🕊️ Renungan Harian – Selasa, 14 Oktober 2025
Judul: Kasih yang Mampu Mengampuni
Bacaan Firman: Kolose 3:12–14
“Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” — Kolose 3:12–14
Renungan:
Setiap orang pasti pernah terluka oleh perkataan, tindakan, atau sikap orang lain. Terkadang luka itu begitu dalam hingga sulit dilupakan. Kita mungkin bertanya dalam hati, “Mengapa aku harus mengampuni padahal aku yang disakiti?” Namun di sinilah iman kita diuji. Mengampuni bukan karena orang itu pantas, melainkan karena Kristus lebih dulu mengampuni kita.
Rasul Paulus mengingatkan jemaat Kolose bahwa sebagai orang-orang pilihan Allah, mereka harus hidup dalam kasih dan pengampunan. Hidup yang dipenuhi kasih adalah hidup yang mencerminkan karakter Kristus. Ketika kita memilih untuk memaafkan, sesungguhnya kita sedang meneladani hati Tuhan Yesus yang penuh kasih dan rahmat.
Kasih yang sejati tidak memelihara dendam, tidak menuntut balas, dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Kasih sejati adalah keputusan untuk berkata, “Aku memilih untuk melepaskan kesakitan ini karena aku percaya Tuhan yang akan memulihkan hatiku.”
Pengampunan bukan berarti melupakan kejadian yang menyakitkan, tetapi melepaskan kuasa kejadian itu atas hidup kita. Orang yang menolak mengampuni sesungguhnya sedang memenjarakan dirinya sendiri dalam belenggu kebencian dan kepahitan.
Yesus menunjukkan teladan yang luar biasa di atas kayu salib. Dalam penderitaan yang amat berat, Ia berkata:
“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34)
Betapa dalam kasih itu! Di saat manusia menyiksa dan menyalibkan-Nya, Yesus tetap memilih untuk mengampuni. Inilah kasih yang sejati, kasih yang melampaui batas logika manusia, kasih yang mampu menembus dinding kebencian dan memulihkan hati yang terluka.
Bila hari ini kita masih menyimpan kepahitan kepada seseorang — entah itu keluarga, teman, rekan kerja, atau bahkan pemimpin rohani — marilah kita datang kepada Tuhan dan menyerahkan semuanya. Mintalah kekuatan dari Roh Kudus untuk melembutkan hati kita. Karena hanya dengan kasih dari Tuhan, kita mampu berkata, “Aku mengampuni seperti Kristus mengampuniku.”
Perenungan:
-
Apakah ada orang yang masih sulit Anda ampuni hingga hari ini?
-
Sudahkah Anda menyerahkan rasa sakit itu ke dalam tangan Tuhan?
-
Bagaimana Anda dapat menunjukkan kasih Kristus kepada orang yang pernah melukai Anda?
Aplikasi:
Mulailah langkah kecil hari ini. Berdoalah bagi orang yang pernah menyakiti Anda. Sebut namanya satu per satu di hadapan Tuhan dan mintalah damai sejahtera memenuhi hati Anda. Setiap kali rasa marah muncul, ingatlah bahwa kasih Tuhan lebih besar daripada luka hati kita. Dengan mengampuni, Anda tidak hanya memulihkan hubungan dengan orang lain, tetapi juga membebaskan diri Anda dari rantai kepahitan yang menghambat pertumbuhan rohani.
Doa:
Tuhan Yesus yang penuh kasih, Engkaulah sumber pengampunan dan kedamaian. Ampunilah aku jika selama ini aku masih memelihara dendam dan kemarahan terhadap orang lain. Lembutkanlah hatiku agar aku dapat melihat mereka dengan kasih-Mu. Ajarku mengenakan belas kasihan, kemurahan, dan kerendahan hati setiap hari. Kiranya kasih-Mu menjadi pengikat yang mempersatukan keluargaku, gerejaku, dan seluruh kehidupan ini. Dalam nama Yesus Kristus, aku berdoa. Amin.
Penutup:
Kasih sejati tidak hanya diucapkan, tetapi diwujudkan dalam tindakan. Dunia membutuhkan lebih banyak orang yang berani mengampuni, bukan karena mereka kuat, tetapi karena mereka mengenal kasih Kristus yang sempurna.
“Kasih tidak berkesudahan.” (1 Korintus 13:8a)
0 Komentar