Advertisement

Responsive Advertisement

KAJIAN HISTORIS: CATATAN CORNELIUS TACITUS DAN FLAVIUS YOSEFUS BAHWA YESUS DISALIB

 


📚 KAJIAN HISTORIS: CATATAN CORNELIUS TACITUS DAN FLAVIUS YOSEFUS BAHWA YESUS DISALIB


I. Pendahuluan

Pembahasan mengenai keberadaan historis Yesus Kristus telah menjadi topik penting dalam studi sejarah dan teologi selama berabad-abad. Meskipun Injil menjadi sumber utama bagi orang Kristen, para sejarawan modern juga mencari sumber-sumber eksternal (non-Kristen) yang dapat memperkuat fakta historis tentang kehidupan dan kematian Yesus.

Dua di antara sumber non-Kristen paling signifikan adalah tulisan:

  1. Cornelius Tacitus, seorang sejarawan Romawi abad pertama, dan

  2. Flavius Yosefus (Josephus), seorang sejarawan Yahudi yang hidup sezaman dengan para rasul.

Keduanya bukan pengikut Kristus, tetapi menulis catatan sekuler yang mendukung fakta sejarah penyaliban Yesus. Kajian ini akan menelusuri konteks sejarah, isi teks, keotentikan, serta makna historis dari kedua sumber tersebut.


II. Cornelius Tacitus (56–120 M)

A. Latar Belakang Penulis

Cornelius Tacitus adalah salah satu sejarawan terbesar Kekaisaran Romawi. Ia pernah menjabat sebagai senator, gubernur provinsi Asia, dan merupakan anggota elite pemerintahan pada masa kaisar Trajan dan Hadrian.

Karya utamanya yang terkenal adalah:

  • Annales (Annals), yang mencatat sejarah Romawi dari masa Kaisar Tiberius hingga Nero, dan

  • Historiae (Histories), yang mengisahkan pergolakan politik setelah kematian Nero.

Tacitus dikenal sebagai penulis objektif, skeptis terhadap agama, dan sangat kritis terhadap kekuasaan, sehingga kesaksiannya tentang Yesus tidak dapat dianggap sebagai propaganda Kristen.


B. Isi Catatan dalam Annals XV:44

Dalam bagian Annals XV:44, Tacitus menulis tentang kebakaran besar Roma tahun 64 M di masa Kaisar Nero. Untuk menutupi kesalahannya, Nero menuduh kelompok baru yang disebut “Kristen” sebagai penyebab kebakaran itu. Berikut kutipan teks Latin dan terjemahannya:

📜 Teks Latin:

“Christus, Tiberio imperitante, per procuratorem Pontium Pilatum supplicio adfectus erat; repressaque in praesens exitiabilis superstitio rursus erumpebat, non modo per Iudaeam originem eius mali, sed per urbem etiam...”
Tacitus, Annals XV:44

📖 Terjemahan:

“Kristus, dari mana nama ini berasal, telah menderita hukuman mati pada masa pemerintahan Tiberius oleh tangan Pontius Pilatus, seorang pejabat pemerintahan; dan takhayul yang berbahaya itu, yang sempat ditekan untuk sementara, muncul kembali tidak hanya di Yudea, asal kejahatan itu, tetapi juga di Roma...”


C. Analisis Historis Catatan Tacitus

  1. Objektivitas Sejarah

    • Tacitus bukan pengikut Kristus dan bahkan menyebut Kekristenan sebagai superstitio exitiabilis (“takhayul berbahaya”).

    • Karena itu, catatannya tidak bias teologis, melainkan bersifat netral-historis.

  2. Fakta yang Dikemukakan Tacitus

    • Ada tokoh bernama Christus (Kristus/Yesus).

    • Ia dihukum mati (disalib) oleh Pontius Pilatus, pejabat Romawi.

    • Penyaliban itu terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Tiberius (14–37 M).

    • Setelah kematiannya, gerakan pengikutnya (Kekristenan) berkembang cepat di Yudea dan Roma.

  3. Keandalan Sumber

    • Tacitus kemungkinan memperoleh informasi dari arsip resmi Romawi (misalnya Acta Senatus atau Acta Diurna), bukan dari sumber Kristen.

    • Kesaksian ini sangat kuat karena berasal dari pejabat negara dengan akses pada dokumen pemerintahan.

  4. Makna Historis

    • Menegaskan bahwa penyaliban Yesus adalah fakta sejarah publik yang diketahui masyarakat Romawi.

    • Menunjukkan bahwa gerakan pengikut Yesus telah menyebar luas dalam waktu singkat setelah peristiwa salib.


III. Flavius Yosefus (37–100 M)

A. Latar Belakang Penulis

Flavius Yosefus (atau Yosef ben Matityahu) adalah sejarawan Yahudi yang lahir di Yerusalem. Ia adalah keturunan imam dan bangsawan Yahudi yang sempat memimpin pemberontakan terhadap Romawi, tetapi kemudian menyerah dan bekerja untuk kaisar Vespasianus.

Karya-karyanya yang penting:

  • The Jewish War (Perang Yahudi, sekitar tahun 75 M)

  • Antiquities of the Jews (Sejarah Bangsa Yahudi, sekitar tahun 93–94 M)

Ia menulis untuk pembaca Yunani-Romawi, bertujuan menjelaskan sejarah dan budaya Yahudi.


