📜 SEJARAH LENGKAP CODEX GENIZA
1. Asal Usul Istilah “Geniza”
Kata Geniza (×’× ×™×–×”, genizah) berasal dari bahasa Ibrani yang berarti “menyimpan” atau “menimbun”. Dalam tradisi Yahudi, istilah ini mengacu pada tempat khusus untuk menyimpan tulisan-tulisan suci yang sudah rusak, sobek, atau tidak layak dipakai lagi, tetapi tidak boleh dibuang atau dibakar karena memuat Nama Kudus Allah (YHWH).
Prinsip ini didasarkan pada rasa hormat terhadap Firman Tuhan. Tulisan-tulisan yang berisi ayat-ayat dari Taurat, kitab para nabi, mazmur, doa, atau bahkan komentar rabinik dianggap kudus karena menyebut nama Allah. Oleh sebab itu, jika rusak, naskah tersebut harus disimpan di tempat aman — Geniza — biasanya di loteng, ruang bawah tanah, atau kamar tertutup dalam sinagoga.
2. Sinagoga Ben Ezra dan Latar Belakang Historis
Geniza yang paling terkenal dalam sejarah dunia adalah Cairo Geniza atau Geniza Kairo, yang ditemukan di Sinagoga Ben Ezra, terletak di Fustat (Kairo Lama), Mesir.
Sinagoga ini memiliki sejarah yang sangat tua. Didirikan sekitar abad ke-9 Masehi, tempat ini menjadi pusat ibadah dan kegiatan intelektual bagi komunitas Yahudi di bawah pemerintahan Dinasti Fatimiyah.
Pada masa itu, Fustat adalah kota dagang besar dan kosmopolitan. Kaum Yahudi di Mesir hidup relatif aman di bawah kekuasaan Islam, dan mereka dikenal sebagai komunitas pedagang, ilmuwan, dan penulis yang memiliki jaringan luas sampai ke Spanyol (Andalusia), Yaman, Suriah, Irak, bahkan India.
Di sinagoga inilah, selama lebih dari 900 tahun, semua naskah Ibrani yang sudah usang dikumpulkan dan disimpan. Tak seorang pun yang berani membuangnya karena dianggap menghina Tuhan. Akibatnya, ruangan Geniza itu menjadi sebuah “arsip rohani” yang memuat jejak kehidupan Yahudi dari abad ke-9 hingga ke-19.
3. Penemuan Codex Geniza
Kisah penemuan Codex Geniza dimulai pada akhir abad ke-19, tepatnya tahun 1896. Dua saudari kembar asal Skotlandia, Agnes Smith Lewis dan Margaret Dunlop Gibson, yang merupakan peneliti teks-teks kuno, menemukan beberapa fragmen naskah Ibrani kuno di Kairo. Mereka kemudian membawanya ke Inggris dan memperlihatkannya kepada Dr. Solomon Schechter, seorang sarjana Yahudi dari Universitas Cambridge.
Schechter segera mengenali bahwa naskah-naskah tersebut sangat tua dan penting. Ia kemudian melakukan perjalanan langsung ke Kairo dan menemukan ruangan Geniza di Sinagoga Ben Ezra, yang ternyata berisi sekitar 300.000 fragmen naskah kuno — menjadikannya koleksi naskah Yahudi terbesar dalam sejarah.
Schechter kemudian membawa sebagian besar fragmen itu ke Inggris, dan koleksi tersebut kini dikenal sebagai Taylor-Schechter Genizah Collection, disimpan di Cambridge University Library.
4. Isi dan Jenis Naskah dalam Codex Geniza
Temuan luar biasa itu tidak hanya berisi kitab-kitab agama, tetapi juga dokumen-dokumen kehidupan nyata dari masyarakat Yahudi abad pertengahan. Berikut isi utama Codex Geniza:
a. Teks Alkitab Ibrani (Tanakh)
-
Fragmen dari Kitab Taurat (Pentateukh), Kitab Mazmur, dan Kitab Nabi-nabi (Nevi’im).
-
Banyak dari naskah ini ditulis dengan gaya Masoretik, yaitu teks Alkitab yang disertai tanda-tanda vokal dan notasi nada.
-
Beberapa teks menunjukkan variasi dari naskah Masoretik yang kemudian dipakai dalam Alkitab modern, sehingga membantu para sarjana membandingkan perkembangan teks Ibrani selama berabad-abad.
b. Teks Rabinik
-
Potongan dari Talmud Babilonia dan Midrash (penafsiran terhadap hukum dan kisah Alkitab).
-
Tulisan para rabbi terkenal seperti Saadia Gaon, Maimonides (Rambam), dan Judah Halevi.
-
Naskah-naskah hukum Yahudi (Halakhah) dan filsafat keagamaan.
c. Teks Liturgi dan Doa
-
Koleksi doa harian (Siddur) dan nyanyian pujian (Piyyutim).
-
Fragmen liturgi menunjukkan keragaman tradisi Yahudi dari berbagai daerah — seperti Yaman, Spanyol, dan Babilonia.
d. Dokumen Sosial dan Ekonomi
-
Surat pribadi dan catatan perdagangan internasional yang menunjukkan jaringan ekonomi antara Mesir, India, Afrika Utara, dan Spanyol.
