Advertisement

Responsive Advertisement

RENUNGAN SIANG - 01 SEPTEMBER 2025


Renungan Siang – 01 September 2025

Judul: “Tetap Berbuah di Tengah Terik Matahari”
Ayat Bacaan: Yeremia 17:7–8
"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak khawatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."


Renungan:

Siang hari seringkali menjadi simbol waktu terpanas dalam kehidupan sehari-hari. Matahari bersinar terik, energi mulai menurun, rasa lelah muncul, bahkan kadang kita kehilangan semangat untuk melanjutkan pekerjaan. Begitu pula dengan perjalanan iman kita—ada masa-masa “siang” di mana hidup terasa terik, penuh tekanan, tantangan, bahkan masalah yang menyesakkan. Saat itulah kita membutuhkan kekuatan dari Tuhan agar tetap segar dan tidak layu.

Yeremia menggambarkan orang yang mengandalkan Tuhan seperti pohon yang ditanam di tepi air. Pohon itu bisa tetap hijau bahkan di musim kering karena akarnya menancap dalam dan terhubung dengan sumber air. Artinya, seseorang yang hidupnya berakar pada Tuhan tidak akan mudah layu oleh panasnya masalah, tidak goyah oleh badai kesulitan, bahkan tetap menghasilkan buah di tengah kondisi yang tidak menguntungkan.

Di tengah siang hari yang panas ini, mari kita merenungkan: apakah kita sudah benar-benar mengandalkan Tuhan, atau justru lebih sering mengandalkan kekuatan diri sendiri? Banyak orang mengira mereka bisa bertahan dengan kemampuan, kepintaran, atau koneksi yang mereka miliki. Namun cepat atau lambat, semua itu terbatas. Hanya Tuhan yang menjadi sumber kekuatan yang tidak pernah habis.

Perhatikan bagaimana “akar” memainkan peranan penting dalam kehidupan pohon. Akar yang dalam dan kuat akan membuat pohon tetap berdiri walaupun diterpa panas atau angin kencang. Demikian juga kita: doa, firman, ibadah, dan ketaatan menjadi “akar rohani” yang menghubungkan kita dengan sumber kehidupan, yaitu Allah sendiri. Tanpa akar yang kokoh, iman kita akan mudah layu.

Kadang-kadang Tuhan memang mengizinkan kita melewati musim “siang yang terik,” bukan untuk membuat kita hancur, tetapi untuk melatih kita agar semakin berakar dalam Dia. Justru di masa-masa sulitlah kita belajar sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan, bukan mengandalkan manusia. Dari situ, kita akan menghasilkan buah: ketekunan, kesabaran, kasih, iman yang teguh, dan pengharapan yang tidak goyah.


Aplikasi dalam Hidup:

  1. Perkuat akar imanmu. Jangan hanya beriman di permukaan. Belajarlah merenungkan firman setiap hari, berdoa, dan hidup dalam ketaatan.

  2. Percaya pada pemeliharaan Tuhan. Situasi hidup bisa terasa panas dan menekan, tetapi Tuhan tetap sanggup membuat kita segar dan berbuah.

  3. Tetaplah berbuah. Di tengah kesulitan, jangan berhenti berbuat baik, mengasihi, dan menjadi berkat bagi orang lain. Buah yang kita hasilkan akan memuliakan Tuhan.

  4. Jangan takut pada musim kering. Percayalah, bersama Tuhan kita akan tetap bertahan dan bahkan tumbuh.


Doa:

Tuhan yang penuh kasih, di tengah teriknya kehidupan siang hari ini, aku datang kepada-Mu. Aku ingin berakar dalam kasih dan firman-Mu, supaya aku tidak layu oleh panasnya masalah, tidak goyah oleh tekanan, dan tetap menghasilkan buah yang memuliakan nama-Mu. Ajarku untuk sungguh-sungguh mengandalkan Engkau, sumber kehidupan yang sejati. Dalam nama Yesus Kristus aku berdoa, Amin.

Posting Komentar

0 Komentar