B. Catatan dalam Antiquities of the Jews XVIII:3.3 (Testimonium Flavianum)

Berikut teks Yunani yang terkenal (dengan kemungkinan tambahan Kristen):

“Sekitar waktu itu, muncul seorang bijak, yang disebut Yesus, jika memang patut disebut manusia. Sebab ia melakukan perbuatan-perbuatan yang menakjubkan, dan adalah seorang guru bagi orang-orang yang dengan senang hati menerima kebenaran. Ia menarik banyak orang Yahudi dan banyak dari bangsa lain. Ia adalah Kristus. Dan ketika Pilatus, atas tuduhan para pemimpin kita, menghukumnya disalibkan, mereka yang mencintainya sejak semula tidak berhenti mengikutinya. Sebab pada hari ketiga ia menampakkan diri kepada mereka sebagai yang hidup kembali...”


C. Perdebatan Keaslian

Sebagian sarjana menganggap bagian ini telah “diperhalus” oleh penyalin Kristen pada abad-abad awal. Namun penelitian tekstual modern menemukan bahwa bagian inti (historis) tetap asli, sedangkan bagian “teologis” (seperti “Ia adalah Kristus” dan “bangkit pada hari ketiga”) mungkin tambahan.

Versi Arab dan Siria kuno dari Yosefus yang ditemukan kemudian menulis dengan lebih netral:

“Pada waktu itu ada seorang bijak bernama Yesus. Perilakunya baik dan ia dikenal karena kebajikannya. Banyak orang Yahudi dan bangsa lain menjadi muridnya. Pilatus menjatuhkan hukuman mati kepadanya dengan disalib. Namun mereka yang menjadi muridnya tetap setia kepada ajarannya...”

Versi ini lebih sesuai dengan gaya Yosefus, sehingga mendukung keaslian inti teks bahwa Yesus memang disalibkan oleh Pilatus.


D. Catatan Kedua: Antiquities XX:9.1

Yosefus juga mencatat peristiwa kematian Yakobus, saudara Yesus:

“Ananus... memanggil Sanhedrin dan membawa Yakobus, saudara dari Yesus yang disebut Kristus, bersama beberapa orang lainnya, lalu menghukum mereka dengan dilempari batu.”

Bagian ini tidak diragukan keasliannya dan menunjukkan bahwa:

  • Yesus disebut secara historis sebagai “yang disebut Kristus.”

  • Ia memiliki pengikut dan saudara (Yakobus) yang masih aktif di Yerusalem setelah penyalibannya.


IV. Analisis Perbandingan Tacitus dan Yosefus

Aspek HistorisCornelius TacitusFlavius Yosefus
KebangsaanRomawiYahudi
Pandangan terhadap KristenNegatifNetral
Karya utamaAnnals XV:44Antiquities XVIII:3.3 & XX:9.1
Menyebut Yesus sebagai“Christus”“Yesus yang disebut Kristus”
Menyebut PilatusYaYa
Menyebut Kaisar TiberiusYaTidak
Menyebut penyalibanYaYa
Menyebut kebangkitanTidakYa (versi tertentu)
Sifat sumberSekuler-resmiYahudi-historis
Nilai historiografisSangat tinggiTinggi dan rinci

Kedua penulis ini tidak saling menyalin, tetapi mencatat fakta yang sama secara independen:

  • Ada seorang guru Yahudi bernama Yesus.

  • Ia dieksekusi melalui penyaliban.

  • Hukuman itu dijatuhkan oleh Pontius Pilatus.

  • Pengikutnya tetap bertahan dan berkembang setelah kematiannya.


V. Nilai Historis bagi Studi Yesus Sejarah

Dari kedua catatan ini, para sejarawan modern menarik kesimpulan penting:

  1. Yesus adalah tokoh historis nyata, bukan legenda atau mitos.

  2. Penyaliban Yesus oleh Pontius Pilatus adalah fakta yang diakui bahkan oleh sumber non-Kristen.

  3. Gerakan pengikut Yesus sudah dikenal di Yudea dan Roma sejak abad pertama.

  4. Fakta bahwa sejarawan sekuler menulis tentang Yesus menunjukkan bahwa peristiwa salib memiliki dampak sosial besar di dunia Romawi.


VI. Makna Teologis Penyaliban (Refleksi Singkat)

Dari sudut iman Kristen, kesaksian sejarah ini memperkuat bahwa penyaliban bukan mitos rohani, melainkan peristiwa nyata dalam ruang dan waktu. Injil Yohanes menegaskan:

“Ketika Yesus sudah menerima anggur asam itu, berkatalah Ia: ‘Sudah selesai.’ Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.”
— Yohanes 19:30

Dan Rasul Paulus menyatakan bahwa:

“Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci.”
— 1 Korintus 15:3

Dengan demikian, baik sejarah sekuler (Tacitus dan Yosefus) maupun wahyu ilahi (Injil dan surat-surat Paulus) bertemu dalam satu titik:
Yesus benar-benar disalibkan, dan salib itu mengubah sejarah manusia — dari dosa menuju penebusan.


VII. Kesimpulan Umum

  1. Cornelius Tacitus dan Flavius Yosefus adalah dua saksi sekuler yang paling berpengaruh dalam membuktikan keberadaan dan penyaliban Yesus Kristus secara historis.

  2. Tacitus menulis dari perspektif Romawi politik, sementara Yosefus menulis dari perspektif Yahudi historis — keduanya tidak memiliki kepentingan untuk membela iman Kristen, sehingga catatannya sangat kredibel.

  3. Fakta penyaliban Yesus di bawah Pontius Pilatus didukung oleh bukti tekstual, arkeologis, dan literer dari abad pertama.

  4. Bagi dunia akademik, catatan ini memperkuat bahwa iman Kristen berakar pada peristiwa historis yang benar-benar terjadi, bukan sekadar mitos atau alegori.

  5. Bagi orang beriman, catatan ini memperdalam keyakinan bahwa salib Kristus adalah peristiwa historis sekaligus karya keselamatan Allah bagi manusia.


Posting Komentar

0 Komentar