KHOTBAH NATAL 2025 - SANG JURUSELAMAT LAHIR DALAM KESEDERHANAAN



SANG JURUSELAMAT LAHIR DALAM KESEDERHANAAN

Kelahiran Yesus Kristus adalah peristiwa terbesar dalam sejarah keselamatan, namun terjadi dengan cara yang sangat sederhana. Ia tidak lahir di istana megah, tidak disambut dengan kemewahan, melainkan di sebuah kandang, dibaringkan di palungan (Lukas 2:7). Dari sini kita belajar bahwa karya Allah tidak selalu hadir melalui hal-hal yang gemerlap, tetapi sering kali melalui kesederhanaan yang penuh makna.

Kesederhanaan kelahiran Yesus menyatakan kerendahan hati Allah. Sang Firman yang menjadi manusia rela mengosongkan diri-Nya (Filipi 2:6–8) dan masuk ke dalam realitas hidup manusia yang paling rendah. Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya bagi banyak orang. Ini adalah kasih yang nyata—kasih yang turun, mendekat, dan merangkul manusia apa adanya.

Palungan menjadi simbol bahwa Allah dekat dengan mereka yang kecil, lemah, dan terpinggirkan. Para gembala—orang-orang sederhana—menjadi saksi pertama kelahiran Sang Juruselamat (Lukas 2:8–20). Pesan ini menegaskan bahwa keselamatan bukan milik segelintir orang berkuasa, tetapi anugerah bagi semua yang mau datang dengan hati yang rendah dan percaya.

Bagi kita hari ini, kelahiran Yesus dalam kesederhanaan mengajak untuk menata ulang makna hidup. Natal bukan soal kemewahan, tetapi tentang kehadiran Kristus di hati. Di tengah dunia yang sering mengejar popularitas, materi, dan pengakuan, Yesus mengundang kita untuk hidup sederhana, rendah hati, dan penuh kasih.

Kiranya kita belajar menyambut Sang Juruselamat dengan iman yang tulus, hati yang mau dibentuk, dan hidup yang memancarkan kasih-Nya. Sebab di dalam kesederhanaan itulah, kemuliaan Allah dinyatakan dan keselamatan diberikan bagi dunia. 🙏✨

“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Lukas 2:11)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama