1. Injil Markus: Berdasarkan Kesaksian Petrus
Penulis:
-
Tradisi gereja awal, khususnya dari Papias (sekitar 100–130 M), menyebut bahwa Markus adalah “penerjemah dan penulis bagi Petrus.”
-
Dikatakan bahwa Markus menuliskan apa yang ia dengar dari Petrus, meskipun tidak secara kronologis.
Saksi Mata:
-
Markus sendiri bukan saksi mata pelayanan Yesus.
-
Namun, Petrus adalah salah satu murid inti dan saksi mata utama kehidupan, pengajaran, mukjizat, kematian, dan kebangkitan Yesus.
-
Karena itu, Injil Markus sering dipandang sebagai kesaksian Petrus yang ditulis oleh Markus.
Ciri Khas Injil Markus:
-
Penekanan pada tindakan Yesus (lebih dari ajaran), menunjukkan gaya orang yang menyampaikan peristiwa yang ia saksikan langsung.
-
Banyak detail kecil yang khas saksi mata (misalnya, deskripsi emosi, gerakan, lokasi).
-
Struktur narasi yang cepat dan langsung, dengan kata “segera” (Yunani: εὐθύς / euthys) sering muncul.
2. Injil Matius: Tradisi Rasul, Tapi Sumber Lain
Penulis:
-
Secara tradisi, Injil ini dikaitkan dengan Matius (juga disebut Lewi), seorang pemungut cukai yang menjadi murid Yesus (Matius 9:9).
-
Namun, sebagian besar sarjana modern meragukan bahwa rasul Matius sendiri yang menulis Injil ini, karena:
-
Penulis Injil Matius menggunakan Injil Markus sebagai salah satu sumber (lebih dari 90% Markus terdapat dalam Matius).
-
Injil ditulis dalam bahasa Yunani yang sangat terstruktur, padahal seorang pemungut cukai Yahudi kemungkinan besar lebih fasih dalam Aram atau Ibrani.
-
Penulis menyebut Matius dalam orang ketiga, bukan sebagai tokoh utama.
-
Saksi Mata:
-
Jika Injil ini tidak langsung ditulis oleh rasul Matius, maka kemungkinan besar ditulis oleh murid dari komunitas Matius atau berdasarkan tradisi-tradisi yang diwariskan oleh para saksi mata.
-
Injil Matius memperluas ajaran Yesus dengan detail yang mencerminkan tradisi lisan Yahudi-Kristen awal.
Ciri Khas Injil Matius:
-
Sangat menekankan penggenapan nubuat Perjanjian Lama.
-
Memiliki lima kumpulan besar ajaran (misalnya, Khotbah di Bukit) yang menggemakan struktur Taurat Musa.
-
Fokus pada komunitas Yahudi-Kristen, dan menampilkan Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan.
3. Injil Lukas: Disusun Secara Historis dari Sumber Saksi Mata
Penulis:
-
Secara tradisi dikaitkan dengan Lukas, seorang tabib dan teman perjalanan Paulus (Kolose 4:14; Filemon 1:24).
-
Lukas juga penulis Kisah Para Rasul, dan kedua buku ini ditujukan kepada seorang bernama Teofilus.
-
Dalam pendahuluannya (Lukas 1:1–4), Lukas menyatakan tujuannya adalah menyusun kisah yang tertib dan dapat dipercaya, berdasarkan kesaksian mereka yang sejak semula menjadi saksi mata dan pelayan Firman.
Saksi Mata:
-
Lukas bukan saksi mata langsung, tetapi ia mengandalkan:
-
Sumber tertulis (seperti Markus dan dokumen lain yang disebut "Q" oleh para sarjana).
-
Wawancara atau laporan dari saksi mata yang hidup di zamannya.
-
-
Ada spekulasi bahwa ia mungkin meawancarai Maria ibu Yesus, karena ada banyak detail tentang masa kecil Yesus yang unik dalam Injil Lukas.
Ciri Khas Injil Lukas:
-
Menampilkan gaya historiografi Yunani yang sistematis dan logis.
-
Sangat menekankan pada perhatian Yesus terhadap orang miskin, perempuan, dan orang yang terpinggirkan.
-
Memiliki kisah yang paling lengkap tentang kelahiran dan masa kecil Yesus, termasuk Kidung Maria, Zakharia, dan Simeon.
Ringkasan Tabel:
Injil | Tradisi Penulis | Hubungan dengan Saksi Mata | Sarjana Modern Menganggap |
---|---|---|---|
Markus | Yohanes Markus | Berdasarkan pengajaran Petrus | Injil tertua, berdasar Petrus |
Matius | Rasul Matius | Mungkin tradisi komunitas Matius | Berdasar Markus + sumber lain |
Lukas | Lukas (teman Paulus) | Wawancara dan sumber saksi mata | Penulisan historis sistematis |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar