Renungan Malam – 23 Oktober 2025
📖 Bacaan: Kisah Para Rasul 16:25–34
“Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.”
— Kisah Para Rasul 16:25
🌙 Judul: Pujian di Tengah Penjara
Malam telah larut. Sunyi menyelimuti penjara yang lembap dan gelap di kota Filipi. Di antara jeruji besi dan rantai yang membelenggu, dua orang hamba Tuhan, Paulus dan Silas, tidak tenggelam dalam ratapan atau keluh kesah. Mereka tidak menyalahkan Tuhan, tidak menggerutu karena pelayanan mereka justru membawa penderitaan. Sebaliknya, mereka berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah. Di tengah kegelapan dan kesakitan, mereka memilih untuk tetap memuliakan Tuhan.
Tindakan Paulus dan Silas mengajarkan kepada kita bahwa sukacita sejati bukanlah hasil dari keadaan yang nyaman, tetapi lahir dari iman yang kokoh kepada Allah. Dunia bisa merampas kebebasan tubuh, tetapi tidak bisa merampas sukacita di dalam hati yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Sukacita yang berasal dari Tuhan melampaui penderitaan dan ketakutan manusia.
Ketika mereka memuji Tuhan di tengah penderitaan, sesuatu yang luar biasa terjadi: bumi berguncang, pintu-pintu penjara terbuka, dan rantai mereka terlepas. Namun, Paulus dan Silas tidak lari. Mereka tetap tinggal, menunjukkan kasih dan belas kasihan kepada kepala penjara yang kemudian bertobat dan memberi diri serta keluarganya dibaptis. Malam yang gelap itu berubah menjadi malam keselamatan bagi satu keluarga.
Tuhan bekerja dengan cara yang tidak terduga. Kadang Ia mengizinkan kita “masuk ke dalam penjara kehidupan” — yaitu masa-masa sulit, penderitaan, penolakan, atau kebingungan — bukan untuk menghukum kita, tetapi agar melalui kesetiaan kita, orang lain dapat melihat terang Kristus. Seperti Paulus dan Silas, iman kita bisa menjadi kesaksian yang mengubah hidup orang lain.
💬 Perenungan:
Apakah kita masih dapat memuji Tuhan saat keadaan tidak sesuai harapan?
Apakah kita dapat melihat tangan Tuhan bekerja di balik penderitaan yang kita alami?
Renungan malam ini mengajak kita untuk meneladani sikap Paulus dan Silas — tetap setia, tetap memuji, tetap berdoa. Karena di tengah penderitaanlah, iman sejati diuji dan kemuliaan Allah dinyatakan paling nyata.
Ketika kita berdoa di malam hari, marilah kita serahkan seluruh beban kepada Tuhan dan percaya bahwa Ia mampu mengubah penjara kita menjadi tempat mujizat. Jangan biarkan kegelapan menguasai hati, sebab Tuhan Yesus adalah terang yang tak pernah padam.
🙏 Doa Malam:
“Tuhan Yesus, malam ini kami datang kepada-Mu dengan hati yang penuh syukur. Meskipun hari ini ada kesulitan, kami ingin meneladani Paulus dan Silas — memuji dan bersyukur di tengah badai. Ajarlah kami melihat tangan-Mu bekerja, bahkan dalam keadaan yang tidak kami mengerti. Bila kami berada di dalam ‘penjara kehidupan’, kiranya kami tidak menyerah, tetapi tetap percaya bahwa Engkau sanggup membebaskan kami pada waktu-Mu yang sempurna.
Terima kasih untuk kasih dan penyertaan-Mu yang tidak pernah meninggalkan kami. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.”


0 Komentar