Renungan Pagi – Sabtu, 14 Juni 2025
Judul: Damai di Tengah Penantian
Ayat Bacaan: "Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya."
— Mazmur 37:7 (TB)
Deskripsi Renungan:
Pagi ini, kita diundang untuk merenungkan sebuah sikap hati yang mungkin paling sulit dilakukan oleh manusia modern: berdiam dan menanti. Dalam dunia yang serba cepat, segala sesuatu tampaknya harus segera. Kita terbiasa dengan "instan"—makanan instan, pengiriman instan, bahkan informasi pun serba instan. Namun, di tengah budaya yang serba cepat ini, Tuhan memanggil kita untuk berdiam di hadapan-Nya dan menantikan Dia.
Mazmur 37 adalah nasihat dari Daud yang penuh hikmat, khususnya bagi orang percaya yang hidup di tengah situasi yang tampaknya tidak adil. Daud mengakui bahwa seringkali orang yang hidup dengan cara yang curang justru tampak berhasil. Mereka tidak takut akan Tuhan, tetapi hidup mereka tampaknya sejahtera dan penuh kemajuan. Kita bisa merasa iri atau bahkan marah melihat ketidakadilan itu.
Namun ayat ini berkata: "Jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya." Artinya, kita tidak boleh membandingkan hidup kita dengan mereka yang memperoleh keberhasilan dengan cara yang tidak benar. Fokus kita bukanlah pada jalan mereka, tetapi pada kesetiaan Tuhan dalam hidup kita. Penantian dalam Tuhan adalah penantian yang tidak pernah sia-sia.
Berdiam bukan berarti menyerah. Dalam bahasa Ibrani, kata "berdiam" di sini mengandung makna menenangkan diri, berserah, dan menaruh harapan yang dalam kepada Tuhan. Ini adalah posisi rohani di mana seseorang percaya bahwa Tuhan tahu apa yang sedang Dia lakukan, bahkan ketika kita tidak mengerti jalan-Nya.
Mungkin hari ini engkau sedang menantikan banyak hal—jawaban doa yang belum datang, pengakuan dari orang lain, kesembuhan, pasangan hidup, pekerjaan yang lebih baik, atau kelulusan studi. Penantian bisa terasa sangat berat dan panjang, terutama saat kita melihat orang lain seolah-olah melaju cepat dalam hidup mereka. Namun, Mazmur 37 ingin mengingatkan bahwa hidup orang benar diatur oleh Tuhan, dan Dia "berkenan kepada jalan hidupnya" (Mazmur 37:23).
Tuhan tidak pernah lalai. Waktu-Nya bukan hanya tepat, tetapi sempurna. Ketika Dia meminta kita untuk menanti, itu bukan karena Dia lupa, tetapi karena ada pekerjaan penting yang sedang Ia lakukan dalam diri kita—pekerjaan pembentukan, penguatan iman, dan penyucian hati.
Pagi ini, mari belajar mempercayai Tuhan lebih dari logika dan kecepatan dunia ini. Jika kita sungguh percaya bahwa Tuhan itu baik, maka kita akan belajar menikmati damai di tengah penantian, karena kita tahu bahwa segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3:11).
Refleksi Pribadi:
-
Apa bentuk penantian yang sedang kamu alami saat ini?
-
Apakah kamu merasa marah atau iri melihat keberhasilan orang lain yang tidak takut Tuhan?
-
Bagaimana kamu bisa belajar untuk berdiam dan mempercayai waktu Tuhan?
Doa Pagi:
Tuhan, terima kasih atas firman-Mu pagi ini yang meneguhkan hatiku. Aku mengaku bahwa aku sering merasa gelisah dan tergesa-gesa, bahkan mempertanyakan keadilan-Mu. Namun hari ini, aku memilih untuk berdiam di hadapan-Mu, percaya bahwa waktu-Mu lebih baik daripada jalanku sendiri. Berilah aku hati yang tenang, iman yang kuat, dan mata yang hanya tertuju kepada-Mu. Biar damai-Mu memenuhi penantianku. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, aku berdoa. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar