RENUNGAN PAGI - 30 OKTOBER 2025

 


🌅 Renungan Pagi – 30 Oktober 2025
(Disusun oleh Three Bilan Rezkyta Simatupang)

📖 Bacaan Firman: Yesaya 40:31

“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”


Judul: “Kekuatan Baru di Tengah Kelelahan Hidup”

Pagi hari selalu menjadi waktu yang berharga untuk berdiam diri di hadapan Tuhan. Saat matahari terbit dan dunia mulai bergerak, hati kita sering kali masih dibayangi oleh rasa lelah, kecewa, dan kekhawatiran dari hari-hari sebelumnya. Ada kalanya kita bangun dengan semangat yang menurun, pikiran yang penuh beban, dan hati yang terasa berat karena berbagai pergumulan hidup. Dalam keadaan seperti itu, firman Tuhan hari ini datang untuk memberikan penghiburan dan kekuatan: “Orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru.”


1. Tuhan Tahu Saat Kita Lelah

Yesaya menulis pasal ini untuk bangsa Israel yang sedang dalam masa pembuangan di Babel. Mereka merasa ditinggalkan oleh Tuhan, kehilangan pengharapan, dan lemah secara rohani. Mereka berkata, “Hidupku tersembunyi dari Tuhan, dan hakku tidak diperhatikan Allahku” (Yesaya 40:27). Namun Tuhan menjawab dengan kasih: Ia tidak pernah lupa, Ia tidak pernah lelah memperhatikan umat-Nya.

Begitu juga dengan kita hari ini. Tuhan tahu persis saat kita mulai kehilangan semangat, saat kita merasa tidak sanggup lagi, saat air mata jatuh diam-diam dalam keheningan malam. Ia tidak menutup mata terhadap perjuangan kita. Sebaliknya, Ia mengundang kita datang kepada-Nya untuk menerima kekuatan baru.


2. Menanti-Nantikan Tuhan Adalah Tindakan Iman

Banyak orang mengira bahwa “menanti Tuhan” berarti diam dan pasif — seolah hanya duduk menunggu Tuhan bertindak. Tetapi kata menanti-nantikan dalam bahasa aslinya (qavah) berarti menunggu dengan harapan, dengan keyakinan penuh bahwa Tuhan sedang bekerja, meskipun kita belum melihat hasilnya.

Menanti Tuhan berarti:

  • Tetap percaya, walau belum mengerti jalan-Nya.

  • Tetap berdoa, walau jawaban belum datang.

  • Tetap beribadah dan melayani, walau keadaan belum berubah.

  • Tetap bersyukur, walau hati sedang berduka.

Inilah bentuk iman yang sejati — bukan iman yang hanya muncul saat segalanya lancar, tetapi iman yang tetap teguh walau hidup terasa berat.


3. Rajawali yang Terbang di Atas Badai

Yesaya menggambarkan mereka yang menanti Tuhan seperti rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya. Rajawali adalah burung yang sangat kuat dan bijaksana. Ketika badai datang, rajawali tidak melarikan diri. Ia justru menggunakan badai itu untuk terbang lebih tinggi.

Begitu pula kita — badai kehidupan tidak seharusnya membuat kita jatuh, tetapi mendorong kita untuk naik lebih dekat kepada Tuhan. Badai persoalan dapat menjadi “angin dorong” yang membawa kita kepada kedewasaan iman.

Ketika kita menanti Tuhan, kekuatan kita diperbarui bukan karena masalah hilang, melainkan karena kita belajar melihat segala sesuatu dari perspektif surgawi. Kita tidak lagi berfokus pada kesulitan, melainkan pada Tuhan yang berdaulat atas segalanya.


4. Kekuatan Baru dari Hadirat Tuhan

Kekuatan yang dimaksud dalam ayat ini bukan hanya kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan rohani dan emosional. Tuhan memberikan ketenangan di tengah kegelisahan, pengharapan di tengah keputusasaan, dan damai di tengah kekacauan.

Ketika kita menanti Tuhan dengan hati yang tertuju kepada-Nya, Ia memperbaharui batin kita — memberi semangat baru untuk melangkah, keberanian untuk menghadapi tantangan, dan sukacita yang tidak bergantung pada keadaan.

Banyak orang hari ini mengejar kekuatan dengan cara dunia: liburan, hiburan, atau mencari pujian dari orang lain. Namun kekuatan sejati tidak ditemukan di luar, melainkan di dalam hadirat Tuhan. Saat kita berlutut, saat kita menyembah, saat kita membaca firman dengan hati terbuka — di situlah Roh Kudus bekerja memperbaharui kita dari dalam.


5. Hidup dengan Tenang di Dalam Waktu Tuhan

Yesaya menutup ayat ini dengan kalimat: “Mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Ini adalah janji bahwa mereka yang menanti Tuhan akan sanggup melanjutkan hidup, bahkan dalam kesulitan.

Tuhan tidak selalu menghapus masalah, tetapi Ia memberi kemampuan untuk melewatinya. Kadang kita tidak segera terbang tinggi seperti rajawali; kadang kita hanya mampu berjalan perlahan. Namun selama kita berjalan bersama Tuhan, langkah kecil pun menjadi berharga.


Refleksi:

  • Apakah aku sering kehilangan kekuatan karena mengandalkan diriku sendiri?

  • Sudahkah aku menantikan Tuhan dengan sabar, percaya bahwa Ia bekerja walau aku belum melihat hasilnya?

  • Apakah aku membiarkan badai hidup membuatku terpuruk, atau justru memanfaatkannya untuk terbang lebih tinggi bersama Tuhan?


Doa Pagi:

Bapa yang penuh kasih,
terima kasih untuk pagi yang baru ini. Aku menyadari betapa sering aku merasa lelah — bukan hanya tubuhku, tetapi juga jiwaku. Aku datang kepada-Mu, Tuhan, untuk memohon kekuatan yang baru. Ajarlah aku untuk menanti-nantikan Engkau dengan iman yang teguh.

Tolong aku agar tidak mudah menyerah ketika badai datang, tetapi seperti rajawali, aku dapat terbang lebih tinggi bersama-Mu. Perbaharuilah semangatku hari ini, penuhi hatiku dengan damai sejahtera-Mu, dan tuntunlah langkahku agar berjalan sesuai kehendak-Mu.

Biarlah hari ini hidupku memuliakan nama-Mu dan menjadi berkat bagi orang lain yang juga sedang lelah.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, aku berdoa dengan iman.

Amin.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama