Advertisement

Responsive Advertisement

RENUNGAN MENJELANG NATAL 19 OKTOBER 2025 - 25 DESEMBER 2025

 


🎄 Renungan Menjelang Natal – 19 Oktober 2025

Judul: “Ketika Kasih Allah Menyentuh Hati yang Tulus”

Bacaan Firman: Lukas 1:26–38

“Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.”
Lukas 1:31–32


🌟 1. Kasih Allah Turun dalam Keheningan

Menjelang Natal, kita diingatkan bahwa karya keselamatan Allah dimulai bukan dengan suara gemuruh atau peristiwa megah, melainkan dalam keheningan sebuah kota kecil bernama Nazaret.
Di tempat sederhana itu, seorang gadis muda bernama Maria menerima kunjungan malaikat Gabriel — bukan karena ia berasal dari keluarga bangsawan, tetapi karena hatinya tulus, bersih, dan taat kepada Allah.

Inilah keindahan kasih Allah: Ia tidak memilih berdasarkan penampilan atau kekayaan, tetapi berdasarkan hati yang siap untuk dipakai.
Ketika dunia mencari orang kuat, Allah memilih yang rendah hati. Ketika manusia mencari yang berkuasa, Allah justru hadir di antara mereka yang lemah dan setia.


💖 2. Kasih yang Menyapa dengan Lembut

Ketika malaikat berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” (Luk. 1:28), Maria terkejut.
Ucapan itu menunjukkan bahwa Allah turun tangan secara pribadi — Ia mengenal nama Maria, mengetahui isi hatinya, dan menghampirinya dengan kasih.

Begitu pula dengan kita. Allah tidak hanya melihat dunia secara umum, tetapi melihat hati tiap-tiap orang secara pribadi.
Ia tahu ketika kita lelah, ketika iman kita lemah, atau ketika kita ragu-ragu menjalani panggilan hidup.
Namun seperti kepada Maria, Allah juga ingin berkata kepada kita: “Jangan takut, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.”


🕊️ 3. Ketika Kasih Menuntut Ketaatan

Kabar yang Maria terima bukan kabar mudah. Ia diberitahu akan mengandung tanpa bersuami, suatu hal yang sangat berat secara sosial dan emosional pada zaman itu.
Namun jawaban Maria adalah puncak dari iman sejati:

“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk. 1:38)

Inilah bentuk kasih yang dewasa: kasih yang taat.
Kasih yang tidak hanya berkata “aku percaya”, tetapi juga “aku siap.”
Dalam rencana besar Allah, ketaatan Maria membuka jalan bagi datangnya Sang Juruselamat ke dunia.

Natal bukan sekadar perayaan kelahiran Yesus, tetapi juga undangan bagi kita untuk meneladani Maria dalam ketaatan dan kerendahan hati.


4. Kasih yang Melahirkan Pengharapan

Dunia pada zaman Maria sedang berada dalam kegelapan. Israel hidup di bawah penjajahan Romawi dan banyak orang kehilangan harapan.
Namun di tengah kegelapan itu, Allah menyalakan terang baru melalui seorang gadis sederhana.

Demikian pula hari ini: dunia kita mungkin dipenuhi berita tentang kejahatan, kesedihan, dan ketidakpastian. Tetapi Natal mengingatkan kita bahwa pengharapan sejati bukan datang dari dunia, melainkan dari Allah yang datang ke dunia.

Setiap kali kita melihat bintang, lampu Natal, atau mendengar lagu sukacita, ingatlah bahwa terang itu melambangkan kasih Allah yang sanggup mengusir kegelapan hidup manusia.


🌹 5. Kasih yang Hidup di Dalam Kita

Menjelang Natal, kita sering sibuk menyiapkan dekorasi, hadiah, dan pesta. Namun yang terpenting bukanlah hiasan luar, melainkan hati yang dihiasi dengan kasih dan ketaatan.
Seperti Maria, mari kita berkata kepada Tuhan:

“Jadilah padaku menurut kehendak-Mu.”

Ketika kasih Allah benar-benar hidup dalam hati kita, kita akan menjadi pembawa terang bagi orang lain: membawa penghiburan bagi yang sedih, doa bagi yang sakit, dan pengharapan bagi yang putus asa.

Natal bukan sekadar mengenang peristiwa kelahiran Kristus di Betlehem, tetapi mengizinkan Kristus lahir di hati kita setiap hari.


🙏 Doa:

Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau datang dengan kasih yang begitu lembut namun penuh kuasa.
Ajarlah kami meneladani hati Maria yang rendah, taat, dan siap dipakai oleh-Mu.
Singkirkan kesombongan, ketakutan, dan kekhawatiran dari hidup kami agar kami dapat menyambut-Mu dengan hati yang murni.
Kiranya terang kasih-Mu bersinar di dalam diri kami, dan melalui hidup kami, orang lain dapat merasakan damai sejahtera-Mu.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.


🎁 Refleksi Pribadi:

Apakah aku sudah menyiapkan hatiku untuk menyambut Kristus dengan ketulusan seperti Maria?
Apakah aku rela taat pada kehendak Allah, meskipun jalannya tidak mudah?

Posting Komentar

0 Komentar