BIOGRAFI LENGKAP SANTO AGUSTINUS DARI HIPPO
1. Nama dan Identitas
-
Nama Latin: Aurelius Augustinus
-
Gelar: Santo, Uskup Hippo, Bapa Gereja Barat, Pujangga Gereja (Doctor of the Church)
-
Tanggal Lahir: 13 November 354 M
-
Tempat Lahir: Tagaste, Numidia (kini Souk Ahras, Aljazair)
-
Tanggal Wafat: 28 Agustus 430 M
-
Tempat Wafat: Hippo Regius (kini Annaba, Aljazair)
-
Peringatan Liturgi: 28 Agustus
2. Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
Santo Agustinus lahir di sebuah kota kecil bernama Tagaste, di wilayah provinsi Romawi Afrika. Ia berasal dari keluarga berstatus kelas menengah:
-
Ayahnya, Patricius, adalah seorang pejabat sipil kafir, tetapi kemudian bertobat menjelang wafatnya.
-
Ibunya, Santa Monika, adalah seorang Kristen yang saleh dan sangat berperan dalam perjalanan iman Agustinus, khususnya melalui doa dan teladan kesabaran.
Sejak kecil, Agustinus menunjukkan kecerdasan intelektual luar biasa. Ia belajar tata bahasa Latin di Tagaste, lalu melanjutkan studi retorika di Madaura dan kemudian di Kartago, pusat pendidikan dan budaya di Afrika Utara saat itu.
3. Masa Muda yang Gelap: Pencarian dan Dosa
Agustinus menjalani masa muda yang penuh dengan pencarian spiritual, tetapi juga duka dan kenikmatan duniawi:
-
Di Kartago, ia hidup dalam pergaulan bebas dan menjalin hubungan dengan seorang wanita yang tidak dinikahinya. Dari hubungan ini, ia memiliki seorang anak laki-laki bernama Adeodatus (artinya “pemberian dari Allah”).
-
Ia tergila-gila pada teater, pesta, dan hasrat duniawi yang menyimpang, sesuatu yang kemudian ia akui sebagai masa sesat.
-
Dalam usahanya mencari kebenaran, ia bergabung dengan Manikheisme, sebuah sekte gnostik yang mengajarkan dualisme antara terang dan gelap (roh dan materi).
4. Pencarian Kebenaran dan Pertobatan
Setelah sekitar 9 tahun bergelut dengan Manikheisme, Agustinus mulai meragukan ajaran sekte tersebut. Ia kemudian mempelajari filsafat skeptisisme Akademik, dan akhirnya tertarik pada ajaran neoplatonisme yang mengangkat keindahan dan kebaikan sebagai dasar realitas.
Puncak dari pencariannya terjadi ketika ia pindah ke Milan untuk mengajar retorika dan bertemu dengan Uskup Ambrosius, seorang pemikir Kristen yang cerdas dan fasih. Dari Ambrosius, Agustinus mulai melihat bahwa iman Kristen tidak bertentangan dengan rasio dan filsafat.
Suatu hari, saat sedang berada di taman dalam kondisi pergumulan batin, Agustinus mendengar suara anak kecil berkata, "Tolle lege, tolle lege" (ambil dan bacalah). Ia membuka Alkitab dan membaca Roma 13:13–14, yang berbicara tentang meninggalkan hidup dalam kegelapan dan mengenakan Kristus. Inilah momen pertobatan radikalnya.
Pada Paskah tahun 387 M, Agustinus dibaptis oleh Santo Ambrosius bersama anaknya, Adeodatus, dan sahabatnya, Alypius.
5. Hidup sebagai Imam dan Uskup
Setelah kematian ibunya (Santa Monika) di Ostia dan anaknya Adeodatus tidak lama kemudian, Agustinus kembali ke Afrika. Di sana ia mendirikan komunitas monastik di Tagaste.
Tahun 391, ia ditahbiskan menjadi imam di Hippo Regius. Karena kemampuannya yang luar biasa, ia kemudian ditunjuk menjadi Uskup Hippo tahun 395. Selama lebih dari 30 tahun, ia:
-
Menjadi pemimpin rohani yang sangat disegani.
-
Berkhotbah, mengajar, menulis, dan membimbing banyak umat.
-
Melawan berbagai ajaran sesat seperti Donatisme, Pelagianisme, dan Arianisme.
6. Karya-Karya Agung
Agustinus menulis lebih dari 5 juta kata sepanjang hidupnya, mencakup teologi, filsafat, tafsir Kitab Suci, dan apologetika.
Beberapa karya utamanya:
a. Confessiones (Pengakuan-Pengakuan)
Autobiografi spiritual dalam bentuk doa kepada Allah. Karya ini sangat populer karena menggambarkan pergulatan batin manusia dan kasih karunia Allah.
b. De Civitate Dei (Kota Allah)
Ditulis sebagai respons terhadap runtuhnya Kekaisaran Romawi. Ia membandingkan dua kerajaan: Civitas Dei (kota Allah) dan Civitas Terrena (kota duniawi). Karya ini adalah salah satu pondasi teologi sejarah Kristen.
c. De Trinitate (Tentang Tritunggal)
Membahas relasi antara Bapa, Putra, dan Roh Kudus dalam kesatuan ilahi.
d. De Doctrina Christiana
Panduan untuk memahami dan mengajarkan Kitab Suci secara benar.
7. Ajaran dan Pemikiran
Agustinus memberi kontribusi besar dalam:
-
Doktrin Dosa Asal (Original Sin): Menjelaskan bahwa seluruh manusia mewarisi dosa Adam dan membutuhkan kasih karunia Allah.
-
Kasih Karunia (Grace): Menekankan bahwa keselamatan tidak bisa diraih oleh usaha manusia saja, melainkan murni anugerah Allah.
-
Kehendak Bebas dan Takdir: Menyatakan bahwa manusia memiliki kehendak bebas, namun hanya oleh kasih karunia Allah kehendak itu dapat memilih kebaikan.
8. Akhir Hidup
Menjelang akhir hidupnya, Hippo dikepung oleh suku Vandal (yang menganut Arianisme). Meskipun dalam keadaan sakit, Agustinus tetap menulis dan berdoa.
Ia wafat pada 28 Agustus 430 M, dalam usia 75 tahun.
9. Warisan dan Pengaruh
Santo Agustinus menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Gereja dan pemikiran Barat, baik dalam:
-
Teologi Katolik dan Protestan (Martin Luther dan John Calvin sangat dipengaruhi pemikirannya).
-
Filsafat Eksistensial (pemikir seperti Søren Kierkegaard dan Blaise Pascal mengutip karya-karyanya).
-
Pendidikan Kristen dan moralitas.
Ia dihormati sebagai Pujangga Gereja oleh Gereja Katolik dan dikenang pula oleh banyak denominasi Kristen lainnya.
Penutup
Santo Agustinus dari Hippo adalah contoh nyata bagaimana kasih karunia Allah mampu mengubah seorang manusia berdosa menjadi teladan iman dan pemimpin rohani besar. Ia adalah simbol pertobatan sejati, pencarian kebenaran, dan kecintaan mendalam pada Allah.
“Engkau telah menciptakan kami untuk diri-Mu, ya Tuhan, dan hati kami gelisah sebelum beristirahat dalam Engkau.”
— Confessiones, Buku I, paragraf 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar