Advertisement

Responsive Advertisement

KASIHILAH TUHAN ALLAH DAN SESAMAMU MANUSIA



1. Latar Belakang Ajaran

Ketika orang Farisi dan ahli Taurat bertanya kepada Yesus tentang hukum yang paling utama, Yesus menjawab dengan mengutip Shema Israel dari Ulangan 6:5:

“Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu.”

Yesus menambahkan satu hukum kedua dari Imamat 19:18:

“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Dengan demikian, Yesus menegaskan bahwa seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi bergantung pada dua hukum kasih ini (Matius 22:40). Jadi, seluruh ajaran Perjanjian Lama yang begitu banyak, intinya dirangkum menjadi kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama.


2. Kasihilah Tuhan Allah

a. Apa artinya?

Mengasihi Tuhan berarti:

  • Segenap hati → kasih yang tulus, tanpa bercabang, penuh kerinduan kepada Tuhan. Hati adalah pusat perasaan dan kemauan.

  • Segenap jiwa → hidup kita seluruhnya, termasuk emosi, karakter, dan identitas, dipersembahkan untuk Allah.

  • Segenap akal budi → pikiran kita diarahkan untuk memahami kebenaran firman-Nya, merenungkan kehendak-Nya, dan menggunakannya untuk memuliakan Tuhan.

  • Segenap kekuatan (menurut Markus 12:30) → tenaga, waktu, dan sumber daya kita dipakai untuk melayani Tuhan.

b. Bagaimana mengasihi Tuhan?

  • Menjadikan Dia prioritas utama, bukan uang, kedudukan, atau diri sendiri.

  • Hidup taat kepada firman-Nya (Yohanes 14:15: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”).

  • Mengutamakan doa, pujian, dan penyembahan sebagai bentuk relasi dengan Tuhan.

  • Menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.


3. Kasihilah Sesamamu Manusia

a. Siapa sesama kita?

Yesus menjawab melalui perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati (Lukas 10:25–37).

  • Sesama bukan hanya keluarga, teman, atau orang yang seiman.

  • Sesama adalah siapa saja yang Tuhan tempatkan di sekitar kita dan membutuhkan kasih kita, bahkan musuh sekalipun.

b. Wujud kasih kepada sesama

  • Tidak berbuat jahat (Roma 13:10: “Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia”).

  • Menolong yang lemah – memberi makanan, pakaian, atau penghiburan (Matius 25:35–36).

  • Mengampuni meski disakiti, sebagaimana Kristus sudah mengampuni kita (Efesus 4:32).

  • Mengasihi musuh – Yesus berkata: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Matius 5:44).


4. Hubungan Kasih kepada Allah dan Sesama

Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama tidak bisa dipisahkan.

  • Yohanes menulis: “Barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya” (1 Yohanes 4:20).

  • Artinya, kasih kepada Allah terbukti melalui kasih kepada sesama.

  • Kasih kepada sesama berakar dari kasih Allah kepada kita terlebih dahulu (1 Yohanes 4:19).

Bayangkan bentuk salib:

  • Tiang tegak menunjuk ke atas → hubungan kita dengan Tuhan.

  • Tiang mendatar merentang ke samping → hubungan kita dengan sesama manusia.
    Salib menjadi lambang sempurna bagaimana kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama bersatu dalam karya Kristus.


5. Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Dalam keluarga → menghormati orang tua, mendidik anak dengan kasih, dan saling mendukung dalam rumah tangga.

  2. Dalam pekerjaan/sekolah → bekerja jujur, tidak curang, menghargai rekan, dan membantu yang kesulitan.

  3. Dalam pelayanan → mengutamakan Tuhan, bukan mencari pujian, serta melayani dengan kerendahan hati.

  4. Dalam masyarakat → peduli pada orang miskin, korban bencana, orang sakit, atau siapa pun yang menderita.

  5. Dalam relasi pribadi → memberi maaf, menahan amarah, dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.


6. Kesimpulan

Ajaran Yesus tentang “Kasihilah Tuhan Allah dan Sesamamu Manusia” adalah fondasi kehidupan Kristen.

  • Tanpa kasih, iman kita tidak berarti (1 Korintus 13:2).

  • Mengasihi Tuhan mengubah hati kita, sehingga kita mampu mengasihi sesama.

  • Kasih inilah yang membuat orang Kristen berbeda: bukan hanya pintar berteori, tetapi hidup nyata dalam kasih.

Yesus Kristus sendiri telah memberi teladan sempurna:

  • Ia mengasihi Bapa dengan ketaatan sampai mati di kayu salib.

  • Ia mengasihi manusia dengan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan.

Oleh karena itu, tugas kita sebagai murid Kristus adalah hidup dalam kasih yang utuh: kepada Allah dan kepada sesama.


✝️ Jadi, hukum kasih ini bukan sekadar perintah, tetapi jalan hidup orang percaya. Barangsiapa hidup dalam kasih, ia tinggal di dalam Allah, dan Allah tinggal di dalam dia (1 Yohanes 4:16).

Posting Komentar

0 Komentar