Advertisement

Responsive Advertisement

MELKISEDEK TIDAK PUNYA ORANG TUA, KENAPA TIDAK JADI TUHAN SEPERTI YESUS ?


Melkisedek adalah sosok yang cukup misterius dalam Alkitab, dan diskusi tentang dirinya sering kali memunculkan pertanyaan teologis yang menarik. Ia pertama kali diperkenalkan dalam Kejadian 14:18-20, di mana ia disebut sebagai raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi. Ia juga disebutkan dalam Mazmur 110:4 dan diperdalam dalam Ibrani 7, terutama dalam kaitannya dengan Yesus Kristus.

Melkisedek dalam Alkitab

  1. Tidak Punya Silsilah
    Surat Ibrani 7:3 menyebut Melkisedek sebagai:

    “Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.”

    Penjelasan ini tidak berarti bahwa Melkisedek adalah makhluk ilahi atau bahwa ia benar-benar abadi. Sebaliknya, pernyataan ini lebih cenderung simbolis, menggambarkan bahwa dalam catatan Alkitab tidak disebutkan asal usul, garis keturunan, atau akhir hidup Melkisedek. Hal ini penting dalam budaya Yahudi, di mana silsilah sangat signifikan, khususnya bagi para imam. Melkisedek muncul sebagai sosok unik karena perannya sebagai imam tidak tergantung pada keturunan Lewi (yang belum ada pada zaman Abraham).

  2. Raja dan Imam
    Melkisedek adalah seorang raja sekaligus imam, sesuatu yang sangat jarang ditemukan dalam sejarah Israel. Biasanya, raja berasal dari suku Yehuda dan imam berasal dari suku Lewi. Posisi unik ini dianggap sebagai bayangan dari peran Yesus Kristus, yang juga menjadi Raja dan Imam sekaligus.


Mengapa Melkisedek Tidak Menjadi Tuhan?

  1. Melkisedek adalah Bayangan Yesus, Bukan Allah Itu Sendiri
    Dalam teologi Kristen, Melkisedek dipandang sebagai "tipe" (type) atau gambaran dari Yesus Kristus. Sebagai imam yang tidak bergantung pada garis keturunan Lewi, Melkisedek menunjukkan sebuah pola yang digenapi dalam diri Yesus, yang menjadi imam untuk selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek (Ibrani 7:17). Namun, Melkisedek sendiri bukanlah ilahi atau bagian dari Allah Tritunggal.

  2. Yesus adalah Allah Inkarnasi
    Yesus berbeda dari Melkisedek karena:

    • Yesus adalah Anak Allah: Yesus adalah Firman yang menjadi manusia (Yohanes 1:1, 14), sedangkan Melkisedek adalah manusia biasa yang dipilih Allah untuk melayani sebagai imam.
    • Yesus mati dan bangkit: Kebangkitan adalah bukti utama keilahian Yesus dan otoritas-Nya sebagai Tuhan (Roma 1:4). Tidak ada catatan dalam Alkitab bahwa Melkisedek mati dan bangkit, yang menunjukkan bahwa ia hanyalah manusia biasa.
  3. Melkisedek Melayani Rencana Allah
    Melkisedek diberi peran khusus sebagai imam dan raja dalam sejarah Allah dengan manusia, tetapi ia tidak memiliki peran penebusan. Hanya Yesus yang mampu menjadi Penebus dosa-dosa manusia karena:

    • Yesus adalah Anak Domba Allah yang tidak bercacat (1 Petrus 1:19).
    • Yesus hidup tanpa dosa (Ibrani 4:15).
    • Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai korban yang sempurna untuk menebus dosa-dosa manusia (Ibrani 9:26-28).
  4. Keilahian Tidak Hanya Ditentukan oleh Keunikan Sejarah
    Walaupun Melkisedek unik karena tidak memiliki silsilah yang tercatat, keilahian Yesus ditentukan bukan hanya oleh aspek-aspek sejarah-Nya, tetapi juga oleh klaim, perbuatan, dan identitas-Nya sebagai Tuhan. Yesus sendiri berkata, “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30), sebuah pernyataan yang tidak pernah dibuat oleh Melkisedek.


Kesimpulan

Melkisedek adalah tokoh yang sangat penting karena ia menunjuk kepada Yesus Kristus, Imam Besar yang sejati. Namun, Melkisedek tidak menjadi Tuhan karena ia hanyalah manusia biasa yang dipilih Allah untuk melayani tujuan khusus dalam rencana keselamatan-Nya. Keilahian hanya dimiliki oleh Allah Tritunggal (Bapa, Anak, dan Roh Kudus), dan Yesus adalah satu-satunya yang memenuhi peran sebagai Raja dan Imam sekaligus Penebus dosa-dosa manusia.

Melkisedek memberikan kita gambaran tentang keunikan Kristus, tetapi tidak ada dasar untuk menganggapnya sebagai Tuhan. Hal ini mengingatkan kita bahwa hanya Yesus yang layak menerima penyembahan dan diakui sebagai Allah dan Juruselamat.

Posting Komentar

0 Komentar