Minggu, 25 Mei 2025

RENUNGAN HARIAN - 25 MEI 2025



Renungan Harian – 25 Mei 2025

Judul: “Apakah Kita Hanya Mau Menerima yang Baik dari Tuhan?”

📖 Ayub 2:10
"Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"


🕊 Pendahuluan

Di dunia yang serba instan ini, banyak orang menginginkan hidup yang mulus, berkat yang melimpah, dan keadaan yang selalu menyenangkan. Namun, kehidupan orang percaya tidak selalu berada di puncak. Ada kalanya kita berada dalam lembah, menghadapi penderitaan, sakit, dan ketidakpastian.

Ayub adalah contoh nyata seorang yang mengalami penderitaan ekstrem. Setelah kehilangan harta dan anak-anaknya, ia juga diserang penyakit kulit yang mengerikan. Dalam penderitaan itu, istrinya menyarankan agar ia mengutuki Allah dan mati. Namun Ayub menjawab dengan sebuah pertanyaan penting:
“Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?”


🔥 Isi Renungan: Menerima Dua Sisi dari Rencana Tuhan

1. Iman yang Tidak Pilih-Pilih

Ayub menunjukkan bahwa iman sejati tidak hanya bertahan saat diberkati, tetapi juga ketika diuji. Banyak orang percaya senang saat hidup diberkati, tetapi ketika menghadapi pencobaan, mereka mulai menyalahkan Tuhan.

Ayub tidak seperti itu. Ia mengakui bahwa Tuhan berhak memberikan yang baik maupun yang sulit, karena segala sesuatu berada dalam kendali-Nya. Ia tetap teguh dan tidak berdosa dengan bibirnya.

✅ Refleksi:
Apakah aku hanya mau taat dan bersyukur saat Tuhan menjawab doaku sesuai harapanku?

2. Penderitaan Bukan Bukti Tuhan Tidak Sayang

Kita sering mengira bahwa penderitaan adalah tanda bahwa Tuhan jauh atau tidak peduli. Padahal, justru dalam penderitaan, Tuhan sedang bekerja memurnikan iman kita. Seperti emas yang dimurnikan dalam api, iman kita menjadi lebih berharga melalui proses yang sulit.

✅ Refleksi:
Apakah aku menyadari bahwa Tuhan tetap hadir dan setia meski aku sedang dalam penderitaan?

3. Jawaban Ayub Menyatakan Hatinya

Perkataan Ayub kepada istrinya menunjukkan kedewasaan rohani yang luar biasa. Ia tidak terseret oleh emosi atau bisikan yang mendorongnya untuk meninggalkan Tuhan. Ia memilih untuk tetap berpegang teguh pada kebenaran, walaupun tidak mengerti sepenuhnya rencana Allah.

✅ Refleksi:
Saat orang di sekitarku mulai meragukan Tuhan, apakah aku tetap teguh dalam iman seperti Ayub?


🌱 Aplikasi dalam Hidup Sehari-hari

  • Belajarlah menerima bahwa hidup beriman tidak selalu nyaman.

  • Saat menghadapi penderitaan, jangan langsung menyalahkan Tuhan, tapi datanglah kepada-Nya dengan hati yang terbuka.

  • Berdoalah agar Tuhan memampukan kita untuk setia dalam setiap musim kehidupan.


🙏 Doa

Tuhan, Engkau adalah Allah yang baik, bahkan saat hidupku tidak berjalan sesuai rencana. Ajar aku untuk tidak hanya menerima yang baik dari-Mu, tetapi juga tetap percaya ketika Engkau mengizinkan hal-hal yang sulit. Murnikan imanku seperti Engkau memurnikan Ayub. Kuatkan aku untuk tidak bersungut-sungut, tapi berserah dan tetap memuji-Mu. Dalam nama Yesus, aku berdoa. Amin.


Penutup

Jalan Tuhan seringkali tidak kita mengerti. Tetapi satu hal pasti: Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dia sedang membentuk kita melalui setiap musim kehidupan, baik saat manis maupun saat pahit.

"Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"
Ayub 2:10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *