MARKUS DAN LUKAS BUKAN SAKSI-SAKSI MATA ?

 


Topik mengenai Markus dan Lukas yang bukan saksi mata sering kali menjadi perdebatan di kalangan para ahli Alkitab. Ada argumen yang menyatakan bahwa kedua penulis Injil tersebut bukanlah saksi mata langsung dari peristiwa-peristiwa yang mereka tulis, sementara yang lain berpendapat bahwa mereka dapat memperoleh informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya. Untuk membahasnya lebih lanjut, kita perlu menggali konteks sejarah, pengaruh tradisi lisan, serta bagaimana penulis-penulis Injil bekerja dalam merangkai cerita-cerita mereka.

1. Markus: Penulis yang Diduga Bukan Saksi Mata Langsung

Injil Markus dianggap sebagai Injil yang pertama kali ditulis, sekitar tahun 65-70 Masehi. Ada beberapa alasan mengapa banyak sarjana menganggap bahwa Markus bukan seorang saksi mata langsung peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam Injilnya:

  • Pengakuan tentang Sumber Lain: Dalam tradisi gereja, dikenal bahwa Markus adalah pengikut Petrus, dan kemungkinan besar ia menulis Injilnya berdasarkan pengajaran dan kesaksian Petrus. Beberapa sarjana berpendapat bahwa Markus menulis berdasarkan apa yang dia dengar dari Petrus, yang memang seorang saksi mata dari peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus.

  • Gaya Penulisan yang Tidak Terperinci: Markus, yang menulis dengan gaya yang lebih ringkas dan sederhana, tampaknya tidak memberikan detail yang sangat mendalam tentang banyak peristiwa. Beberapa bagian Injilnya, seperti penuturan tentang kematian dan kebangkitan Yesus, disampaikan dalam cara yang lebih langsung dan singkat, yang bisa jadi mencerminkan gaya pengajaran lisan daripada observasi langsung.

  • Kekurangan Detil: Sebagai contoh, Markus tidak memberikan rincian tentang lahirnya Yesus, yang bisa jadi menunjukkan bahwa dia tidak memiliki akses langsung kepada saksi mata yang bisa memberikan informasi lebih banyak tentang peristiwa tersebut.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Markus tetap mencatat banyak hal yang sesuai dengan tradisi dan pengajaran yang dapat diterima oleh gereja awal, meskipun dia sendiri bukan saksi mata langsung.

2. Lukas: Juga Diduga Bukan Saksi Mata Langsung

Injil Lukas ditulis pada sekitar tahun 80-90 Masehi dan memiliki gaya penulisan yang lebih terperinci dan sistematis dibandingkan Markus. Lukas, sebagaimana yang dia nyatakan dalam pendahuluan Injilnya (Lukas 1:1-4), mengakui bahwa dia melakukan penyelidikan yang cermat tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman Yesus. Namun, ini juga menunjukkan bahwa Lukas bukanlah saksi mata langsung dari peristiwa-peristiwa tersebut.

  • Sumber yang Dapat Dipercaya: Lukas menyatakan bahwa dia menulis Injil berdasarkan "kesaksian para pelayan Firman," yang menunjukkan bahwa dia mengumpulkan informasi dari orang-orang yang lebih dekat dengan peristiwa-peristiwa tersebut. Beberapa sarjana berpendapat bahwa Lukas mendapatkan informasi langsung dari para rasul, terutama Petrus dan Paulus, serta sumber-sumber lisan atau tulisan lainnya yang dapat dipercaya.

  • Pengaruh Paulus: Lukas memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Paulus, yang jelas merupakan saksi mata kehidupan dan ajaran Yesus. Ada kemungkinan besar bahwa Lukas mendapatkan banyak informasi melalui pertemuannya dengan Paulus dan pengalamannya sendiri sebagai teman perjalanan Paulus. Ini memberikan dimensi yang lebih dalam mengenai penulisan Lukas, karena Paulus, meskipun tidak mengikuti Yesus selama kehidupan-Nya, memiliki peran penting dalam gereja awal dan dapat memberikan perspektif yang lebih luas mengenai Yesus dan karya-Nya.

  • Penekanan pada Tradisi Lisan: Lukas menunjukkan ketertarikannya pada pengajaran yang disampaikan melalui tradisi lisan. Mengingat pada waktu itu banyak ajaran yang tersebar melalui ceramah lisan dan tidak dalam bentuk tulisan, kemungkinan besar Lukas mengumpulkan informasi dari berbagai sumber lisan yang diteruskan oleh saksi-saksi hidup.

3. Apakah Ini Menurunkan Kredibilitas Injil Mereka?

Meskipun Markus dan Lukas bukan saksi mata langsung, ini tidak berarti bahwa Injil mereka kurang kredibel. Beberapa alasan mengapa Injil mereka tetap dipercaya oleh banyak orang, bahkan hingga saat ini, antara lain:

  • Penyelidikan yang Cermat: Seperti yang disebutkan sebelumnya, Lukas mengakui bahwa ia melakukan penelitian yang cermat sebelum menulis Injilnya. Ini menunjukkan bahwa Lukas bukan hanya menulis berdasarkan khayalan atau imajinasi pribadi, tetapi berdasarkan penyelidikan yang mendalam terhadap sumber-sumber yang dapat dipercaya.

  • Keakuratan Cerita: Meskipun mereka bukan saksi mata langsung, banyak yang menganggap bahwa Markus dan Lukas menulis cerita yang sesuai dengan tradisi gereja awal dan dengan kesaksian-kesaksian yang ada pada masa itu. Injil mereka dapat dipercaya karena konsistensinya dengan apa yang diajarkan oleh gereja mula-mula.

  • Peran Saksi Mata Lain: Dalam gereja awal, banyak saksi mata yang masih hidup dan dapat memberikan kesaksian tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi. Markus dan Lukas kemungkinan besar mendapatkan konfirmasi dan dukungan dari saksi-saksi ini. Bahkan, dalam banyak hal, mereka mengandalkan otoritas dari rasul-rasul yang hadir dalam kehidupan Yesus.

4. Kesimpulan

Meskipun tidak langsung menjadi saksi mata, Markus dan Lukas tetap memainkan peran penting dalam menyampaikan kisah kehidupan Yesus kepada generasi berikutnya. Mereka menulis berdasarkan sumber yang dapat dipercaya dan dengan pendekatan yang hati-hati untuk memastikan akurasi. Tradisi gereja dan penyelidikan yang mereka lakukan memungkinkan mereka untuk menyusun Injil yang tidak hanya akurat, tetapi juga relevan bagi pembaca mereka pada masa itu dan bagi umat Kristen hingga hari ini.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama