☀️ RENUNGAN SIANG – 30 OKTOBER 2025
Tema: “Tetap Tenang di Tengah Badai Kehidupan”
📖 Markus 4:39–40 —
“Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: ‘Diam! Tenanglah!’ Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?’”
🌤️ Pendahuluan
Siang hari sering kali menjadi waktu di mana pikiran manusia mulai lelah oleh rutinitas. Di tengah panasnya terik dan tekanan pekerjaan, kita bisa merasa terbebani oleh banyak hal: tanggung jawab yang menumpuk, keuangan yang belum stabil, relasi yang menegang, bahkan pergumulan batin yang tak terucapkan.
Namun, di tengah hiruk-pikuk itu, Tuhan ingin berbicara kepada hati kita melalui peristiwa luar biasa di Markus 4.
Yesus dan murid-murid-Nya sedang menyeberangi danau Galilea ketika badai besar datang melanda. Angin bertiup kencang, gelombang tinggi menghantam perahu, dan air mulai masuk ke dalamnya.
Sementara para murid panik, Yesus malah tertidur di buritan, di atas sebuah bantal.
Bayangkan situasinya: ombak bergulung, angin menderu, air menyembur ke wajah mereka — namun Yesus tetap tertidur dengan damai.
Para murid akhirnya membangunkan-Nya dengan teriakan, “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?”
Teriakan itu menggambarkan suara hati banyak orang percaya saat menghadapi krisis. Kita merasa Tuhan diam, seolah-olah tidak peduli dengan kesulitan kita. Padahal, ketenangan Yesus justru menjadi simbol kehadiran kuasa ilahi yang tidak terguncang oleh keadaan.
🌊 Makna dari Kisah Badai yang Ditenangkan
Yesus kemudian berdiri, menghardik angin, dan berkata: “Diam! Tenanglah!”
Sekejap saja, danau yang bergolak menjadi teduh. Segala sesuatu menjadi hening.
Kuasa Firman-Nya tidak hanya mengendalikan alam, tetapi juga menenangkan hati manusia yang cemas.
Melalui peristiwa ini, Yesus menunjukkan dua hal besar kepada para murid — dan juga kepada kita hari ini:
-
Yesus berdaulat atas segala sesuatu.
Ia bukan hanya manusia biasa, tetapi Tuhan yang memiliki kuasa atas ciptaan.
Angin dan air tunduk pada suara-Nya, dan begitu juga segala situasi hidup kita.
Apapun badai yang kita hadapi — entah itu penyakit, masalah ekonomi, tekanan batin, atau pergumulan keluarga — semuanya tetap berada dalam kendali-Nya. -
Tuhan ingin mengajarkan iman yang matang.
Setelah menenangkan badai, Yesus bertanya: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”
Pertanyaan ini bukan untuk menyalahkan, melainkan untuk membangkitkan iman.
Yesus ingin agar murid-murid belajar percaya bukan hanya saat keadaan tenang, tetapi juga ketika ombak hidup sedang menggila.
🕊️ Pesan Rohani bagi Kita Hari Ini
Kehidupan orang percaya tidak selalu berjalan mulus. Ada masa di mana badai datang tanpa tanda.
Namun perhatikan satu hal penting dari kisah ini: selama Yesus ada di dalam perahu, perahu itu tidak akan tenggelam.
Mungkin kita saat ini sedang “berada di tengah danau badai”:
-
Badai keuangan yang menekan;
-
Badai hubungan keluarga yang retak;
-
Badai rohani — kehilangan semangat pelayanan, doa yang terasa kering, dan iman yang mulai goyah.
Yesus mengingatkan kita bahwa ketenangan sejati tidak berasal dari keadaan, tetapi dari kehadiran-Nya.
Badai mungkin belum berhenti, tetapi hati yang percaya akan tetap tenang karena tahu bahwa Tuhan berkuasa.
Ketenangan bukan berarti badai hilang — melainkan kemampuan untuk tetap berdiri teguh meski badai masih berhembus, sebab kita tahu siapa yang memegang kendali atas angin itu.
💬 Renungan Pribadi
Renungan siang ini menantang kita untuk menilai kembali sikap hati kita:
-
Apakah kita sering panik ketika hal-hal tidak berjalan sesuai rencana?
-
Apakah kita menyalahkan Tuhan seolah-olah Ia tidak peduli?
-
Atau justru kita memilih untuk mempercayakan segalanya dalam tangan-Nya dan tetap beriman meski tak melihat jalan keluar?
Percayalah, Tuhan tidak pernah meninggalkan perahu hidupmu.
Ia tahu kapan badai harus datang — bukan untuk menghancurkanmu, tetapi untuk menguatkan imanmu.
Terkadang Tuhan “tertidur” bukan karena Ia tidak peduli, melainkan karena Ia ingin melihat apakah kita akan tetap percaya bahwa Ia sanggup bertindak.
💡 Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari
-
Saat masalah datang, jangan panik — berdoalah.
Iman tidak berarti tidak ada masalah, tetapi berarti kita tahu kepada siapa kita bersandar. -
Belajarlah diam dan tenang di hadapan Tuhan.
Ketika kita berhenti bersuara dan membiarkan Tuhan berbicara, damai sejahtera-Nya akan mengisi hati. -
Percayalah bahwa badai tidak selamanya.
Setelah badai berlalu, langit akan cerah kembali — dan imanmu akan lebih kuat dari sebelumnya.
🙏 Doa Penutup
Bapa di surga, terima kasih atas firman-Mu siang ini yang mengingatkanku untuk tetap tenang di tengah badai kehidupan.
Aku mengakui bahwa sering kali aku mudah cemas dan takut ketika situasi tidak berjalan sesuai keinginanku.
Namun hari ini, aku belajar bahwa Engkau tetap berdaulat, bahkan ketika aku tidak mengerti rencana-Mu.
Tuhan Yesus, tolonglah aku agar tidak mudah goyah oleh keadaan.
Tenangkan setiap badai dalam pikiranku, setiap gelombang kekhawatiran dalam hatiku, dan gantikan semuanya dengan damai sejahtera dari-Mu.
Ajarku untuk berkata seperti pemazmur: “Hanya dekat Allah saja aku tenang.”
Aku percaya, selama Engkau ada di dalam perahuku, aku tidak akan tenggelam.
Terima kasih, Tuhan, karena kasih setia-Mu tidak pernah berakhir.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa.
Amin. 🙏
🌺 Penutup Renungan
“Badai bisa menakutkan, tetapi kehadiran Yesus menjadikannya kesempatan untuk melihat kuasa Tuhan bekerja.
Jangan takut badai — takutlah jika Yesus tidak ada di perahumu.”


Posting Komentar