Advertisement

Responsive Advertisement

RENUNGAN HARIAN - KUASA DALAM KETEKUNAN DOA



Renungan 27-11-2024: "Kuasa dalam Ketekunan Doa" 

Doa adalah jembatan yang menghubungkan hati kita dengan hati Allah. Dalam Lukas 18:1, Yesus memberikan pengajaran penting: “Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.” Ayat ini mengingatkan kita tentang pentingnya ketekunan dalam doa, terutama di tengah tantangan hidup.

Perumpamaan tentang janda dan hakim yang tidak takut akan Allah (Lukas 18:2-8) menggambarkan kuasa doa yang tekun. Janda itu terus memohon keadilan kepada hakim, meskipun ia tampak tidak peduli. Ketekunan wanita itu akhirnya membuahkan hasil, dan hakim itu memberikan keadilan baginya. Yesus menggunakan kisah ini untuk mengajarkan bahwa Bapa di surga, yang jauh lebih baik daripada hakim itu, mendengar dan menjawab doa anak-anak-Nya.

Ketekunan dalam doa bukanlah tentang mengubah hati Allah, tetapi tentang membangun iman kita. Ketika kita terus berdoa, kita belajar untuk bergantung kepada-Nya dan mempercayai rencana-Nya. Kadang-kadang, jawaban doa membutuhkan waktu karena Tuhan ingin mengerjakan sesuatu yang lebih besar dalam hidup kita.

Ketekunan juga mengajarkan kita untuk menyelaraskan hati kita dengan kehendak Tuhan. Dalam doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan kita untuk berdoa: “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” Ketika kita berdoa dengan tekun, kita belajar untuk menerima dan merangkul kehendak Tuhan, bahkan ketika itu berbeda dari apa yang kita inginkan.

Doa yang tekun mengingatkan kita akan janji-janji Tuhan. Mazmur 55:22 berkata: “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau; tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” Ketika kita berdoa, kita menyerahkan beban kita kepada Tuhan dan menerima kekuatan untuk melangkah.

Namun, dalam perjalanan doa, kita sering menghadapi godaan untuk menyerah. Ketika jawaban tampaknya tertunda, kita mungkin merasa bahwa Tuhan tidak mendengar. Tetapi Yesaya 40:31 mengingatkan: “Orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru.” Penantian dalam doa tidak pernah sia-sia; Tuhan selalu bekerja di balik layar untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.

Salah satu contoh ketekunan doa dalam Alkitab adalah Hana, ibu dari Samuel. Dalam 1 Samuel 1, Hana berdoa dengan sungguh-sungguh selama bertahun-tahun memohon seorang anak. Meskipun ia sering diejek dan merasa tertekan, ia tidak berhenti berdoa. Ketika waktunya tiba, Tuhan mengabulkan doanya dan memberinya seorang anak, Samuel, yang menjadi nabi besar Israel.

Doa yang tekun juga memiliki kuasa untuk membawa perubahan dalam situasi sulit. Dalam Kisah Para Rasul 12:5-7, gereja berdoa dengan tekun untuk Petrus yang dipenjara. Tuhan menjawab doa mereka dengan mukjizat, mengutus malaikat untuk membebaskan Petrus. Kisah ini mengingatkan kita bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Ketekunan doa memampukan kita untuk bertahan dalam iman, bahkan di tengah badai kehidupan. Doa adalah senjata rohani yang melindungi kita dari keputusasaan dan membawa damai sejahtera dalam hati kita. Filipi 4:6-7 berkata: “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

Mari kita renungkan: Apakah kita telah tekun dalam doa, ataukah kita mudah menyerah ketika jawaban belum datang? Hari ini, marilah kita memperbarui komitmen kita untuk terus berdoa dengan iman dan pengharapan. Berdoalah dengan percaya bahwa Tuhan mendengar, dan Dia bekerja untuk memberikan yang terbaik bagi kita.

Doa:
Tuhan yang setia, ajarlah kami untuk terus berdoa tanpa jemu-jemu. Berikan kami iman yang teguh untuk percaya bahwa Engkau mendengar dan menjawab doa kami sesuai waktu-Mu. Tolong kami untuk tidak menyerah, tetapi terus bersandar pada-Mu dalam segala hal. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.
Semoga renungan ini menginspirasi kita untuk hidup dalam ketekunan doa, karena doa adalah kekuatan kita. Amin.

Posting Komentar

0 Komentar