RENUNGAN HARIAN - HIDUP YANG BERBUAH UNTUK KEMULIAAN TUHAN


Renungan 25-11-2024:
"Hidup yang Berbuah untuk Kemuliaan Tuhan" 

Dalam Yohanes 15:5, Yesus berkata: “Akulah pokok anggur dan kamu ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Ayat ini mengajarkan bahwa hidup kita sebagai orang percaya seharusnya menghasilkan buah yang memuliakan Allah. Namun, apa artinya hidup yang berbuah?
Hidup yang berbuah dimulai dengan tinggal dalam Kristus. Tinggal dalam Kristus berarti menjadikan Dia pusat dari segala aspek kehidupan kita. Hubungan kita dengan Kristus bukan sekadar formalitas atau rutinitas keagamaan, tetapi sebuah hubungan yang hidup dan penuh kasih. Melalui doa, pembacaan firman, dan ketaatan, kita membangun kedekatan dengan Sang Pokok Anggur.

Buah yang dihasilkan dari kehidupan yang berakar dalam Kristus terlihat dalam perubahan karakter kita. Dalam Galatia 5:22-23, Rasul Paulus menyebutkan buah Roh: “Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.” Karakter ini mencerminkan kehidupan Yesus dan menjadi bukti bahwa kita adalah ranting yang hidup.

Hidup yang berbuah juga berarti berdampak bagi sesama. Kasih yang kita terima dari Tuhan tidak hanya untuk dinikmati sendiri, tetapi untuk dibagikan. Ketika kita mengasihi, melayani, dan membawa damai bagi orang lain, kita sedang menghasilkan buah yang akan bertahan selamanya. Seperti yang Yesus katakan dalam Yohanes 15:16: “Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap.”

Namun, hidup yang berbuah tidak selalu mudah. Ada proses pemangkasan yang harus kita lalui. Yohanes 15:2 berkata: “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” Pemangkasan ini sering kali berupa ujian, tantangan, atau disiplin dari Tuhan. Meski terasa sulit, proses ini mendewasakan kita dan memampukan kita untuk menghasilkan lebih banyak buah.

Tantangan utama dalam hidup yang berbuah adalah godaan untuk bergantung pada kekuatan sendiri. Kita sering kali tergoda untuk mengandalkan kemampuan, koneksi, atau pengalaman kita. Namun, Yesus dengan jelas berkata: “Di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Sebuah ranting tidak dapat menghasilkan buah jika terputus dari pokoknya. Begitu juga, kita tidak bisa menghasilkan buah yang sejati tanpa hubungan yang erat dengan Kristus.

Dunia sering kali mengukur keberhasilan dengan hal-hal yang bersifat sementara, seperti kekayaan, kekuasaan, atau popularitas. Tetapi, buah yang Tuhan kehendaki dari kita bukanlah keberhasilan duniawi, melainkan dampak rohani yang kekal. Ketika hidup kita membawa orang lain mengenal Kristus, itulah buah yang sejati.

Hidup yang berbuah juga melibatkan kesetiaan dalam hal-hal kecil. Dalam Lukas 16:10, Yesus berkata: “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.” Kita mungkin merasa bahwa tugas atau pelayanan kita kecil dan tidak signifikan, tetapi jika dilakukan dengan setia, Tuhan akan memakainya untuk menghasilkan buah yang besar.

Renungkanlah hari ini: Apakah hidup kita sudah menghasilkan buah yang memuliakan Tuhan? Jika belum, mungkin ada hal-hal yang menghalangi kita untuk tinggal dalam Kristus, seperti dosa, kesibukan dunia, atau prioritas yang salah. Mari kita serahkan semua itu kepada Tuhan dan biarkan Dia bekerja dalam hidup kita.

Mari kita berdoa: “Tuhan Yesus, Engkau adalah pokok anggur yang sejati, dan kami ingin hidup kami berbuah bagi-Mu. Tolong kami untuk tetap tinggal di dalam-Mu, menjadikan Engkau pusat dari segala sesuatu. Ajarlah kami untuk setia dalam perkara kecil dan untuk melayani sesama dengan kasih-Mu. Bersihkan kami dari segala yang menghalangi kami untuk bertumbuh. Dalam nama Yesus, kami berdoa, Amin.” Semoga hidup kita menjadi ranting yang menghasilkan buah lebat untuk kemuliaan Tuhan. Amin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama