🌇 Renungan Sore – 15 Oktober 2025
Judul: “Tinggal Tenang di Tengah Badai”
Bacaan Firman: Markus 4:35–41
“Ia berkata kepada mereka: ‘Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?’” — Markus 4:40
🌿 Pendahuluan
Sore hari adalah waktu yang indah untuk menenangkan diri, merefleksikan perjalanan sepanjang hari, dan menatap kembali semua yang telah terjadi — entah yang menyenangkan, yang melelahkan, maupun yang penuh air mata. Ketika matahari perlahan tenggelam, banyak orang justru mulai merasakan gelisah, karena pikiran mereka mulai mengingat semua beban hidup yang belum selesai: masalah di tempat kerja, hubungan yang renggang, tagihan yang menumpuk, atau bahkan kekhawatiran tentang masa depan.
Namun di tengah semua itu, Tuhan Yesus mengundang kita untuk tenang, seperti yang Ia ajarkan kepada para murid dalam kisah di Danau Galilea. Kisah ini bukan sekadar peristiwa tentang badai yang diredakan, melainkan juga gambaran rohani tentang hati manusia yang sering kali dilanda badai kekhawatiran.
🌊 Badai yang Tidak Terduga
Ketika Yesus berkata, “Marilah kita bertolak ke seberang,” para murid segera mengikuti-Nya. Mereka yakin perjalanan ini akan lancar karena Yesus bersama mereka. Tetapi tanpa diduga, datanglah badai besar yang mengguncang perahu mereka. Air mulai masuk, dan ketakutan menguasai hati mereka.
Sungguh menarik: mereka sudah bersama Yesus, namun tetap ketakutan. Bukankah kita pun sering seperti itu? Kita tahu Tuhan menyertai kita, tetapi ketika badai hidup datang, kita mudah panik, mudah kecewa, mudah merasa ditinggalkan. Kita lupa bahwa kehadiran Yesus tidak berarti badai tidak datang, tetapi berarti badai tidak akan menghancurkan kita.
🙏 Yesus yang Tidur di Tengah Badai
Alkitab mencatat bahwa Yesus tertidur di buritan perahu, di atas sebuah bantal. Pemandangan ini luar biasa — badai mengamuk, air masuk ke perahu, tapi Yesus tenang. Murid-murid-Nya panik dan membangunkan-Nya dengan teriakan:
“Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” (Markus 4:38)
Kalimat itu terdengar seperti keluhan yang sering keluar dari hati kita saat berdoa. “Tuhan, apakah Engkau tidak peduli? Mengapa Engkau diam saja? Mengapa masalahku tidak selesai-selesai?”
Tetapi diamnya Yesus bukan karena Ia tidak peduli. Ia ingin mengajarkan bahwa iman yang sejati diuji bukan ketika semuanya baik-baik saja, melainkan ketika keadaan di luar kendali. Ia ingin murid-murid belajar bahwa ketenangan sejati bukan berasal dari situasi, tetapi dari kepercayaan akan siapa yang bersama mereka.
⚓ Kuasa yang Menenangkan
Setelah dibangunkan, Yesus bangkit dan menegur angin serta danau:
“Diam! Tenanglah!” (Markus 4:39)
Sekonyong-konyong, angin pun reda dan danau menjadi teduh. Perintah Yesus itu bukan hanya menenangkan alam, tetapi juga menenangkan hati manusia. Ketika Tuhan berbicara, badai apa pun — baik badai alam maupun badai batin — harus tunduk kepada-Nya.
Sering kali kita berusaha sendiri untuk “menenangkan badai” hidup kita dengan kekuatan sendiri: bekerja lebih keras, memikirkan segala kemungkinan, bahkan menyalahkan diri sendiri. Tetapi Yesus ingin kita tahu bahwa kekuasaan untuk menenangkan badai bukan di tangan kita, melainkan di tangan-Nya.
💡 Pelajaran Iman di Senja Hari
Yesus menegur para murid dengan lembut:
“Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”
Pertanyaan itu bukan hanya untuk mereka dua ribu tahun lalu, tetapi juga untuk kita hari ini. Seolah-olah Yesus berkata: “Anak-Ku, Aku tidak pernah meninggalkanmu. Aku tahu badai yang kauhadapi. Percayalah, Aku tetap di perahumu.”
Hidup kita adalah perjalanan iman di tengah lautan dunia yang sering tidak menentu. Kadang badai datang tanpa permisi, namun satu hal pasti: selama Yesus ada di perahu kehidupan kita, badai itu tidak akan pernah menghancurkan kita.
Ketenangan sejati tidak ditemukan di pantai yang damai, tetapi di hati yang yakin bahwa Tuhan memegang kendali atas setiap gelombang.
🌅 Refleksi Sore Ini
-
Apakah hari ini Anda mengalami badai dalam bentuk kekhawatiran, ketakutan, atau tekanan hidup?
-
Sudahkah Anda menyadari bahwa Yesus tetap ada di “perahu” kehidupan Anda, meskipun tampak diam?
-
Apakah Anda mau menyerahkan kendali hidup kepada-Nya dan membiarkan Dia berbicara kepada badai Anda?
Jangan biarkan ketakutan menenggelamkan iman Anda. Ingatlah, badai hanya sementara, tetapi kasih Tuhan kekal.
🌙 Doa Sore
Tuhan Yesus yang penuh kasih, terima kasih karena sepanjang hari ini Engkau telah menyertaiku. Meskipun banyak badai yang datang — baik di hati, pikiran, maupun dalam hidupku — aku percaya Engkau tetap berada di perahuku. Ampunilah aku jika aku sering panik, takut, dan meragukan kasih-Mu. Ajarilah aku untuk tetap diam dan percaya bahwa Engkau sedang bekerja, bahkan ketika aku tidak melihatnya.
Tuhan, tenangkan badai dalam hatiku. Ucapkanlah firman-Mu agar ketakutanku diganti dengan damai, dan kekhawatiranku diganti dengan keyakinan. Di kala matahari terbenam dan malam datang, aku ingin beristirahat dalam pelukan kasih-Mu. Terima kasih, Yesus, karena Engkau adalah Tuhan atas badai. Dalam nama-Mu yang kudus aku berdoa. Amin
0 Komentar