
Kesimpulan
Khotbah di Bukit mengajarkan nilai-nilai hidup yang sangat mendalam dan relevan bagi setiap orang yang ingin mengikut Yesus. Yesus menekankan hidup yang penuh kasih, kebenaran, dan kerendahan hati. Ajaran-Nya mengubah pandangan kita tentang hidup, mengajak kita untuk lebih mencintai sesama, memaafkan, hidup dalam ketergantungan kepada Tuhan, dan mengejar kehidupan yang lebih luhur.
0 Komentar