SEJARAH MAKAM BASILIKA SANTO PETRUS


Sejarah makam Basilika Santo Petrus, yang mencakup lima tahap penting dalam perkembangan situs suci ini:


1. Kematian dan Pemakaman Santo Petrus

Santo Petrus, salah satu dari dua belas rasul Yesus dan tokoh sentral dalam Gereja Kristen awal, diyakini wafat sebagai martir di Roma sekitar tahun 64 Masehi selama masa pemerintahan Kaisar Nero. Menurut tradisi, ia disalibkan dengan kepala di bawah atas permintaannya sendiri, karena merasa tidak layak mati seperti Gurunya. Tempat kematiannya diyakini berada di dekat Circus of Nero, sebuah arena hiburan Romawi yang terletak di Bukit Vatikan.

Setelah kematiannya, jenazah Petrus dimakamkan di sebuah kuburan sederhana di lereng selatan Bukit Vatikan, dekat dengan Via Cornelia, sebuah jalan Romawi kuno. Area ini merupakan bagian dari nekropolis (kota makam) yang digunakan oleh masyarakat Romawi untuk pemakaman. Makam Petrus menjadi tempat ziarah bagi umat Kristen awal, yang sering kali berdoa di sana meskipun dalam kondisi penganiayaan.


2. Pembangunan Basilika Konstantinus

Setelah pengakuan resmi agama Kristen oleh Kaisar Konstantinus Agung melalui Edik Milan pada tahun 313 M, pembangunan gereja-gereja besar dimulai di seluruh Kekaisaran Romawi. Salah satu proyek paling signifikan adalah pembangunan basilika di atas makam Santo Petrus.

Antara tahun 320 hingga 327 M, Kaisar Konstantinus memerintahkan pembangunan Basilika Santo Petrus pertama di atas situs pemakaman Petrus. Untuk membangun basilika ini, sebagian besar Bukit Vatikan diratakan, dan nekropolis yang ada sebagian besar ditimbun. Altar utama basilika dirancang untuk berada tepat di atas makam Petrus, menandakan pentingnya tempat tersebut sebagai pusat spiritual.

Basilika Konstantinus menjadi tempat ziarah utama bagi umat Kristen dan simbol kemenangan agama Kristen atas penganiayaan sebelumnya. Struktur ini berdiri selama lebih dari seribu tahun sebelum akhirnya digantikan oleh basilika yang lebih besar pada abad ke-16.


3. Penggalian Arkeologis dan Penemuan Makam

Pada tahun 1939, setelah wafatnya Paus Pius XI, dilakukan penggalian untuk membangun makamnya di bawah Basilika Santo Petrus. Penggalian ini mengungkapkan bagian dari nekropolis Romawi kuno yang telah lama terlupakan. Selama penggalian yang berlangsung hingga tahun 1949, ditemukan berbagai makam dan struktur, termasuk sebuah aedicula (struktur kecil seperti kuil) yang diyakini dibangun pada pertengahan abad ke-2 M sebagai penanda makam Petrus.Wikipedia

Salah satu penemuan penting adalah dinding dengan grafiti Yunani yang bertuliskan "Petros eni," yang berarti "Petrus ada di sini." Selain itu, ditemukan pula sisa-sisa tulang manusia yang, setelah analisis, diyakini milik seorang pria berusia sekitar 60 hingga 70 tahun. Pada tahun 1968, Paus Paulus VI mengumumkan bahwa tulang-tulang tersebut diyakini sebagai relikui Santo Petrus, meskipun beberapa ahli tetap skeptis terhadap klaim ini.Wikipedia


4. Pembangunan Basilika Baru dan Peran Arsitek Terkemuka

Pada awal abad ke-16, kondisi Basilika Konstantinus mulai memburuk. Paus Julius II memutuskan untuk membangun basilika baru yang lebih megah. Pembangunan dimulai pada tahun 1506 dan melibatkan arsitek-arsitek terkenal seperti Donato Bramante, Michelangelo, Carlo Maderno, dan Gian Lorenzo Bernini.architecturaldigest.com

Michelangelo, yang mengambil alih proyek pada tahun 1547, merancang kubah besar yang menjadi salah satu ciri khas basilika. Bernini kemudian menambahkan Baldacchino, sebuah kanopi perunggu besar di atas altar utama, yang menandai lokasi makam Petrus di bawahnya. Basilika baru ini diselesaikan pada tahun 1626 dan menjadi salah satu bangunan paling ikonik di dunia.dailytelegraph.com.au


5. Makna Spiritual dan Ziarah

Makam Santo Petrus, yang terletak di bawah altar utama Basilika Santo Petrus, menjadi salah satu tempat ziarah paling penting bagi umat Katolik. Setiap tahun, jutaan peziarah dari seluruh dunia datang untuk berdoa di dekat makam rasul pertama dan pemimpin pertama Gereja Katolik ini.

Basilika Santo Petrus tidak hanya menjadi pusat spiritual, tetapi juga simbol kontinuitas dan warisan Gereja Katolik. Keberadaan makam Petrus di bawah basilika menegaskan hubungan langsung antara kepausan saat ini dengan para rasul awal. Selain itu, basilika ini juga menjadi tempat berbagai perayaan liturgi penting dan acara keagamaan yang dipimpin oleh Paus.


Dengan sejarah yang kaya dan signifikansi spiritual yang mendalam, makam Basilika Santo Petrus tetap menjadi pusat iman dan devosi bagi umat Katolik di seluruh dunia.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama