Ayat ini mengajarkan kita untuk memiliki sikap yang rendah hati di hadapan Tuhan. Hidup manusia ibarat uap yang sementara. Ketika kita menyadari betapa rapuhnya hidup ini, kita diajak untuk bersandar sepenuhnya kepada Tuhan, bukan kepada kekuatan atau rencana kita sendiri.
Di tengah dunia yang penuh dengan perubahan, kekhawatiran sering kali menyelinap masuk ke dalam hati kita. Bagaimana jika sesuatu yang kita rencanakan tidak berjalan sesuai harapan? Bagaimana jika masalah yang kita hadapi terlalu besar untuk kita tangani? Namun, Firman Tuhan dalam Amsal 3:5-6 mengingatkan kita, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”
Mengandalkan Tuhan berarti mempercayai-Nya bahkan ketika jalan kita tampak gelap dan penuh ketidakpastian. Tuhan adalah Allah yang setia dan berdaulat atas segala sesuatu. Tidak ada satu pun yang terjadi di luar kendali-Nya. Saat kita menyerahkan hidup kita kepada-Nya, kita akan menemukan kedamaian yang melampaui akal manusia.
Contoh luar biasa tentang mengandalkan Tuhan dapat kita lihat dalam kehidupan Abraham. Ketika Tuhan memerintahkan Abraham untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi ke tempat yang tidak diketahui, ia taat tanpa ragu. Kepercayaan Abraham kepada Tuhan membuatnya menjadi teladan iman bagi kita. Apakah kita juga memiliki iman seperti itu, yang bersedia melangkah meski belum melihat apa yang ada di depan?
Salah satu cara untuk belajar mengandalkan Tuhan adalah dengan membangun hubungan yang erat dengan-Nya melalui doa. Doa adalah sarana bagi kita untuk menyerahkan kekhawatiran kita dan mengakui bahwa kita membutuhkan pertolongan Tuhan. Filipi 4:6-7 berkata, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
Selain doa, merenungkan Firman Tuhan juga sangat penting. Firman Tuhan adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita (Mazmur 119:105). Ketika kita membaca dan merenungkan Firman-Nya, kita akan dikuatkan dan diberi hikmat untuk menghadapi ketidakpastian dalam hidup.
Kita juga perlu ingat bahwa mengandalkan Tuhan bukan berarti pasif atau tidak melakukan apa-apa. Sebaliknya, kita dipanggil untuk tetap bekerja keras dan melakukan yang terbaik dalam setiap kesempatan, tetapi dengan sikap hati yang berserah. Kita mengakui bahwa keberhasilan kita bukan hasil usaha kita semata, melainkan karena anugerah Tuhan.
Hidup ini penuh dengan tantangan, tetapi saat kita berjalan bersama Tuhan, kita tidak pernah sendirian. Dia adalah Gembala yang baik, yang memimpin kita ke padang rumput yang hijau dan membimbing kita melalui lembah yang gelap. Ketika kita mempercayakan hidup kita kepada-Nya, kita bisa menghadapi masa depan dengan keyakinan, karena kita tahu bahwa Tuhan yang memegang kendali.
Mari kita belajar untuk lebih mengandalkan Tuhan setiap hari. Apakah ada area dalam hidup kita yang masih kita genggam terlalu erat, yang belum kita serahkan kepada-Nya? Hari ini adalah waktu yang tepat untuk menyerahkan segalanya kepada Tuhan, Sang Penulis kehidupan kita. Dengan bersandar kepada-Nya, kita akan menemukan kekuatan, kedamaian, dan pengharapan yang sejati.
Doa:
Tuhan yang setia, kami bersyukur karena Engkau adalah Allah yang memegang kendali atas hidup kami. Ajarlah kami untuk tidak bersandar pada pengertian kami sendiri, tetapi sepenuhnya mengandalkan-Mu dalam segala hal. Berikan kami iman untuk percaya kepada-Mu di tengah ketidakpastian, dan mampukan kami untuk berjalan dalam jalan-Mu dengan penuh keyakinan. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
0 Komentar