Advertisement

Responsive Advertisement

JANGAN LELAH MELAYANI TUHAN

 


1. Pendahuluan: Melayani Tuhan adalah Kehormatan

Melayani Tuhan bukanlah beban, melainkan kehormatan yang besar bagi setiap orang percaya. Tuhan, Sang Pencipta alam semesta, memilih manusia yang terbatas untuk menjadi rekan sekerja dalam pekerjaan-Nya. Namun dalam perjalanannya, banyak pelayan Tuhan—baik di gereja, di masyarakat, maupun di kehidupan sehari-hari—mengalami kelelahan, baik secara fisik, mental, maupun rohani.

Kelelahan ini bisa muncul karena tekanan pelayanan, kurangnya penghargaan dari sesama, konflik internal, kekecewaan, bahkan karena motivasi yang mulai melemah. Oleh karena itu, penting untuk mengingatkan diri bahwa kita tidak boleh lelah melayani Tuhan—bukan karena kekuatan sendiri, tetapi karena kuasa Tuhan yang menopang.


2. Dasar Alkitabiah: Galatia 6:9

"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah."

Ayat ini mengandung janji dan dorongan. Tuhan tahu bahwa dalam perjalanan iman, ada masa-masa jemu dan letih. Namun Dia berjanji bahwa hasil akan dituai bila kita tetap setia. Pelayanan adalah bentuk berbuat baik yang terus-menerus, dan Tuhan melihat serta menghargai setiap tetes keringat dan air mata kita.


3. Mengapa Kita Bisa Lelah Melayani?

Beberapa alasan umum mengapa seseorang bisa merasa lelah atau jenuh dalam pelayanan:

  • Kurangnya waktu pribadi dengan Tuhan (devosi): Aktivitas tanpa spiritualitas akan menghasilkan kekosongan.

  • Tuntutan pelayanan yang berat: Banyak pelayan Tuhan multitasking tanpa jeda.

  • Kritik dan penghakiman dari orang lain: Pelayanan yang dilakukan tidak selalu dihargai.

  • Motivasi yang keliru: Melayani untuk pujian, bukan karena kasih kepada Tuhan.

  • Tidak menjaga kesehatan jasmani dan emosional: Tubuh yang lemah dapat mempengaruhi semangat melayani.


4. Melayani dengan Hati yang Benar

Tuhan melihat hati. Pelayanan yang besar di mata manusia belum tentu besar di hadapan Tuhan. Tapi pelayanan yang dilakukan dengan kasih, kerendahan hati, dan kesetiaan, betapapun kecilnya, akan dikenang kekal di surga. Melayani bukan sekadar melakukan tugas, tetapi mengekspresikan kasih kepada Kristus dan sesama.

Contoh Alkitabiah:

  • Yesus sendiri tidak pernah lelah melayani, meski ditolak, difitnah, bahkan disalibkan.

  • Paulus tetap melayani walau sering dipenjara, dicambuk, dan ditolak oleh banyak orang.

  • Maria dari Betania melayani Yesus dengan minyak narwastu sebagai bentuk kasih dan pengabdian yang murni.


5. Cara Agar Tidak Lelah Melayani Tuhan

a. Bangun Relasi Pribadi yang Dalam dengan Tuhan

Tanpa relasi yang intim dengan Tuhan, pelayanan akan menjadi rutinitas yang kering. Seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur, kita akan kering dan mati secara rohani.

b. Temukan Kembali Alasan Awal Melayani

Ingat kembali saat pertama kali Anda menerima panggilan Tuhan. Kasih mula-mula itu perlu dijaga agar tidak padam.

c. Bersyukur dan Fokus pada Buah Pelayanan

Walau kadang tidak terlihat sekarang, pelayanan kita akan berbuah pada waktunya. Mungkin di bumi, mungkin di surga, tetapi tidak ada yang sia-sia.

d. Beristirahat dalam Tuhan

Istirahat bukanlah tanda kelemahan, tetapi tanda hikmat. Bahkan Yesus pun menarik diri untuk berdoa dan beristirahat dari keramaian.

e. Berkomunitas dan Bangun Tim yang Sehat

Jangan melayani sendirian. Berjalanlah bersama saudara seiman yang dapat saling mendukung, menguatkan, dan saling mendoakan.


6. Penutup: Melayani Sampai Akhir

Melayani Tuhan adalah maraton, bukan sprint. Kita dipanggil bukan hanya untuk memulai pelayanan, tapi menyelesaikannya dengan setia. Tuhan tidak mencari pelayan yang paling hebat, tetapi yang tetap setia sampai akhir.

Ingatlah janji Tuhan di 1 Korintus 15:58:

"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."

Jangan lelah melayani Tuhan, karena Ia tidak pernah lelah memberkati kita.


Posting Komentar

0 Komentar