📖 1 Timotius 6:10 (TB)
“Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
🌿 I. Latar Belakang Konteks Ayat
Surat 1 Timotius ditulis oleh Rasul Paulus kepada muridnya, Timotius, yang melayani di jemaat Efesus.
Pada masa itu, muncul banyak guru palsu yang mengajarkan bahwa ketaatan kepada Tuhan adalah sarana untuk memperoleh keuntungan materi.
Paulus menegur pandangan yang salah ini dan menasihati Timotius agar mengingatkan jemaat bahwa tujuan iman bukanlah kekayaan duniawi, tetapi kesalehan dan kepuasan rohani.
Karena itu, dalam 1 Timotius 6:6–10, Paulus membandingkan dua cara hidup:
-
Hidup yang mengejar uang (mencintai dunia), dan
-
Hidup yang mengejar kesalehan dan rasa cukup (mencintai Tuhan).
💰 II. Makna Frasa Demi Frasa
1️⃣ “Akar segala kejahatan ialah cinta uang”
Frasa ini sering disalahpahami.
Paulus tidak mengatakan bahwa uang itu jahat, tetapi “cinta akan uang” atau ketamakan (greed) yang merupakan akar dari berbagai bentuk dosa.
➡️ Makna rohaninya:
“Cinta uang” berarti menempatkan uang di atas Tuhan — menjadikannya pusat kehidupan, sumber rasa aman, dan ukuran nilai diri.
Ketika uang menjadi “tuan,” manusia mulai melakukan apa saja untuk memilikinya: menipu, mencuri, menindas, bahkan membunuh.
Dari sinilah muncul berbagai kejahatan sosial dan moral.
🔹 Contoh Alkitabiah:
-
Yudas Iskariot menjual Yesus demi tiga puluh keping perak (Matius 26:15).
-
Ananias dan Safira menipu jemaat demi uang (Kisah Para Rasul 5:1–11).
-
Gehazi, pelayan Elisa, berbohong untuk mendapatkan hadiah dari Naaman (2 Raja-raja 5:20–27).
Semua kisah ini menunjukkan bahwa cinta uang menumbuhkan dosa dan menghancurkan jiwa.
2️⃣ “Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman”
Kata memburu (Yunani: oregomai) berarti mengejar dengan ambisi yang kuat.
Paulus memperingatkan bahwa keinginan tak terkendali terhadap kekayaan dapat membuat orang menyimpang dari iman, artinya meninggalkan kasih kepada Tuhan demi kepentingan pribadi.
➡️ Aplikasi rohani:
-
Banyak orang mengorbankan waktu doa, ibadah, dan pelayanan karena sibuk mengejar uang.
-
Ada yang mengkompromikan nilai-nilai kebenaran demi keuntungan cepat.
-
Ada pula yang menilai keberhasilan rohani dari harta, bukan kesetiaan kepada Tuhan.
Yesus sendiri berkata:
“Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” — Matius 6:24
Orang yang hatinya dikuasai oleh cinta uang tidak dapat sepenuhnya mengasihi Allah, sebab hatinya terpecah dua.
3️⃣ “Dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka”
Kata “menyiksa” (Yunani: periepeiran) menggambarkan seseorang yang menikam dirinya sendiri dengan penderitaan batin akibat keserakahan.
Cinta uang menimbulkan rasa bersalah, kekhawatiran, dan kehilangan damai sejahtera.
➡️ Duka yang dimaksud bisa berupa:
-
Kekosongan batin: karena tidak ada jumlah uang yang pernah cukup.
-
Kehancuran relasi: keluarga pecah karena harta.
-
Ketakutan kehilangan: hidup penuh kecemasan menjaga kekayaan.
-
Penyesalan moral: setelah sadar bahwa uang tak dapat membeli keselamatan.
Uang memberi kesenangan sementara, tetapi tidak pernah memberi sukacita sejati yang hanya berasal dari Tuhan.
🌺 III. Pesan Moral dan Teologis
1️⃣ Uang hanyalah alat, bukan tujuan.
Kekayaan bisa dipakai untuk memberkati, melayani, dan menolong. Tetapi ketika menjadi tujuan utama, ia berubah menjadi berhala.
2️⃣ Kepuasan sejati bukan dari harta, melainkan dari hati yang bersyukur.
“Ibadah disertai rasa cukup memberi keuntungan besar.” — 1 Timotius 6:6
3️⃣ Iman lebih berharga daripada emas.
Kekayaan dunia akan lenyap, tetapi iman kepada Kristus membawa hidup kekal.
4️⃣ Ketamakan memutus hubungan dengan Tuhan dan sesama.
Cinta uang menjauhkan manusia dari kasih, keadilan, dan belas kasih.
✝️ IV. Refleksi Rohani
Mari kita bertanya pada diri sendiri:
-
Apakah saya bekerja demi kemuliaan Tuhan atau demi kekayaan pribadi?
-
Apakah saya merasa aman karena Tuhan, atau karena saldo tabungan saya?
-
Apakah saya rela memberi untuk menolong sesama?
Jika uang menjadi pusat hidup kita, cepat atau lambat kita akan kehilangan damai sejahtera. Tetapi jika Tuhan menjadi pusatnya, uang akan menjadi berkat, bukan beban.
🙏 V. Penerapan dalam Kehidupan
💡 Sebagai orang percaya:
-
Bekerjalah dengan jujur dan rajin, tetapi jangan tamak.
-
Belajarlah memberi — sebab memberi mematahkan kuasa cinta uang.
-
Syukuri berkat kecil, karena kesetiaan dalam hal kecil mendatangkan berkat besar.
-
Utamakan Tuhan dalam keputusan finansial apa pun.
-
Ingat bahwa uang tidak dapat membeli sukacita, damai, dan keselamatan.
🌤️ Kesimpulan Akhir
1 Timotius 6:10 adalah peringatan yang kuat agar umat Tuhan tidak diperbudak oleh materi.
Cinta akan uang adalah akar dari banyak kejahatan karena menumbuhkan dosa, mematikan iman, dan mencuri kedamaian hati.
Tuhan menghendaki kita mengasihi-Nya di atas segalanya, memakai harta dengan bijaksana, dan hidup dalam rasa cukup.
Karena hanya ketika hati kita bebas dari ketamakan, kita dapat berkata seperti pemazmur:
“Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.” — Mazmur 23:1


0 Komentar