-
Kontrak pernikahan, perjanjian bisnis, dan catatan hukum perdata.
-
Dokumen ini memberi gambaran nyata tentang kehidupan masyarakat Yahudi, baik laki-laki maupun perempuan, dalam dunia Islam abad pertengahan.
5. Nilai Historis dan Akademis
Penemuan Codex Geniza telah memberikan sumbangan besar terhadap studi sejarah, agama, dan filologi. Nilainya setara dengan Dead Sea Scrolls dalam konteks Perjanjian Lama.
Beberapa kontribusi pentingnya:
a. Bukti Perkembangan Teks Alkitab
Teks-teks dalam Codex Geniza menunjukkan variasi bacaan Alkitab Ibrani yang sebelumnya tidak diketahui. Ini membantu para ahli membandingkan:
-
Teks Masoretik (Yahudi),
-
Septuaginta (Yunani),
-
Vulgata (Latin), dan
-
Gulungan Laut Mati (Qumran).
Dengan demikian, Geniza menjadi jembatan sejarah antara naskah kuno (Zaman Bait Allah Kedua) dan naskah modern (Abad Pertengahan dan Renaisans).
b. Kehidupan Yahudi di Dunia Islam
Geniza memperlihatkan bagaimana kaum Yahudi hidup berdampingan dengan umat Islam dan Kristen dalam satu wilayah. Ada banyak surat yang menggambarkan toleransi, perdagangan lintas agama, dan hubungan sosial di dunia Arab abad pertengahan.
c. Bahasa dan Linguistik
Teks-teks Geniza ditulis dalam berbagai bahasa:
-
Ibrani,
-
Aram,
-
Yudeo-Arabic (bahasa Arab dengan huruf Ibrani),
-
bahkan ada juga teks Yunani dan Persia.
Hal ini memperlihatkan kekayaan linguistik dan intelektual bangsa Yahudi diaspora.
6. Penyebaran Koleksi Codex Geniza di Dunia
Setelah penemuan Schechter, fragmen-fragmen Codex Geniza kini tersebar di beberapa lembaga besar dunia, antara lain:
-
Cambridge University Library (Inggris) — Taylor-Schechter Collection (lebih dari 190.000 fragmen).
-
Jewish Theological Seminary (New York).
-
John Rylands Library (Manchester).
-
British Library (London).
-
National Library of Israel (Yerusalem).
Koleksi ini terus diteliti, difoto, dan diunggah secara digital agar dapat diakses oleh para peneliti di seluruh dunia.
7. Hubungan Codex Geniza dengan Alkitab Kristen
Penemuan Codex Geniza sangat penting juga bagi studi Perjanjian Lama dalam tradisi Kristen, karena:
-
Meneguhkan keaslian teks Masoretik yang menjadi dasar terjemahan Alkitab Ibrani modern.
→ Sebelum ditemukan, teks tertua yang dimiliki Gereja Barat adalah Codex Leningradensis (1008 M) dan Aleppo Codex (abad ke-10). Fragmen dari Geniza membuktikan bahwa teks Masoretik sudah mapan lebih awal dari yang diperkirakan. -
Membantu memahami konteks sejarah Perjanjian Lama.
→ Beberapa teks liturgi dan doa Yahudi dalam Geniza memiliki kesamaan tema dengan Mazmur dan doa dalam Perjanjian Lama Kristen, menunjukkan kesinambungan tradisi doa umat Allah dari zaman kuno sampai abad pertengahan. -
Memberikan latar sosial untuk zaman Yesus dan para rasul.
→ Surat-surat Geniza memperlihatkan cara orang Yahudi hidup di bawah kekuasaan asing, beradaptasi dengan budaya sekitar, namun tetap menjaga iman — mirip dengan konteks kehidupan orang Yahudi di Palestina pada abad pertama.
8. Pandangan Teologis
Bagi umat beriman, Codex Geniza menjadi saksi pemeliharaan Allah terhadap firman-Nya. Walaupun disimpan di ruangan gelap selama ratusan tahun, naskah-naskah itu akhirnya ditemukan untuk meneguhkan kembali kebenaran teks Alkitab.
Dalam teologi Kristen, hal ini sejalan dengan janji dalam Yesaya 40:8:
“Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.”
Dengan kata lain, Codex Geniza menjadi bukti historis bahwa Firman Allah tidak pernah hilang, tetapi terus dijaga oleh tangan-tangan manusia yang menghormatinya — baik oleh bangsa Yahudi maupun Kristen.
9. Kesimpulan
Codex Geniza bukan sekadar tumpukan naskah tua, melainkan jendela menuju sejarah panjang iman dan peradaban.
Dari situ kita belajar bahwa:
-
Umat Yahudi memiliki rasa hormat luar biasa terhadap Firman Tuhan.
-
Naskah-naskah kuno bisa menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
-
Dan yang paling penting, sejarah menegaskan bahwa Firman Allah tetap hidup, sekalipun tersembunyi selama berabad-abad.


0 Komentar