I. Pendahuluan: Ketika Kekristenan Menjadi Simbolik
Di zaman modern, kekristenan sering kali dipahami secara simbolik: sebagai status agama, tradisi keluarga, atau aksesori identitas. Banyak orang yang mengaku Kristen, mengenakan salib, dan aktif di gereja, tetapi kehidupannya tidak menunjukkan kedalaman hubungan pribadi dengan Kristus.
Padahal, mengikut Yesus adalah panggilan radikal: bukan hanya mengenal nama-Nya, tetapi menyerahkan hidup kepada-Nya dalam ketaatan dan pengorbanan.
II. Pengertian Simbol dan Kekeliruannya
📌 Apa itu simbol?
Simbol adalah lambang yang mewakili sesuatu yang lebih dalam—misalnya salib melambangkan pengorbanan Kristus.
❗ Bahayanya jika simbol tidak disertai makna:
-
Salib hanya jadi aksesori
-
Ayat Alkitab jadi hiasan profil media sosial
-
Aktivitas gereja hanya rutinitas sosial
Simbol yang tidak dihidupi bisa menyesatkan seseorang merasa “sudah cukup rohani” padahal belum mengalami pertobatan sejati.
III. Apa Arti Mengikut Yesus yang Sejati?
Mengikut Yesus berarti:
-
Meninggalkan kehidupan lama (Lukas 5:11)
-
Menjadi murid yang belajar dan taat pada Firman-Nya (Yohanes 8:31)
-
Mengambil bagian dalam penderitaan dan pelayanan Kristus (Filipi 1:29)
-
Meneladani karakter Kristus dalam kehidupan sehari-hari (1 Yohanes 2:6)
IV. Kontras antara Kekristenan Simbolik vs Kekristenan Sejati
Kekristenan Simbolik | Kekristenan Sejati |
---|---|
Status di KTP | Identitas dalam Kristus |
Ikut ibadah rutin | Ibadah yang lahir dari kerinduan akan Allah |
Hafal ayat | Hidup dalam ketaatan pada ayat tersebut |
Aktif di gereja | Bertumbuh dalam kasih dan kerendahan hati |
Gaya hidup duniawi | Hidup kudus dan berbeda dari dunia |
V. Alasan Mengapa Banyak Orang Berhenti di Level Simbolik
-
Takut kehilangan kenyamanan
-
Mengikut Yesus berarti memikul salib, bukan hidup tanpa tantangan.
-
-
Tidak memahami makna keselamatan
-
Banyak orang berpikir asal "percaya" sudah cukup, padahal iman tanpa perbuatan adalah mati (Yakobus 2:17).
-
-
Pengaruh budaya konsumerisme
-
Kekristenan ditafsirkan seperti memilih produk rohani: ikut gereja yang cocok dengan selera, bukan tunduk pada kebenaran.
-
VI. Yesus Menginginkan Pengikut, Bukan Penonton
Dalam Injil, Yesus tidak pernah memanggil orang hanya untuk menyaksikan mujizat, tetapi untuk mengikuti Dia — masuk dalam gaya hidup Kerajaan Allah:
“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari, dan mengikut Aku.”
— Lukas 9:23
Mengikut Yesus bukan hanya “percaya dalam hati”, tapi:
-
Bersaksi di tengah dunia
-
Bertahan dalam pencobaan
-
Rela meninggalkan dosa
VII. Tanda-Tanda Orang yang Mengikut Yesus Secara Sejati
-
Rela membayar harga
Mengikut Yesus bisa berarti kehilangan popularitas, harta, bahkan relasi. Tapi upahnya kekal (Markus 10:29-30). -
Berbuah dalam kehidupan nyata
Buah pertobatan: kasih, damai, pengampunan, kerendahan hati (Galatia 5:22–23). -
Menghidupi Firman Tuhan
Tidak sekadar mendengar atau membaca, tetapi menjadi pelaku Firman (Yakobus 1:22). -
Tetap setia dalam penderitaan
Penderitaan bukan tanda Tuhan menjauh, tapi bagian dari proses pemurnian iman.
VIII. Relevansi di Era Digital: Mengikut Yesus dalam Dunia Maya
Di dunia digital, banyak yang "mengaku" ikut Yesus lewat:
-
Story ayat Alkitab
-
Caption “God is good”
-
Ikut ibadah live streaming
Namun mengikut Yesus sejati juga berarti:
-
Tidak menyebarkan hoaks/fitnah
-
Menahan diri dari konten dosa (pornografi, kebencian)
-
Memberkati lewat konten, komentar, dan relasi online
“Apa pun juga yang kamu perbuat dengan perkataan atau perbuatan, perbuatlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus...”
— Kolose 3:17
IX. Contoh Tokoh Alkitab: Mengikut Yesus dengan Nyata
✝ Petrus: dari penakut menjadi pemimpin
-
Mengikuti Yesus berarti siap gagal, tapi terus bertumbuh
✝ Paulus: meninggalkan semua demi Kristus
-
Gelar, status, dan kekuasaan ia anggap sampah karena mengenal Kristus lebih mulia (Filipi 3:8)
✝ Martir Kristen awal gereja
-
Mengikut Yesus bukan untuk hidup nyaman, tapi untuk hidup dalam kebenaran sampai mati
X. Aplikasi Praktis: Bagaimana Kita Bisa Mengikut Yesus Hari Ini
-
Mulailah dengan pertobatan pribadi
-
Jangan puas hanya dengan simbol. Serahkan hatimu sungguh-sungguh kepada Tuhan.
-
-
Bangun disiplin rohani
-
Waktu teduh, doa pribadi, puasa, pelayanan.
-
-
Bersaksi lewat kehidupan nyata dan digital
-
Jadikan media sosial sebagai tempat terang bersinar, bukan dosa tersembunyi.
-
-
Terlibat dalam komunitas rohani
-
Orang yang mengikut Yesus tidak berjalan sendiri (Kisah 2:42)
-
-
Terus bertumbuh dalam iman
-
Mengikut Yesus adalah perjalanan seumur hidup, bukan keputusan satu hari.
-
XI. Kesimpulan: Iman Tanpa Tindakan adalah Mati
Matius 7:21 — “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”
Mengikut Yesus bukan tentang simbol luar, tapi tentang hati yang tunduk, hidup yang berubah, dan ketaatan yang nyata.
🔚 PENUTUP
Simbol boleh ada. Tapi jangan berhenti di situ.
Yesus tidak mati di salib supaya kita sekadar memakai salib.
Ia mati agar kita menghidupi salib, menyalibkan ego, dan bangkit dalam kehidupan baru bersama-Nya.
0 Komentar