RENUNGAN PAGI - 22 SEPTEMBER 2025

 


🌅 Renungan Pagi

Senin, 22 September 2025
Bacaan: Pengkhotbah 3:1-8
"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya: ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal; ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk merangkul, ada waktu untuk menjauhkan diri dari merangkul..."


📖 Renungan Firman

Kitab Pengkhotbah ditulis oleh Salomo, seorang raja yang berhikmat, kaya raya, dan berpengalaman luas. Ia sudah melihat berbagai sisi kehidupan—kebahagiaan, penderitaan, kesuksesan, kegagalan, kekayaan, maupun kefanaan hidup. Dari semua itu, ia menyimpulkan bahwa hidup manusia di bawah matahari penuh dengan siklus dan musim yang silih berganti.

Ayat ini mengajarkan kita satu prinsip penting: tidak ada yang abadi di dunia ini, selain Allah sendiri. Segala sesuatu ada masanya—tidak bisa kita percepat, tidak bisa kita tunda, dan tidak bisa kita ubah. Waktu adalah milik Tuhan.

Kadang kita bersukacita karena berada dalam musim yang baik: musim panen, musim sehat, musim keberhasilan. Namun kadang kita juga berada dalam musim yang berat: musim kehilangan, musim kekecewaan, musim sakit, atau musim kesepian. Semua itu adalah bagian dari rancangan Allah.

Tuhan tidak menjanjikan bahwa hidup selalu mudah, tetapi Ia menjanjikan bahwa Ia akan menyertai kita di setiap musim. Bahkan musim yang paling pahit pun dapat dipakai Tuhan untuk mendewasakan iman kita, membentuk karakter kita, dan membawa kita lebih dekat kepada-Nya.

Yesus sendiri pernah mengalami berbagai musim: lahir dalam kesederhanaan, hidup dalam pelayanan, dicemooh, menderita, disalibkan, dan akhirnya bangkit. Itu membuktikan bahwa setiap musim memiliki makna rohani, bila kita memandangnya dengan iman.


🌱 Aplikasi Hidup

  1. Terimalah setiap musim dengan iman. Jangan menolak atau melawan, tetapi percaya bahwa Tuhan tahu waktu yang terbaik.

  2. Belajarlah bersabar. Jika saat ini kita berada di musim sulit, percayalah bahwa itu tidak akan berlangsung selamanya. Akan ada waktunya Tuhan membawa kita keluar.

  3. Gunakan musim baik untuk berbuah. Saat kita diberi kesehatan, kesempatan, dan kelimpahan, jangan hanya menikmatinya, tetapi pakailah untuk menjadi berkat bagi sesama.

  4. Jangan sia-siakan waktu. Setiap hari adalah kesempatan yang berharga; gunakan dengan bijak untuk membangun relasi dengan Tuhan, keluarga, dan orang lain.

  5. Percayalah pada rancangan Tuhan. Ia tidak pernah terlambat dan tidak pernah salah dalam waktu-Nya.


🙏 Doa

“Ya Tuhan, terima kasih karena Engkau Allah yang mengatur waktu dan musim hidupku. Ajarku untuk percaya bahwa segala sesuatu indah pada waktunya. Saat aku berada dalam musim sukacita, ajar aku untuk bersyukur. Saat aku berada dalam musim penderitaan, ajar aku untuk bertahan dan berharap hanya kepada-Mu. Pakailah setiap musim dalam hidupku untuk memuliakan nama-Mu. Amin.”


📖 Ayat Pegangan

Pengkhotbah 3:11“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.”

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama