Renungan Natal – 23 Desember 2025
Tema: Terang Besar yang Dijanjikan Allah
Bacaan Utama: Yesaya 9:1–6
“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, kepada mereka terang telah bersinar.”
(Yesaya 9:1)
Pendahuluan
Natal tidak bermula di palungan, tetapi di dalam janji Allah. Jauh sebelum Yesus lahir di Betlehem, nabi Yesaya telah menyuarakan pengharapan kepada bangsa yang sedang hidup dalam krisis, penindasan, dan ketakutan. Israel berada dalam kegelapan—secara rohani, politik, dan sosial. Namun justru di tengah situasi itulah Allah menjanjikan terang besar.
Ini mengingatkan kita bahwa Natal bukan perayaan bagi orang yang hidupnya sempurna, melainkan kabar baik bagi mereka yang sedang berjalan dalam gelap.
1. Terang yang Datang kepada Bangsa yang Terluka (Yesaya 9:1–2)
Yesaya tidak berkata bahwa bangsa itu akan berjalan dalam terang, tetapi telah melihat terang. Janji Allah begitu pasti, seolah-olah sudah terjadi.
Kegelapan yang dialami Israel mencakup:
-
Kehilangan arah hidup
-
Ketakutan akan masa depan
-
Tekanan musuh dan penderitaan panjang
Demikian pula hari ini, banyak orang merayakan Natal sambil memikul:
-
Luka batin
-
Kekhawatiran ekonomi
-
Hubungan yang retak
-
Iman yang melemah
Namun Firman Tuhan menegaskan: terang Allah tidak menunggu kegelapan berlalu; terang datang untuk mengalahkannya.
2. Sukacita yang Lahir dari Karya Allah (Yesaya 9:3–4)
Yesaya melukiskan sukacita seperti:
-
Sukacita panen
-
Sukacita pembagian jarahan kemenangan
Ini bukan sukacita palsu atau emosional sesaat, melainkan sukacita karena belenggu dipatahkan:
-
Kuk yang menekan
-
Gandar yang membebani
-
Tongkat penindas
Natal mengingatkan kita bahwa Yesus datang bukan hanya untuk menghibur, tetapi membebaskan:
-
Dari dosa
-
Dari rasa bersalah
-
Dari ketakutan akan kematian
3. Terang Itu Adalah Seorang Anak (Yesaya 9:5–6)
Puncak nubuat ini sangat mengejutkan:
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita…”
Allah tidak mengirim konsep, sistem, atau kekuatan militer. Ia mengirim Seorang Anak.
Gelar-Nya menyatakan siapa Dia:
-
Penasihat Ajaib – Dia menuntun hidup kita
-
Allah yang Perkasa – Dia berkuasa menyelamatkan
-
Bapa yang Kekal – Dia memelihara tanpa batas waktu
-
Raja Damai – Dia mendamaikan manusia dengan Allah
Natal adalah pernyataan bahwa Allah memilih jalan kerendahan hati untuk menyelamatkan dunia.
4. Menanti Natal dengan Iman dan Ketaatan
Menjelang Natal, kita diajak bukan hanya mengingat kelahiran Kristus, tetapi:
-
Percaya pada janji Allah meski keadaan belum berubah
-
Mengizinkan terang itu menerangi seluruh hidup
-
Menjadi pembawa terang bagi sesama
Natal sejati terjadi ketika terang Kristus:
-
Mengubah cara kita berpikir
-
Menguduskan cara kita hidup
-
Memperbarui cara kita mengasihi
Pertanyaan Refleksi
-
Dalam area apa hidup saya sedang berada dalam “kegelapan”?
-
Apakah saya sungguh percaya bahwa janji Allah lebih besar dari keadaan saya?
-
Bagaimana saya dapat menjadi saluran terang Kristus menjelang Natal ini?
Doa Penutup
Tuhan Allah, kami bersyukur atas janji-Mu yang digenapi dalam Yesus Kristus. Saat kami menanti Natal, terangi hati kami yang gelap, pulihkan jiwa kami yang letih, dan teguhkan iman kami yang lemah. Ajari kami hidup sebagai anak-anak terang, sampai dunia melihat kemuliaan-Mu melalui hidup kami. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.


Posting Komentar