Sang Mesias Putra Allah dalam Naskah Gulungan Laut Mati
Naskah Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scrolls) adalah kumpulan teks kuno yang ditemukan di gua-gua di sekitar Qumran, dekat Laut Mati, antara tahun 1947 hingga 1956. Naskah ini mencakup tulisan-tulisan yang beragam, termasuk teks Alkitab Ibrani, komentar keagamaan, aturan komunitas, dan naskah apokaliptik. Salah satu tema penting yang muncul dalam gulungan ini adalah gagasan tentang seorang Mesias, termasuk referensi kepada "Putra Allah."
Konsep Mesias dalam Gulungan Laut Mati
Dalam konteks pemikiran Yahudi zaman itu, Mesias adalah tokoh yang dinantikan sebagai pembebas bangsa Israel. Gulungan Laut Mati menggambarkan pemikiran eskatologis (akhir zaman) yang berkembang di komunitas Qumran, sebuah kelompok yang dikenal dengan keyakinannya yang sangat eksklusif dan apokaliptik.
Komunitas ini percaya bahwa mereka adalah umat pilihan yang akan menjadi saksi dalam pertempuran besar antara "anak-anak terang" dan "anak-anak kegelapan." Mereka menantikan kedatangan seorang Mesias, atau bahkan dua Mesias:
- Mesias dari keturunan Daud, seorang pemimpin militer dan raja yang akan mengembalikan kejayaan Israel.
- Mesias dari keturunan Harun, seorang imam yang akan memimpin pembaruan keagamaan.
"Putra Allah" dalam Gulungan Laut Mati
Salah satu gulungan penting adalah 4Q246, sering disebut sebagai Naskah Aram Putra Allah. Dalam naskah ini, terdapat referensi yang menyebutkan seorang tokoh yang disebut "Putra Allah." Berikut adalah terjemahan sebagian dari teks tersebut:
“Dia akan disebut Putra Allah; mereka akan menyebutnya Putra Yang Mahatinggi. Kerajaannya akan menjadi kerajaan yang kekal, dan segala jalan akan mengabdi padanya.”
Referensi ini menarik karena memiliki kesamaan dengan bahasa dalam Perjanjian Baru, khususnya dalam Injil Lukas 1:32-33, di mana Yesus disebut sebagai "Anak Allah Yang Mahatinggi." Namun, penting untuk dicatat bahwa dalam konteks Yahudi Qumran, istilah ini tidak selalu merujuk pada sifat ilahi seperti yang dipahami dalam Kekristenan.
Interpretasi "Putra Allah"
Tokoh Mesianik:
Dalam pandangan komunitas Qumran, "Putra Allah" kemungkinan besar adalah figur mesianik yang akan memimpin Israel menuju kemenangan atas musuh-musuhnya. Dia adalah raja yang diurapi oleh Allah, tetapi tidak dipahami sebagai Allah sendiri, melainkan manusia yang dipilih untuk menjalankan misi ilahi.Konteks Politik:
Beberapa sarjana percaya bahwa "Putra Allah" dalam naskah ini mungkin juga merujuk pada raja-raja kuno yang dianggap sebagai anak-anak Allah secara metaforis. Misalnya, raja-raja Yahudi sering disebut sebagai "anak-anak Allah" dalam tradisi Alkitab Ibrani.Kesamaan dengan Kekristenan Awal:
Bagi orang Kristen, penyebutan "Putra Allah" dalam gulungan ini menarik karena memberikan gambaran awal tentang harapan akan seorang penyelamat. Dalam teologi Kristen, istilah ini akhirnya diterapkan kepada Yesus Kristus, tetapi dengan pengertian yang lebih mendalam bahwa Dia adalah Allah yang menjelma.
Relevansi Gulungan dengan Yesus Kristus
Meskipun naskah Qumran tidak secara langsung berbicara tentang Yesus, banyak orang melihat paralel antara harapan mesianik komunitas Qumran dengan janji-janji yang digenapi dalam pribadi Yesus. Beberapa hal yang menjadi relevansi utama:
- Harapan akan kerajaan kekal: Gulungan menggambarkan Mesias sebagai penguasa yang kerajaannya tidak berkesudahan, mirip dengan nubuat tentang Mesias dalam kitab Yesaya dan Mazmur.
- Judul Mesianik: Sebutan "Putra Allah" dan "Putra Yang Mahatinggi" menggemakan gelar-gelar yang diterapkan kepada Yesus dalam Perjanjian Baru.
- Konteks Eskatologis: Baik komunitas Qumran maupun Kekristenan awal berbagi fokus pada penyempurnaan rencana Allah di akhir zaman.
Perbedaan Pandangan
Meski terdapat kemiripan, ada perbedaan signifikan antara konsep Mesias komunitas Qumran dan Kekristenan:
- Di Qumran, Mesias lebih dipahami sebagai pemimpin manusia yang akan membebaskan Israel dari penindasan fisik dan politik.
- Dalam Kekristenan, Yesus dipahami sebagai Mesias yang menyelamatkan umat manusia dari dosa dan membawa pembebasan rohani yang abadi.
Kesimpulan
Naskah Gulungan Laut Mati, khususnya 4Q246, memberikan wawasan penting tentang bagaimana gagasan tentang Mesias dipahami pada abad pertama sebelum dan selama masa pelayanan Yesus. Meskipun komunitas Qumran memiliki harapan yang berbeda dari Kekristenan, konsep "Putra Allah" dalam naskah ini menunjukkan bahwa gagasan tentang seorang penyelamat ilahi telah ada dalam imajinasi religius masyarakat Yahudi.
Penemuan ini juga memperkaya pemahaman kita tentang latar belakang historis dan teologis Kekristenan awal, menunjukkan bagaimana Yesus memenuhi dan melampaui harapan-harapan tersebut dengan cara yang unik dan transformatif.


Posting Komentar