Renungan Pagi – 18 November 2025
Bacaan: Mazmur 37:5
“Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.”
1. Pagi Adalah Waktu Penyerahan Diri
Ketika pagi datang, Tuhan memberikan sebuah awal yang baru. Banyak orang bangun dengan rasa lelah, cemas, atau memikirkan hal-hal yang belum selesai kemarin. Tetapi Allah mengundang kita untuk memulai hari bukan dengan kekhawatiran, melainkan dengan penyerahan diri.
Mazmur 37 ditulis oleh Daud dalam situasi penuh tekanan. Ia dikejar, difitnah, dan berhadapan dengan ketidakadilan. Namun di tengah pergolakan itu, Daud mengarahkan pandangannya kepada Tuhan dan berkata:
“Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan.”
Kata serahkan bukan sekadar memberikan sebagian, tetapi menyerahkan seluruh kendali, seluruh rencana, seluruh kecemasan, seluruh masa depan. Pagi ini, Tuhan memanggil kita untuk datang kepada-Nya dan berkata:
“Ya Tuhan, hidup ini bukan milikku, tetapi milik-Mu.”
2. Percaya Adalah Sikap Hati, Bukan Hanya Pengetahuan
Banyak orang tahu bahwa Tuhan itu baik, berkuasa, dan setia. Tetapi percaya melampaui sekadar tahu—percaya berarti mengandalkan-Nya dalam setiap langkah.
Percaya berarti tetap tenang meski keadaan di luar tidak menenangkan.
Percaya berarti tetap berharap meski keadaan terasa gelap.
Percaya berarti memilih untuk setia melakukan bagian kita, walaupun hasilnya belum terlihat.
Iman bukan hanya sebuah konsep, melainkan sebuah gaya hidup. Dan pagi adalah momen terbaik untuk memperbarui iman kita setiap hari:
“Tuhan, aku percaya Engkau memegang hari ini.”
3. Tuhan Bertindak dalam Cara-Nya, Pada Waktu-Nya
Ayat ini berakhir dengan janji yang sangat indah:
“Ia akan bertindak.”
Sering kali manusia ingin Tuhan bertindak cepat, terlihat, dan sesuai keinginan kita. Kita ingin jalan yang lurus dan mudah. Tapi Tuhan bekerja dalam cara yang berbeda—kadang pelan, kadang tersembunyi, kadang tidak kita sadari sampai kita menoleh ke belakang dan berkata,
“Benar, Tuhan sudah menuntunku.”
Cara Tuhan bertindak jauh lebih tinggi dari cara kita:
-
Kadang Ia membuka pintu yang tidak pernah kita duga.
-
Kadang Ia menutup pintu untuk melindungi kita.
-
Kadang Ia mengubah hati kita sebelum Ia mengubah keadaan kita.
-
Kadang Ia mendiamkan kita bukan untuk membiarkan kita, tetapi untuk menguatkan iman kita.
Apa pun pergumulanmu hari ini—entah tentang studi, pelayanan, ekonomi, hubungan, masa depan—ingatlah bahwa Tuhan tidak tinggal diam. Dia sedang mengatur setiap detail hidupmu.
4. Ketika Kita Menyerahkan dan Percaya, Kita Hidup dalam Damai
Penyerahan diri menghasilkan damai.
Kepercayaan menghasilkan ketenangan.
Menunggu Tuhan menghasilkan pengharapan.
Jika kita memulai hari dengan kecemasan, seluruh hari akan terasa berat. Tetapi jika kita memulai hari dengan penyerahan kepada Tuhan, seluruh hari akan terasa lebih ringan karena kita tidak lagi memikul segalanya sendirian.
Yesus sendiri berkata:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat. 11:28)
5. Aplikasi Pagi Ini
Pagi ini, mari kita lakukan beberapa hal sederhana namun bermakna:
a. Berdoa Penyerahan
“Tuhan, hari ini aku serahkan semuanya pada-Mu.”
Ucapkan dengan iman, bukan formalitas.
b. Jangan terburu-buru mengambil kendali
Ketika mulai stres atau gelisah, berhentilah sebentar dan ingatkan dirimu:
“Tuhan, Engkau yang pegang kendali.”
c. Lakukan bagianmu dengan setia
Tuhan bertindak ketika kita juga melangkah.
Kerjakan tugas, pelayanan, dan tanggung jawabmu dengan rajin dan hati yang damai.
d. Percayakan hasilnya kepada Tuhan
Engkau tidak bisa mengatur segalanya.
Serahkan hasil, fokus pada kesetiaan.
Doa Pagi
Tuhan Yesus, pagi ini aku datang kepada-Mu dengan hati yang penuh syukur. Aku menyerahkan seluruh hidupku, seluruh rencanaku, seluruh kekhawatiranku ke dalam tangan-Mu. Ajarku untuk percaya kepada-Mu dengan sungguh-sungguh, bukan hanya dalam kata-kata, tetapi dalam sikap hidupku. Bimbing langkahku hari ini, bekerja di balik layar kehidupanku, dan perlihatkan kehendak-Mu yang terbaik. Aku percaya bahwa Engkau akan bertindak. Dalam nama Yesus, amin.


Posting Komentar