DIBENTUK TUHAN UNTUK MENJADI PEMIMPIN YANG BERDAMPAK
Tuhan memanggil setiap orang percaya untuk menjadi pemimpin yang berdampak dalam dunia ini. Kepemimpinan yang berdampak bukan hanya tentang memiliki otoritas, melainkan tentang menjadi alat di tangan Tuhan untuk membawa perubahan positif di keluarga, gereja, tempat kerja, sekolah, bahkan masyarakat luas. Proses menjadi pemimpin seperti ini tidak instan. Tuhan membentuk kita melalui pengalaman hidup, tantangan, dan hubungan dengan-Nya.
1. Tuhan Memanggil Kita untuk Memimpin
Sejak awal, Tuhan sudah memanggil manusia untuk memimpin. Dalam Kejadian 1:26, Tuhan berkata, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara.” Kepemimpinan adalah mandat ilahi. Namun, kepemimpinan ini bukan untuk memerintah dengan semena-mena, melainkan untuk melayani ciptaan Tuhan dengan tanggung jawab dan kasih.
2. Pemimpin yang Berdampak Dimulai dengan Hati yang Taat
Hati yang taat adalah dasar dari semua kepemimpinan yang sejati. Dalam 1 Samuel 15:22, Nabi Samuel berkata, “Apakah TUHAN berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada ketaatan kepada suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan.” Tuhan memerlukan pemimpin yang tunduk kepada kehendak-Nya dan rela dipimpin oleh-Nya.
3. Dibentuk Melalui Proses yang Panjang
Tuhan sering kali menggunakan proses panjang untuk membentuk pemimpin yang berdampak. Daud, misalnya, dipilih sebagai raja ketika masih muda, tetapi ia tidak langsung memerintah. Ia melewati masa-masa sulit, termasuk dikejar oleh Saul, sebelum akhirnya naik takhta. Melalui proses ini, Daud belajar untuk bergantung sepenuhnya pada Tuhan.
4. Karakter Lebih Penting daripada Karisma
Pemimpin yang berdampak tidak hanya bergantung pada karisma atau bakatnya, tetapi pada karakternya yang kokoh. Amsal 22:1 berkata, “Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas.” Karakter yang dibangun dalam Tuhan membuat seorang pemimpin menjadi teladan yang dipercaya oleh orang lain.
5. Berakar dalam Firman Tuhan
Pemimpin yang berdampak harus berakar kuat dalam Firman Tuhan. Mazmur 1:2-3 menggambarkan orang yang merenungkan Firman Tuhan siang dan malam sebagai pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya. Pemimpin yang hidup berdasarkan Firman Tuhan akan menghasilkan keputusan dan tindakan yang bijaksana.
6. Kesediaan untuk Melayani Orang Lain
Yesus adalah teladan utama dalam kepemimpinan yang melayani. Dalam Yohanes 13:14-15, Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya dan berkata, “Jadi jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki.” Pemimpin yang berdampak adalah pemimpin yang tidak segan untuk melayani orang-orang yang dipimpinnya.
7. Dibentuk Melalui Tantangan Hidup
Tantangan hidup adalah bagian penting dalam pembentukan pemimpin. Dalam Roma 5:3-4, Paulus berkata bahwa kesengsaraan menghasilkan ketekunan, ketekunan menghasilkan tahan uji, dan tahan uji menghasilkan pengharapan. Tuhan sering kali menggunakan tantangan untuk membentuk iman, keteguhan, dan kebijaksanaan seorang pemimpin.
8. Mengandalkan Kuasa Roh Kudus
Kepemimpinan yang berdampak tidak dapat dilakukan dengan kekuatan sendiri. Kisah Para Rasul 1:8 berkata, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu.” Kuasa Roh Kudus memberikan hikmat, keberanian, dan kekuatan untuk menghadapi berbagai situasi dalam kepemimpinan.
9. Membawa Pengaruh Positif
Pemimpin yang dibentuk Tuhan selalu membawa pengaruh positif di mana pun ia berada. Matius 5:16 mengingatkan, “Hendaklah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Kepemimpinan kita seharusnya memuliakan Tuhan dan membawa berkat bagi orang lain.
10. Memiliki Hati untuk Membimbing Orang Lain
Tuhan memanggil pemimpin untuk membimbing orang lain menuju kebenaran. Dalam 2 Timotius 2:2, Paulus berkata, “Apa yang telah engkau dengar dariku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.” Pemimpin yang berdampak mempersiapkan generasi selanjutnya untuk melanjutkan misi Tuhan.
11. Kerendahan Hati dalam Kepemimpinan
Pemimpin yang sejati tidak mencari kemuliaan bagi dirinya sendiri. Mikha 6:8 berkata, “Yang dituntut TUHAN daripadamu: melakukan keadilan, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu.” Kerendahan hati memungkinkan seorang pemimpin untuk tetap fokus pada tujuan Tuhan dan tidak teralihkan oleh ambisi pribadi.
12. Hidup dengan Tujuan Ilahi
Pemimpin yang berdampak selalu memahami bahwa ia hidup untuk menjalankan misi Tuhan. Efesus 2:10 berkata, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik.” Pemimpin yang sadar akan panggilannya tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang tidak berfaedah.
13. Menjadi Pembawa Damai
Pemimpin yang dibentuk Tuhan adalah pembawa damai. Dalam Matius 5:9, Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Dalam situasi konflik, pemimpin yang berdampak mampu menyatukan orang-orang dan menciptakan solusi yang membangun.
14. Setia dalam Hal Kecil
Tuhan sering kali membentuk seorang pemimpin melalui hal-hal kecil. Lukas 16:10 berkata, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.” Kesetiaan dalam hal kecil menunjukkan kesiapan kita untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.
15. Kesimpulan: Menjadi Pemimpin yang Berdampak untuk Kemuliaan Tuhan
Kepemimpinan yang berdampak tidak terjadi secara kebetulan. Itu adalah hasil dari proses pembentukan Tuhan yang penuh kasih. Tuhan mencari hati yang rela dibentuk dan dipakai untuk tujuan-Nya. Mari kita serahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan, agar kita dapat menjadi pemimpin yang membawa perubahan dan kemuliaan bagi nama-Nya. Amin.


Posting Komentar