Renungan 07-12-2024: "Menjadi Terang di Tengah Dunia yang Gelap
Dalam Matius 5:14-16, Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Panggilan menjadi terang dunia adalah panggilan besar bagi setiap pengikut Kristus.
Dunia ini sering kali dipenuhi dengan kegelapan—kejahatan, ketidakadilan, keserakahan, dan kehilangan harapan. Dalam konteks seperti inilah, Yesus memanggil kita untuk menjadi terang. Terang tidak hanya berfungsi untuk menerangi, tetapi juga memberikan arah dan pengharapan bagi mereka yang tersesat di dalam kegelapan.
Menjadi terang bukan berarti kita sempurna atau tanpa dosa, melainkan kita menjadi cerminan kasih, kebenaran, dan kehadiran Kristus di dunia. Terang yang kita bawa berasal dari Yesus, Sang Terang Dunia, yang telah menyinari hati kita melalui karya penebusan-Nya.
Salah satu cara untuk menjadi terang adalah dengan menunjukkan kasih dalam tindakan nyata. Kasih yang kita tunjukkan bukan hanya kepada orang-orang yang menyenangkan atau yang dekat dengan kita, tetapi juga kepada mereka yang sulit kita kasihi. Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita (Matius 5:44).
Dunia sering kali mengukur keberhasilan dengan kekuasaan, harta, dan ketenaran. Namun, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menunjukkan nilai-nilai kerajaan Allah, seperti kerendahan hati, kejujuran, pengampunan, dan pengorbanan. Nilai-nilai ini adalah bagian dari terang yang memancarkan kasih Tuhan.
Tantangan terbesar dalam menjadi terang adalah ketika kita menghadapi penolakan atau kesulitan. Dunia tidak selalu menerima terang dengan sukacita. Kadang-kadang, terang itu mengganggu mereka yang nyaman dalam kegelapan. Namun, kita dipanggil untuk tetap setia, seperti yang ditulis dalam Galatia 6:9, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menyerah.”
Selain itu, terang yang kita bawa harus disertai dengan kerendahan hati. Kita tidak menjadi terang untuk memuliakan diri sendiri, melainkan untuk memuliakan Tuhan. Semua perbuatan baik kita seharusnya menunjuk kepada Allah yang memberikan kasih karunia dan kekuatan kepada kita.
Kita juga perlu menjaga agar terang itu tidak redup. Bagaimana caranya? Dengan terus berakar di dalam Kristus melalui doa, pembacaan Firman Tuhan, dan persekutuan dengan sesama orang percaya. Seperti pelita yang memerlukan minyak untuk tetap menyala, demikian pula kita memerlukan hubungan yang intim dengan Tuhan agar terang kita tidak padam.
Menjadi terang berarti kita menjadi saksi Injil di mana pun Tuhan menempatkan kita—di rumah, sekolah, tempat kerja, atau lingkungan masyarakat. Kesaksian hidup kita sering kali berbicara lebih keras daripada kata-kata kita. Orang-orang di sekitar kita melihat bagaimana kita menghadapi masalah, memperlakukan orang lain, dan menjalani hidup sehari-hari.
Hari ini, mari kita renungkan: Apakah terang Kristus bersinar melalui hidup kita? Apakah orang-orang di sekitar kita melihat kasih, pengharapan, dan damai sejahtera Tuhan dalam diri kita? Dunia membutuhkan terang, dan Tuhan memanggil kita untuk menjadi saluran terang-Nya. Jangan takut untuk bercahaya, karena terang yang kecil pun mampu mengusir kegelapan.
Doa:
Tuhan, terima kasih karena Engkau telah memanggil kami untuk menjadi terang di dunia ini. Tolong kami agar hidup kami mencerminkan kasih dan kebenaran-Mu. Mampukan kami untuk tetap setia, bahkan ketika menghadapi tantangan. Biarlah segala perbuatan baik kami memuliakan nama-Mu, dan jadikan hidup kami saksi Injil bagi mereka yang berada di sekitar kami. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.
