Renungan 22-11-2024: "Tetap Setia di Tengah Pencobaan"
Hidup di dunia ini tidak pernah lepas dari pencobaan. Dalam Yakobus 1:2-3 tertulis: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” Ayat ini mengajarkan bahwa pencobaan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan cara Allah untuk memperkuat iman kita. Namun, bagaimana kita tetap setia di tengah ujian hidup?Pencobaan sering kali datang tanpa peringatan, seperti badai yang tiba-tiba. Mungkin kita kehilangan pekerjaan, mengalami masalah dalam keluarga, atau menghadapi penyakit yang berat. Saat itu, kita mungkin bertanya, "Mengapa Tuhan mengizinkan ini terjadi?" Namun, pencobaan adalah alat yang Tuhan gunakan untuk menguji dan memurnikan hati kita, agar kita menjadi lebih dekat kepada-Nya.
Dalam 1 Korintus 10:13, firman Tuhan memberikan penghiburan: “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.” Tuhan mengetahui batas kemampuan kita dan selalu menyediakan jalan keluar di tengah pencobaan. Kita hanya perlu percaya pada janji-Nya.
Salah satu tokoh Alkitab yang menjadi teladan dalam menghadapi pencobaan adalah Ayub. Kehilangan semua yang dimilikinya, termasuk anak-anaknya, tidak membuat Ayub meninggalkan Tuhan. Ia berkata dalam Ayub 1:21, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” Kesetiaan Ayub mengajarkan bahwa iman yang sejati tidak tergantung pada keadaan, melainkan pada kepercayaan kepada Allah yang berdaulat.
Ketika pencobaan datang, sering kali iblis mencoba melemahkan iman kita dengan menanamkan keraguan dan ketakutan. Tetapi kita harus ingat bahwa pencobaan tidak datang untuk menghancurkan kita, melainkan untuk membangun ketekunan. Dalam Yakobus 1:12, dikatakan: “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.”
Pencobaan juga mengajarkan kita untuk bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Terkadang, Tuhan mengizinkan pencobaan agar kita belajar berdoa lebih sungguh-sungguh dan mengandalkan kekuatan-Nya. Ketika kita merasa tidak mampu, saat itulah kuasa Tuhan menjadi nyata dalam kelemahan kita. Seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 12:9, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
Tidak hanya itu, pencobaan sering kali membuka mata kita untuk menghargai apa yang benar-benar penting dalam hidup. Ketika segala sesuatu yang duniawi diambil, kita menyadari bahwa hanya Tuhan yang tidak pernah berubah dan selalu ada untuk kita. Pengalaman ini membangun hubungan kita dengan Tuhan menjadi lebih dalam dan lebih nyata.
Dalam menghadapi pencobaan, kita juga membutuhkan dukungan dari saudara seiman. Galatia 6:2 mengatakan: “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” Jangan pernah ragu untuk meminta doa dan bantuan dari orang-orang yang mengasihi kita dalam Kristus. Bersama-sama, kita dapat melewati setiap badai dengan kekuatan yang diberikan oleh Tuhan.
Hari ini, renungkanlah: Apakah Anda sedang menghadapi pencobaan yang terasa berat? Apakah Anda merasa lelah dan ingin menyerah? Ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan Anda. Dia ada di tengah badai, memegang kendali atas semuanya, dan menyediakan jalan keluar. Dia ingin kita tetap setia, karena kesetiaan kita akan membawa kemuliaan bagi-Nya.
Mari kita berdoa: “Tuhan, kami bersyukur untuk setiap pencobaan yang Engkau izinkan terjadi dalam hidup kami. Meskipun berat, kami percaya bahwa Engkau memiliki rencana yang baik. Berikan kami kekuatan untuk tetap setia dan bertahan dalam iman. Pakailah setiap pencobaan untuk memurnikan hati kami, agar kami semakin serupa dengan Kristus. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.” Tetaplah setia, karena di balik setiap pencobaan, Tuhan sedang mempersiapkan kemenangan yang besar. Amin.