Advertisement

Responsive Advertisement

RENUNGAN MALAM - 27 JULI 2025



Renungan Malam – 27 Juli 2025

Judul: Tenanglah, Aku Ini, Jangan Takut
Bacaan: Markus 6:45–52
Ayat Inti: “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: ‘Tenanglah! Aku ini, jangan takut!’” (Markus 6:50b)


Pendahuluan:
Setelah hari yang melelahkan di mana Yesus memberi makan lima ribu orang, Ia menyuruh murid-murid-Nya mendahului-Nya naik perahu ke seberang, sementara Ia berdoa seorang diri di bukit. Malam pun tiba. Perahu murid-murid dilanda angin sakal di tengah danau. Mereka mendayung dengan susah payah, kelelahan, dan ketakutan. Pada waktu dini hari, Yesus datang berjalan di atas air. Murid-murid pun terkejut dan menyangka Ia hantu. Tapi Yesus berseru: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”


Penjelasan Firman Tuhan:

1. Yesus Tahu Kelelahan dan Ketakutan Kita (ayat 48)
Yesus melihat murid-murid-Nya bersusah payah mendayung karena angin sakal. Ia tidak membiarkan mereka sendirian dalam kesulitan. Walau Yesus tidak segera datang, Ia tetap memperhatikan mereka dari jauh. Ini menggambarkan kasih-Nya yang setia: bahkan ketika kita merasa ditinggalkan, Tuhan tetap mengawasi kita. Mungkin kita sedang dalam badai kehidupan—masalah keluarga, pekerjaan, studi, atau pelayanan—Tuhan tahu semua jerih payah kita.

2. Kehadiran Yesus Menghalau Ketakutan (ayat 49-50)
Saat melihat Yesus berjalan di atas air, murid-murid ketakutan. Ketakutan sering muncul karena kita tidak mengenali kehadiran Tuhan dalam badai kita. Kita lebih mudah fokus pada angin kencang daripada suara Tuhan. Tetapi Yesus berkata, “Tenanglah! Aku ini.” Dalam bahasa Yunani, “Ego eimi” adalah istilah yang sama digunakan saat Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Musa sebagai “AKU ADALAH AKU” (Keluaran 3:14). Artinya, Yesus bukan hanya sekadar menyapa, melainkan menyatakan keilahian-Nya. Dialah Allah yang hadir bersama kita.

3. Yesus Naik ke Perahu dan Badai Mereda (ayat 51)
Ketika Yesus naik ke perahu, angin pun reda. Kehadiran-Nya membawa ketenangan. Dalam hidup kita, badai bisa saja masih ada, tapi jika Yesus hadir, hati kita bisa tenang. Kita tidak perlu menunggu badai reda untuk merasa damai; damai itu datang karena Yesus ada bersama kita.

4. Jangan Keras Hati Seperti Murid-Murid (ayat 52)
Murid-murid tidak mengerti mukjizat penggandaan roti sebelumnya karena hati mereka keras. Mereka gagal memahami siapa Yesus sebenarnya. Kadang, kita juga bisa lupa bahwa Yesus yang telah menolong kita kemarin, masih sanggup menolong kita hari ini dan esok.


Aplikasi bagi Hidup Kita:

  • Apakah malam ini engkau sedang dalam badai hidup? Ingat: Yesus melihatmu.

  • Apakah engkau takut akan masa depan? Dengarlah suara-Nya: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut.”

  • Bukalah hatimu untuk membiarkan Yesus masuk ke dalam "perahu hidupmu."

  • Jangan biarkan kekhawatiran menutup mata imanmu. Ingat pertolongan Tuhan yang lalu sebagai dasar keyakinan hari ini.


Doa Malam:

Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau tidak pernah membiarkan aku sendirian, bahkan dalam badai hidup sekalipun. Ampuni aku jika aku sering lebih fokus pada masalah daripada pada-Mu. Malam ini aku ingin belajar tenang dalam hadirat-Mu. Naiklah ke perahu hidupku, Tuhan, dan bawa damai-Mu. Dalam nama-Mu aku berdoa. Amin.


Selamat malam dan selamat beristirahat dalam damai Kristus.
Yesus ada di perahu hidupmu. Maka jangan takut. 🌙✝️

Posting Komentar

0 Komentar