Kamis, 05 Desember 2024

SIKAP RAJA SALOMO KEPADA TUHAN


Raja Salomo, putra Raja Daud dan Batsyeba, adalah salah satu raja terbesar Israel yang dikenal karena hikmatnya yang luar biasa, kekayaan yang melimpah, serta pemerintahan yang damai. Sikap Salomo kepada Tuhan mengalami dinamika yang mencerminkan keberhasilannya sekaligus kelemahannya. Berikut adalah cerita panjang mengenai sikap Raja Salomo kepada Tuhan.

1. Salomo di Awal Pemerintahannya: Kesetiaan dan Kerendahan Hati

Ketika Salomo naik takhta menggantikan ayahnya, Daud, dia menunjukkan sikap yang sangat rendah hati kepada Tuhan. Dalam 1 Raja-Raja 3:5-15, Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi di Gibeon dan berkata, “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.” Salomo tidak meminta kekayaan, umur panjang, atau kemenangan atas musuh, melainkan meminta hikmat untuk memimpin umat Israel dengan baik.

Salomo berkata:
"Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat."
— (1 Raja-Raja 3:9)

Permintaan ini menyenangkan hati Tuhan, sehingga Tuhan memberikan hikmat yang tiada taranya, disertai dengan kekayaan dan kehormatan yang tidak diminta oleh Salomo. Sikap ini menunjukkan ketergantungan Salomo pada Tuhan dan kesadaran akan tanggung jawab besar sebagai pemimpin Israel.

2. Salomo dan Pembangunan Bait Allah

Salah satu pencapaian terbesar Salomo adalah membangun Bait Allah di Yerusalem. Dalam 1 Raja-Raja 6-8, diceritakan bahwa Salomo dengan penuh semangat dan ketaatan melaksanakan pembangunan ini, sesuai dengan perintah Tuhan kepada Daud, ayahnya. Bait Allah ini menjadi simbol kehadiran Tuhan di tengah umat Israel.

Setelah Bait Allah selesai, Salomo memimpin upacara pentahbisan dengan doa yang sangat menyentuh hati. Dalam 1 Raja-Raja 8:22-53, dia berdoa dengan penuh kerendahan hati, memohon agar Tuhan mendengarkan doa-doa umat-Nya yang disampaikan di tempat itu. Doa ini menunjukkan pengakuan Salomo akan keagungan dan kasih setia Tuhan, serta pengharapannya bahwa Tuhan akan senantiasa memelihara Israel.

3. Salomo dan Hikmat yang Mengagumkan

Hikmat Salomo yang berasal dari Tuhan membuatnya terkenal di seluruh dunia. Salah satu contoh hikmatnya terlihat dalam kisah penghakimannya terhadap dua wanita yang memperebutkan seorang bayi (1 Raja-Raja 3:16-28). Salomo dengan bijak memutuskan perkara ini, yang menunjukkan bahwa dia sungguh-sungguh menggunakan karunia hikmatnya untuk membawa keadilan.

Hikmat Salomo menarik perhatian bangsa-bangsa lain, termasuk Ratu Sheba, yang datang dari jauh untuk menguji kebijaksanaannya (1 Raja-Raja 10:1-13). Hikmat dan kemegahan kerajaan Salomo mengungkapkan kebesaran Tuhan yang bekerja melalui dia.

4. Penyimpangan Salomo: Kesombongan dan Ketidaktaatan

Namun, di tengah keberhasilannya, Salomo mulai menyimpang dari kehendak Tuhan. Dalam 1 Raja-Raja 11, diceritakan bahwa Salomo mencintai banyak wanita asing, termasuk putri Firaun dan wanita-wanita dari bangsa-bangsa yang dilarang oleh Tuhan untuk dinikahi. Salomo memiliki 700 istri dan 300 gundik, dan para wanita ini menjauhkan hatinya dari Tuhan.

Salomo mulai menyembah dewa-dewa asing seperti Asytoret (dewi orang Sidon) dan Milkom (dewa kejijikan orang Amon). Dia juga membangun tempat-tempat pemujaan bagi para dewa tersebut demi menyenangkan istri-istrinya. Tuhan sangat murka atas tindakan Salomo ini karena dia melanggar perjanjian dan perintah Tuhan.

5. Teguran dan Hukuman Tuhan

Tuhan menegur Salomo dan menyatakan bahwa akibat ketidaksetiaannya, kerajaan Israel akan terpecah setelah kematiannya. Dalam 1 Raja-Raja 11:11-13, Tuhan berkata:
"Oleh karena engkau telah melakukan ini dan engkau tidak berpegang pada perjanjian-Ku dan ketetapan-ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka Aku pasti akan mengoyakkan kerajaan itu daripadamu dan memberikannya kepada hambamu. Namun, karena Daud, ayahmu, Aku tidak akan melakukannya pada masa hidupmu."

6. Hikmah dari Kisah Salomo

Kisah Salomo mengajarkan kita beberapa hal penting:

  1. Ketergantungan pada Tuhan: Keberhasilan Salomo di awal hidupnya adalah hasil dari ketaatannya kepada Tuhan.
  2. Bahaya kesombongan: Hikmat dan kekayaan yang diberikan Tuhan seharusnya digunakan untuk kemuliaan Tuhan, tetapi Salomo membiarkan hal-hal duniawi menguasai hatinya.
  3. Kesetiaan adalah kunci: Meskipun Salomo sangat bijaksana, ketidaksetiaannya kepada Tuhan menunjukkan bahwa hikmat tanpa iman dan ketaatan dapat membawa kehancuran.

Akhir hidup Salomo tidak dijelaskan secara detail dalam Alkitab, tetapi kitab Pengkhotbah, yang dipercaya ditulis olehnya, mencerminkan pertobatan Salomo di masa tuanya. Dia menutup kitab itu dengan nasihat penting:
"Akhir kata dari segala yang didengar ialah: Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang."
— (Pengkhotbah 12:13)

Kesimpulan

Sikap Salomo kepada Tuhan berawal dengan kerendahan hati dan kesetiaan, tetapi berakhir dengan penyimpangan akibat pengaruh duniawi. Meski demikian, kisahnya menjadi pelajaran abadi tentang pentingnya hidup dalam ketaatan penuh kepada Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *