🌿 Renungan Selamat Hari Minggu – 19 Oktober 2025
Judul: “Datanglah ke Hadirat-Nya dengan Sukacita”
Bacaan Firman: Mazmur 100:1–5
“Bersorak-sorailah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!
Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita,
datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah;
Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita,
umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur,
ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian,
bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya,
dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.”
— Mazmur 100:1–5
✨ 1. Hari Tuhan Adalah Hari Sukacita
Hari Minggu adalah hari yang dikhususkan bagi Tuhan — hari di mana umat-Nya datang untuk memuji, bersyukur, dan menikmati hadirat-Nya. Pemazmur mengajak kita untuk “bersorak-sorai bagi TUHAN”, bukan dengan wajah muram atau hati terbeban, tetapi dengan sukacita yang lahir dari pengenalan akan kasih Allah.
Sukacita sejati bukan karena keadaan hidup yang sempurna, tetapi karena kita tahu siapa Allah yang kita sembah. Kita datang bukan kepada ilah yang jauh, tetapi kepada Allah yang hidup, yang mengenal setiap air mata, pergumulan, dan kebutuhan kita.
Bersorak-sorailah pagi ini bukan karena segalanya mudah, tetapi karena Allah kita setia — Dia tetap baik meski keadaan belum membaik.
💖 2. Datang dengan Hati yang Bersyukur
Mazmur 100:4 berkata, “Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian.”
Syukur adalah kunci untuk menikmati hadirat Tuhan. Tanpa hati yang bersyukur, ibadah hanya menjadi rutinitas, bukan relasi.
Sering kali manusia datang ke hadapan Tuhan dengan keluhan dan tuntutan, bukan dengan ucapan syukur. Padahal, setiap detik hidup yang kita miliki adalah anugerah. Setiap napas yang kita hirup adalah bukti kasih karunia-Nya.
Hari Minggu ini, marilah kita datang ke gereja (atau beribadah di rumah) dengan hati yang penuh syukur:
-
Bersyukur karena masih diberi kesempatan hidup.
-
Bersyukur karena masih bisa mendengar Firman Tuhan.
-
Bersyukur karena di tengah segala kekurangan, kasih Tuhan tidak pernah berkurang.
🕊️ 3. Tuhan Adalah Gembala yang Baik
Ayat 3 mengingatkan kita bahwa kita adalah “umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.”
Gembala yang baik mengenal setiap dombanya satu per satu. Ia tahu siapa yang sedang kuat, siapa yang tersesat, dan siapa yang terluka.
Tuhan tidak hanya memimpin dari kejauhan — Ia berjalan di depan kita, menuntun langkah demi langkah.
Mungkin minggu ini kamu merasa letih karena pekerjaan, kecewa dengan manusia, atau kehilangan arah dalam hidup. Ingatlah: Gembalamu tidak pernah meninggalkanmu.
Dia mengenal setiap jalan yang kamu tempuh, dan tangan-Nya selalu siap memulihkan dan menuntunmu ke padang rumput yang hijau.
🔥 4. Ibadah yang Hidup, Bukan Sekadar Formalitas
Mazmur ini menegaskan bahwa ibadah sejati bukan soal tempat, musik, atau liturgi, tetapi soal hati yang mengasihi Tuhan.
Kita bisa berada di gereja setiap minggu, tetapi jika hati kita dingin dan tidak lagi rindu hadirat-Nya, maka kita telah kehilangan makna ibadah sejati.
Hari Minggu bukan hanya hari “kewajiban”, melainkan hari perjumpaan rohani antara Allah dan umat-Nya.
Saat kita memuji Tuhan dengan tulus, bukan hanya suara yang terdengar di bumi — tetapi juga sukacita yang menggema di surga.
🌺 5. Kasih Setia Tuhan Tidak Pernah Berakhir
Mazmur 100 diakhiri dengan kalimat penuh pengharapan:
“Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.”
Dunia bisa berubah, orang bisa berbalik, janji manusia bisa gagal — tetapi kasih Tuhan tidak pernah berubah.
Dari generasi ke generasi, Ia tetap setia kepada orang-orang yang mengasihi-Nya.
Apa pun yang terjadi dalam hidupmu minggu ini, peganglah satu kebenaran ini:
“Tuhan itu baik, dan kasih setia-Nya tidak pernah berhenti mengalir.”
🙏 Doa Hari Minggu:
Bapa yang penuh kasih, kami datang di hadapan-Mu di hari yang kudus ini dengan hati yang bersyukur.
Terima kasih karena Engkau adalah Gembala yang baik, yang menuntun kami melewati lembah dan bukit kehidupan.
Ajarlah kami untuk beribadah bukan karena kewajiban, tetapi karena kerinduan untuk mengenal-Mu lebih dalam.
Penuhi ibadah kami dengan hadirat-Mu, dan biarlah damai sejahtera-Mu tinggal di hati kami sepanjang minggu ini.
Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
🌞 Refleksi Hari Minggu:
Apakah aku datang beribadah dengan hati yang bersyukur atau sekadar menjalankan rutinitas?
Hari ini, biarlah setiap pujian dan doa yang keluar dari mulutku menjadi persembahan yang harum di hadapan Tuhan.
0 Komentar