Dalam Matius 5:14-16, Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Panggilan menjadi terang dunia adalah panggilan besar bagi setiap pengikut Kristus.
Dunia ini sering kali dipenuhi dengan kegelapan—kejahatan, ketidakadilan, keserakahan, dan kehilangan harapan. Dalam konteks seperti inilah, Yesus memanggil kita untuk menjadi terang. Terang tidak hanya berfungsi untuk menerangi, tetapi juga memberikan arah dan pengharapan bagi mereka yang tersesat di dalam kegelapan.
Menjadi terang bukan berarti kita sempurna atau tanpa dosa, melainkan kita menjadi cerminan kasih, kebenaran, dan kehadiran Kristus di dunia. Terang yang kita bawa berasal dari Yesus, Sang Terang Dunia, yang telah menyinari hati kita melalui karya penebusan-Nya.
Salah satu cara untuk menjadi terang adalah dengan menunjukkan kasih dalam tindakan nyata. Kasih yang kita tunjukkan bukan hanya kepada orang-orang yang menyenangkan atau yang dekat dengan kita, tetapi juga kepada mereka yang sulit kita kasihi. Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita (Matius 5:44).
Dunia sering kali mengukur keberhasilan dengan kekuasaan, harta, dan ketenaran. Namun, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menunjukkan nilai-nilai kerajaan Allah, seperti kerendahan hati, kejujuran, pengampunan, dan pengorbanan. Nilai-nilai ini adalah bagian dari terang yang memancarkan kasih Tuhan.
Tantangan terbesar dalam menjadi terang adalah ketika kita menghadapi penolakan atau kesulitan. Dunia tidak selalu menerima terang dengan sukacita. Kadang-kadang, terang itu mengganggu mereka yang nyaman dalam kegelapan. Namun, kita dipanggil untuk tetap setia, seperti yang ditulis dalam Galatia 6:9, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menyerah.”
Selain itu, terang yang kita bawa harus disertai dengan kerendahan hati. Kita tidak menjadi terang untuk memuliakan diri sendiri, melainkan untuk memuliakan Tuhan. Semua perbuatan baik kita seharusnya menunjuk kepada Allah yang memberikan kasih karunia dan kekuatan kepada kita.
Kita juga perlu menjaga agar terang itu tidak redup. Bagaimana caranya? Dengan terus berakar di dalam Kristus melalui doa, pembacaan Firman Tuhan, dan persekutuan dengan sesama orang percaya. Seperti pelita yang memerlukan minyak untuk tetap menyala, demikian pula kita memerlukan hubungan yang intim dengan Tuhan agar terang kita tidak padam.
Menjadi terang berarti kita menjadi saksi Injil di mana pun Tuhan menempatkan kita—di rumah, sekolah, tempat kerja, atau lingkungan masyarakat. Kesaksian hidup kita sering kali berbicara lebih keras daripada kata-kata kita. Orang-orang di sekitar kita melihat bagaimana kita menghadapi masalah, memperlakukan orang lain, dan menjalani hidup sehari-hari.
Hari ini, mari kita renungkan: Apakah terang Kristus bersinar melalui hidup kita? Apakah orang-orang di sekitar kita melihat kasih, pengharapan, dan damai sejahtera Tuhan dalam diri kita? Dunia membutuhkan terang, dan Tuhan memanggil kita untuk menjadi saluran terang-Nya. Jangan takut untuk bercahaya, karena terang yang kecil pun mampu mengusir kegelapan.
Doa:
Tuhan, terima kasih karena Engkau telah memanggil kami untuk menjadi terang di dunia ini. Tolong kami agar hidup kami mencerminkan kasih dan kebenaran-Mu. Mampukan kami untuk tetap setia, bahkan ketika menghadapi tantangan. Biarlah segala perbuatan baik kami memuliakan nama-Mu, dan jadikan hidup kami saksi Injil bagi mereka yang berada di sekitar kami. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.