1) Dasar Alkitab
Perkataan Yesus ini terdapat dalam Matius 7:1–5:
“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi; dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
2) Apa Arti Menghakimi?
Menghakimi di sini bukan sekadar menilai benar-salah, tetapi:
-
Menghukum orang lain seolah-olah kita hakim tertinggi.
-
Mengkritik dengan sikap sombong, tanpa kasih dan belas kasihan.
-
Mengambil posisi Allah, padahal hanya Dia yang berhak menghakimi (Yakobus 4:12).
Jadi, yang Yesus larang adalah sikap hati yang cepat menuduh, mencela, dan merasa diri lebih benar.
3) Perbedaan “Menilai” dan “Menghakimi”
Yesus tidak melarang kita menilai perbuatan (discernment). Dalam Yohanes 7:24, Yesus berkata:
“Jangan menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil.”
Artinya:
-
Kita boleh menilai perbuatan (misalnya: mencuri itu salah, dusta itu dosa).
-
Tapi kita tidak boleh menghakimi hati/motif dan nasib kekal seseorang — hanya Tuhan yang tahu.
Contoh:
-
✅ Benar: “Perbuatan itu tidak sesuai dengan firman Tuhan.”
-
❌ Salah: “Kamu pasti masuk neraka karena perbuatan itu.”
4) Mengapa Jangan Menghakimi?
-
Karena kita juga berdosa → Kita pun punya “balok” dalam mata kita. Orang yang menghakimi lupa akan kelemahannya sendiri.
-
Karena kita akan dihakimi dengan ukuran yang sama → Jika kita keras dan tidak berbelas kasih, Allah pun akan mengukur kita dengan ukuran itu.
-
Karena hanya Allah hakim yang adil (Roma 14:10–12).
-
Karena menghakimi bisa melukai sesama dan membuat mereka semakin jauh dari Tuhan.
5) Ilustrasi Selumbar dan Balok
Yesus memakai ilustrasi:
-
Selumbar = kesalahan kecil orang lain.
-
Balok = dosa besar dalam diri kita.
Artinya:
-
Kita sering lebih cepat melihat kesalahan kecil orang lain daripada menyadari dosa besar dalam diri sendiri.
-
Kita perlu mengoreksi diri dahulu sebelum menegur orang lain.
6) Aplikasi dalam Hidup
a. Dalam keluarga
Jangan cepat menuduh pasangan, anak, atau orang tua tanpa melihat diri sendiri. Tanyakan: “Apakah aku juga melakukan hal yang sama?”
b. Dalam pekerjaan/sekolah
Daripada menyalahkan rekan atau murid, belajarlah memberi solusi. Kritik boleh, tetapi dengan sikap membangun.
c. Dalam gereja
Hindari sikap rohani yang merasa diri paling benar, lalu merendahkan orang lain. Ingat, gereja adalah tempat orang berdosa yang sedang dipulihkan, bukan kumpulan orang sempurna.
d. Dalam media sosial
Jangan mudah mengomentari hidup orang lain dengan sinis atau kasar. Ingat, kita tidak tahu seluruh kisah hidupnya.
7) Bagaimana Bersikap yang Benar?
-
Periksa diri sendiri lebih dulu → introspeksi, minta Roh Kudus menyelidiki hati (Mzm 139:23–24).
-
Tegur dengan kasih → Jika memang harus menegur, lakukan dengan tujuan membangun, bukan menjatuhkan (Galatia 6:1).
-
Berbelas kasih → Ingat bahwa kita juga pernah jatuh dalam dosa.
-
Doakan orang lain → Doa lebih kuat daripada kritikan kosong.
-
Serahkan penghakiman kepada Tuhan → Roma 12:19: “Pembalasan adalah hak-Ku, Aku akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.”
8) Teladan Yesus
Yesus sendiri tidak datang untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya (Yoh 3:17).
-
Kepada perempuan yang berzinah, Yesus berkata: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi.” (Yoh 8:11).
-
Yesus menegur dosa, tetapi dengan kasih yang menuntun kepada pertobatan, bukan penghinaan.
9) Kesimpulan
Ajaran Yesus “Jangan menghakimi supaya kamu tidak dihakimi” mengajarkan kita:
-
Kerendahan hati: sadar kita juga orang berdosa.
-
Kasih: lebih baik menolong orang bangkit daripada merendahkannya.
-
Kejujuran: akui kelemahan sendiri sebelum menegur orang lain.
-
Percaya kepada Allah: hanya Dia Hakim yang adil.
Dengan demikian, hidup kita akan memancarkan kasih Kristus, bukan menjadi batu sandungan.
0 Komentar