Advertisement

Responsive Advertisement

RENUNGAN PAGI - 28 MEI 2025

 


Renungan Pagi – 28 Mei 2025
Judul: Ketenangan Dalam Hadirat-Nya
Nats: Mazmur 46:11
"Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!"

Renungan:

Setiap pagi adalah undangan baru dari Tuhan untuk masuk dalam hadirat-Nya, sebelum kita melangkah ke dalam kesibukan dan pergumulan dunia. Mazmur 46:11 adalah panggilan lembut dari Allah untuk berhenti sejenak—tidak hanya berhenti dari aktivitas fisik, tetapi juga dari kegelisahan batin yang sering kali membebani jiwa.

“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah” adalah lebih dari sekadar perintah; itu adalah undangan kasih kepada kita yang lelah dan letih. Di tengah dunia yang bising—dengan jadwal padat, kekhawatiran finansial, pergumulan relasi, hingga tekanan hidup—Tuhan mengundang kita untuk menemukan tempat teduh di hadapan-Nya. Ia memanggil kita untuk berhenti sejenak dari usaha manusiawi kita dan menyadari bahwa Dialah Allah yang berdaulat, tak terbatas, dan tak tergoyahkan.

Diam bukanlah tanda kelemahan atau kepasifan. Dalam perspektif iman, diam adalah tindakan yang kuat—sikap percaya yang mendalam bahwa Allah sedang bekerja, bahkan ketika kita tidak melihat bukti langsung. Dalam keheningan itu, kita tidak kehilangan kontrol, justru kita menyerahkan kontrol kepada Pribadi yang lebih besar dari segala permasalahan: Tuhan sendiri.

Mungkin hari ini ada hal yang membuatmu gelisah—doa yang belum dijawab, jalan yang belum terbuka, atau keputusan yang belum jelas. Jangan terburu-buru. Tenangkan hati di hadapan Tuhan. Dalam keheningan bersama-Nya, kita tidak hanya ditenangkan, tetapi juga dipulihkan. Roh Kudus menuntun kita untuk mengenal Tuhan lebih dalam—bukan hanya secara intelektual, tetapi secara pribadi dan intim. Kita diajar untuk percaya bahwa tidak ada badai yang terlalu besar bagi-Nya, tidak ada persoalan yang luput dari perhatian-Nya.

Ketika kita diam, kita memberi ruang bagi Tuhan untuk menyatakan karya-Nya. Kita berhenti bergantung pada kekuatan sendiri dan mulai bersandar pada kasih karunia-Nya. Di situ kita menemukan kekuatan yang sejati: bukan dari usaha kita, melainkan dari kehadiran-Nya yang meneguhkan hati.

Doa Pagi:

Tuhan yang Kudus, ajarku untuk diam dalam hadirat-Mu. Di saat hatiku penuh gelisah dan pikiranku berlari-lari dalam kecemasan, tuntun aku untuk duduk tenang di kaki-Mu dan mengenal bahwa Engkaulah Allah yang memegang seluruh kendali. Engkaulah benteng perlindunganku, tempat aku bersandar dan bernaung. Penuhi hariku dengan damai-Mu yang melampaui segala akal, dan tuntun setiap langkahku dalam iman, bukan dalam ketakutan. Dalam nama Yesus aku berdoa, Amin.

Refleksi:

  • Apakah aku sedang berusaha menyelesaikan sesuatu dengan kekuatanku sendiri tanpa melibatkan Tuhan?

  • Bagian mana dari hidupku yang perlu aku serahkan sepenuhnya kepada Tuhan hari ini?

  • Sudahkah aku menyediakan waktu untuk berdiam diri dan mendengar suara Tuhan dalam keheningan?

"Dalam keheningan, Tuhan sering berbicara paling jelas. Dan dalam ketenangan, kita mendengarkan paling dalam."

Selamat menjalani hari ini bersama damai dan kehadiran Tuhan yang meneduhkan. Kiranya kasih dan penyertaan-Nya menyertaimu senantiasa. 🌿

Posting Komentar

0 Komentar