SEJARAH GEREJA LUTHERAN



I. Latar Belakang Gereja Lutheran

1. Situasi Gereja Katolik pada Abad ke-16

Sebelum Reformasi, Gereja Katolik Roma adalah institusi dominan di Eropa, tetapi mengalami banyak masalah:

  • Penyalahgunaan Kekuasaan: Pejabat gereja sering kali menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
  • Indulgensi: Penjualan surat indulgensi, yang dijanjikan dapat mengurangi hukuman dosa di api penyucian, menjadi sumber utama pendapatan gereja.
  • Kurangnya Pendidikan: Banyak imam kurang terlatih, sehingga umat kehilangan bimbingan rohani yang benar.

2. Kehidupan Martin Luther

Martin Luther lahir pada 10 November 1483 di Eisleben, Jerman. Ia masuk biara Augustinian pada tahun 1505 setelah selamat dari badai hebat dan bernazar kepada Allah. Sebagai biarawan, Luther mempelajari Alkitab secara mendalam dan menjadi dosen di Universitas Wittenberg.

Luther mengalami konflik batin tentang dosa dan keselamatan. Melalui studi Alkitab, khususnya Kitab Roma 1:17 (orang benar akan hidup oleh iman), ia menyadari bahwa keselamatan adalah anugerah Allah melalui iman, bukan perbuatan baik.


II. Awal Reformasi Lutheran

1. 95 Tesis (1517)

Pada 31 Oktober 1517, Luther menulis 95 Tesis dan memakukannya di pintu Gereja Kastil Wittenberg. Tesis ini:

  • Menyerang praktik penjualan indulgensi.
  • Menekankan bahwa keselamatan hanya diperoleh melalui iman (sola fide).
  • Menyatakan bahwa Alkitab adalah satu-satunya otoritas tertinggi dalam agama (sola scriptura).

2. Konflik dengan Gereja Katolik

Reaksi Gereja Katolik sangat keras. Paus Leo X mengeluarkan bulla kepausan Exsurge Domine (1520), memerintahkan Luther menarik ajarannya. Luther membakar surat itu di depan umum, menandai pemutusan hubungan dengan Roma. Pada tahun 1521, Luther diadili di Diet Worms, tetapi ia menolak menarik pernyataannya dengan berkata:
"Di sini aku berdiri. Aku tidak dapat melakukan yang lain."

3. Penerjemahan Alkitab

Setelah dikucilkan, Luther bersembunyi di Kastil Wartburg. Di sana, ia menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jerman, menjadikan Alkitab lebih mudah diakses oleh orang biasa.


III. Pembentukan Gereja Lutheran

1. Ajaran Dasar Lutheran

Lutheranisme dirumuskan dalam tiga prinsip utama:

  • Sola Scriptura: Alkitab adalah otoritas tertinggi.
  • Sola Fide: Keselamatan hanya melalui iman.
  • Sola Gratia: Keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia.

Ajaran ini dirangkum dalam:

  • Pengakuan Augsburg (1530), ditulis oleh Philipp Melanchthon.
  • Kitab Konkord (1580), yang mencakup dokumen-dokumen kunci Lutheran.

2. Liturgi dan Praktik Gereja Lutheran

Meskipun reformasi, Gereja Lutheran mempertahankan beberapa tradisi Katolik, seperti:

  • Liturgi sakramental, termasuk Baptisan dan Perjamuan Kudus.
  • Penggunaan musik dalam ibadah, termasuk himne yang ditulis oleh Luther, seperti A Mighty Fortress Is Our God.

3. Konflik Agama di Eropa

Reformasi menyebabkan perang antara Protestan dan Katolik, seperti:

  • Perang Schmalkaldic (1546–1547): Konflik antara Lutheran dan Kekaisaran Romawi Suci.
  • Perang Tiga Puluh Tahun (1618–1648): Konflik besar antara Protestan dan Katolik di Eropa.

Perdamaian Westphalia (1648) mengakui Lutheranisme sebagai agama yang sah di Jerman.


IV. Penyebaran Gereja Lutheran

1. Di Eropa

  • Jerman: Lutheranisme menjadi agama mayoritas di Jerman Utara.
  • Skandinavia: Negara-negara seperti Denmark, Norwegia, dan Swedia mengadopsi Lutheranisme sebagai agama resmi.
  • Baltik dan Eropa Timur: Wilayah Latvia, Estonia, dan beberapa bagian Polandia juga menerima ajaran Lutheran.

2. Di Amerika Utara

Imigran dari Jerman dan Skandinavia membawa Lutheranisme ke Amerika Serikat pada abad ke-17 dan 18. Mereka mendirikan beberapa sinode besar, termasuk:

  • Evangelical Lutheran Church in America (ELCA).
  • Lutheran Church-Missouri Synod (LCMS).

3. Di Asia dan Afrika

Lutheranisme diperkenalkan melalui misi Protestan. Di Indonesia, misionaris Jerman seperti Ludwig Ingwer Nommensen menginjili suku Batak dan mendirikan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), yang menjadi gereja Lutheran terbesar di Indonesia.


V. Pengaruh Gereja Lutheran

1. Teologi

Lutheranisme memengaruhi doktrin banyak denominasi Protestan lainnya, seperti Reformasi Calvinis dan Anglikanisme.

2. Pendidikan dan Seni

  • Pendidikan: Luther menekankan pentingnya pendidikan untuk semua orang, sehingga mendukung pendirian sekolah dan universitas.
  • Musik: Himne-himne Lutheran menjadi bagian penting dari ibadah Kristen. Johann Sebastian Bach, salah satu komponis terbesar dalam sejarah, adalah seorang Lutheran yang karyanya sangat dipengaruhi oleh iman.

3. Sosial dan Politik

Lutheranisme mendorong pembentukan masyarakat yang berfokus pada tanggung jawab pribadi dan kesejahteraan komunitas.


VI. Gereja Lutheran Masa Kini

1. Jumlah Anggota

Gereja Lutheran saat ini memiliki lebih dari 80 juta anggota di seluruh dunia, tersebar di Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia.

2. Dialog Ekumenis

Gereja Lutheran aktif dalam dialog dengan denominasi Kristen lainnya, seperti Katolik dan Ortodoks, melalui organisasi seperti Lutheran World Federation (LWF).

3. Di Indonesia

Lutheranisme hadir melalui gereja-gereja seperti:

  • Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).
  • Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS).
  • Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA).

Gereja Lutheran tetap berpegang pada ajaran Martin Luther, yakni bahwa keselamatan adalah anugerah Allah melalui iman kepada Yesus Kristus, sambil terus berkembang menghadapi tantangan dunia modern.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama