Hari ini Gereja Katolik merayakan salah satu peristiwa penting dalam hidup Maria, yaitu kunjungannya kepada Elisabet, saudarinya. Peristiwa ini dikenal sebagai Visitasi, dan menjadi momen yang sangat kaya akan makna spiritual, sosial, dan teologis.
1. Konteks Peristiwa
Setelah menerima kabar dari malaikat Gabriel bahwa ia akan mengandung oleh kuasa Roh Kudus dan melahirkan Yesus, Sang Mesias, Maria juga mendengar bahwa Elisabet — yang telah lama mandul dan sudah lanjut usia — juga sedang mengandung anak, yakni Yohanes Pembaptis.
Dalam semangat kasih dan kerendahan hati, Maria segera berangkat dan melakukan perjalanan ke pegunungan menuju kota di Yehuda untuk mengunjungi Elisabet. Ini menunjukkan sikap Maria yang tidak mementingkan diri sendiri, meskipun ia baru saja menerima misi besar dari Allah. Ia justru ingin mendukung dan melayani orang lain.
2. Pertemuan yang Kudus
Ketika Maria tiba dan memberi salam kepada Elisabet, sesuatu yang luar biasa terjadi: bayi dalam kandungan Elisabet melonjak kegirangan. Ini menunjukkan bahwa bahkan janin Yohanes Pembaptis sudah mengenali kehadiran Yesus, yang saat itu masih berada dalam rahim Maria.
Elisabet, penuh dengan Roh Kudus, berseru:
“Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu! Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Lukas 1:42-43)
Ia juga mengatakan bahwa Maria berbahagia karena percaya, sebab segala yang dijanjikan Tuhan kepadanya akan digenapi.
3. Pujian Maria: Magnificat
Sebagai tanggapan atas pujian Elisabet, Maria mengangkat sebuah pujian yang sangat terkenal dalam tradisi Kristiani, yaitu Magnificat, yang berarti “Jiwaku memuliakan Tuhan”:
“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku...” (Lukas 1:46-55)
Nyanyian ini bukan hanya ungkapan syukur pribadi Maria, tetapi juga merupakan deklarasi iman yang kuat. Dalam Magnificat, Maria:
-
Memuliakan Allah atas perbuatan besar-Nya.
-
Menyatakan bahwa Allah berpihak kepada orang kecil dan rendah hati.
-
Menunjukkan pembalikan tatanan dunia: yang congkak direndahkan, yang rendah diangkat.
-
Mengakui kesetiaan Allah terhadap janji-janji-Nya kepada nenek moyang Israel.
Makna Spiritual untuk Kita Hari Ini
Peristiwa ini mengandung pelajaran penting bagi kehidupan orang percaya:
🔹 Iman yang Hidup
Maria disebut "diberkati" karena percaya, bukan karena ia memahami segalanya. Iman seperti Maria adalah iman yang berserah dan taat pada kehendak Tuhan, bahkan ketika masa depan masih penuh tanda tanya.
🔹 Hati yang Melayani
Maria yang sedang mengandung pun rela berjalan jauh untuk menolong orang lain. Ini mengajarkan kita bahwa pelayanan sejati lahir dari kasih, bukan kewajiban. Hati yang percaya akan selalu terdorong untuk melayani sesama.
🔹 Sukacita Rohani
Sukacita dalam perjumpaan Maria dan Elisabet bukanlah sukacita duniawi, melainkan sukacita ilahi — sukacita karena kehadiran Kristus. Kita diajak untuk mengalami sukacita sejati melalui kehadiran Yesus dalam hidup kita.
Penutup: Sebuah Doa Singkat
"Tuhan, seperti Maria yang percaya dan taat pada kehendak-Mu, ajarilah aku juga untuk berjalan dalam iman. Berikan aku hati yang bersedia melayani sesama dengan kasih dan sukacita, serta mulut yang memuliakan nama-Mu senantiasa. Amin."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar