Advertisement

Responsive Advertisement

SEJARAH PRASASTI YESUS ADALAH TUHAN

 


📜 SEJARAH PRASASTI “YESUS ADALAH TUHAN”

🕊️ Pendahuluan: Pengakuan yang Mengubah Dunia

Ungkapan “Yesus adalah Tuhan” (Yunani: Kyrios Iēsous) merupakan pernyataan iman yang sangat berani pada abad pertama.
Di tengah dunia Romawi yang menuhankan Kaisar sebagai Kyrios (Tuhan) dan Soter (Juruselamat), orang-orang Kristen mula-mula berdiri teguh untuk berkata:

“Yesus adalah Tuhan — bukan Kaisar!”

Pernyataan ini sederhana, namun mengguncang kekaisaran yang sangat kuat secara politik dan religius.
Mereka tidak hanya percaya bahwa Yesus adalah guru moral atau nabi besar, melainkan Tuhan yang hidup, Allah yang menjelma menjadi manusia.


🏺 I. Bukti Arkeologis dan Sejarah Awal

1. Simbol Ikan (ICHTHYS)

Simbol paling awal dari iman Kristen bukanlah salib, melainkan gambar ikan.
Dalam bahasa Yunani, ikan disebut ΙΧΘΥΣ (ICHTHYS) — singkatan dari:

Iēsous Christos Theou Yios Sōtēr
(“Yesus Kristus, Anak Allah, Juruselamat”).

Simbol ini ditemukan di:

  • Katakombe Roma (kuburan bawah tanah tempat orang Kristen beribadah diam-diam pada abad ke-1 hingga ke-3).

  • Prasasti batu nisan kuno di Ephesus dan Antiokhia.

  • Artefak-artefak perunggu dan tanah liat bertuliskan singkatan “IXΘΥΣ”.

Maknanya sangat mendalam: ikan hidup di air — sebagaimana orang percaya hidup di dalam kasih karunia Allah.
Setiap kali mereka menggambar simbol ikan, mereka sedang menyatakan iman rahasia:

“Kami percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, Anak Allah, dan Juruselamat kami.”


2. Prasasti “Kyrios Iēsous” (Yesus adalah Tuhan)

Prasasti bertuliskan “Κύριος Ἰησοῦς” ditemukan di beberapa tempat:

  • Ephesus (Turki modern): di sebuah reruntuhan rumah ibadah Kristen abad ke-2.

  • Roma: pada dinding katakombe Domitilla dan Priscilla.

  • Antiokhia: di dinding gua yang digunakan sebagai tempat ibadah rahasia.

Tulisan-tulisan ini menjadi bukti arkeologis bahwa umat Kristen sejak awal menyembah Yesus sebagai Tuhan, bukan hanya menghormati-Nya sebagai manusia suci.


3. Prasasti di Pompeii

Sebelum kota Pompeii hancur oleh letusan Gunung Vesuvius (79 M), ditemukan grafiti bertuliskan:

“Christus is my light.”

Coretan ini menjadi bukti sejarah pertama di Italia bahwa iman kepada Kristus telah menyebar bahkan sebelum akhir abad pertama.


4. Prasasti dalam Koin dan Artefak Kekaisaran

Pada masa Kaisar Konstantinus (abad ke-4), setelah Kekristenan diakui, banyak koin dan prasasti resmi menuliskan:

“Christus Victor” – Kristus yang Menang.

Namun jauh sebelum itu, di bawah tanah dan dalam rahasia, pengakuan “Yesus adalah Tuhan” sudah menjadi “prasasti iman” bagi umat yang rela mati demi kebenaran.


📖 II. Latar Belakang Alkitabiah

1. Asal Frasa dari Perjanjian Baru

Ungkapan “Yesus adalah Tuhan” berasal dari beberapa ayat kunci:

  • Roma 10:9 — “Jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia, maka kamu akan diselamatkan.”

  • Filipi 2:11 — “Dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa.”

  • 1 Korintus 12:3 — “Tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’ selain oleh Roh Kudus.”

Pengakuan ini bukan sekadar doktrin, tetapi manifestasi pengalaman rohani.
Ketika seseorang benar-benar percaya kepada Kristus, Roh Kudus sendiri menggerakkan lidahnya untuk mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.


2. Yesaya dan Pengakuan Ketuhanan Kristus

Nubuat Yesaya menjadi dasar kuat bagi pengakuan keilahian Yesus:

  • Yesaya 9:5–6 — “Seorang anak telah lahir bagi kita... namanya disebut: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”

  • Yesaya 45:23 — “Demi Aku sendiri Aku telah bersumpah... setiap lutut akan bertelut, setiap lidah akan bersumpah setia kepada-Ku.”

Paulus kemudian mengutip nubuat Yesaya ini di Filipi 2:10–11, menunjukkan bahwa nubuat tentang TUHAN dalam Yesaya digenapi dalam diri Yesus Kristus.

Jadi, pengakuan “Yesus adalah Tuhan” adalah pengakuan bahwa Yesus adalah Yahweh yang menjelma menjadi manusia.


⛪ III. Iman Gereja Mula-Mula

1. Pengakuan Iman Sederhana

Sebelum ada pengakuan iman panjang seperti Kredo Nicea (325 M), gereja mula-mula memiliki pengakuan sederhana:

“Yesus Kristus adalah Tuhan.”

Ungkapan ini digunakan saat baptisan, liturgi, dan perjamuan kudus.
Setiap orang yang dibaptis harus mengucapkan:

“Saya percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat saya.”


2. Iman yang Diuji dalam Penganiayaan

Pada masa Kaisar Nero dan Domitianus, pengakuan “Yesus adalah Tuhan” bisa berujung pada kematian.
Jika seseorang menolak menyebut “Caesar adalah Tuhan”, mereka dianggap pengkhianat dan bisa dieksekusi.

Namun ribuan martir Kristen tetap memilih mati daripada menyangkal Kristus.
Seperti yang diucapkan Polikarpus (murid Rasul Yohanes) saat hendak dibakar hidup-hidup:

“Delapan puluh enam tahun aku melayani Dia, dan Ia tidak pernah mengecewakan aku.
Bagaimana mungkin aku menghujat Rajaku dan Juruselamatku?”


💎 IV. Makna Teologis

1. Yesus adalah Tuhan yang Sejati

Pengakuan ini menyatakan bahwa:

  • Yesus bukan makhluk ciptaan, melainkan Allah yang kekal.

  • Ia memiliki otoritas penuh atas kehidupan, kematian, dan kebangkitan.

  • Ia adalah penyataan sempurna dari Allah Bapa.

2. Yesus adalah Pusat Keselamatan

Mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan berarti mengakui bahwa hanya melalui Dia ada keselamatan (Kisah Para Rasul 4:12).
Ia bukan sekadar guru moral, melainkan Juruselamat dunia.

3. Yesus adalah Raja di atas Segala Raja

Ketika dunia menyembah kuasa duniawi, iman Kristen menegaskan:

“Kerajaan Kristus tidak berasal dari dunia ini.”
Ia memerintah dengan kasih, bukan dengan pedang.


🔥 V. Makna Rohani bagi Kita Hari Ini

Pengakuan “Yesus adalah Tuhan” seharusnya bukan hanya tertulis di batu, tetapi terukir di hati setiap orang percaya.

  • Ketika dunia menawarkan kekuasaan, harta, dan popularitas, orang percaya tetap berkata:

    “Tuhanku hanya Yesus.”

  • Ketika hidup terasa berat, kita tetap berpegang bahwa Yesus adalah Tuhan atas setiap situasi.

  • Ketika dosa menggoda, kita sadar bahwa Yesus adalah Tuhan yang kudus, dan kita harus hidup untuk memuliakan-Nya.

Prasasti-prasasti batu kuno memang membisu, tetapi prasasti rohani di hati umat-Nya tetap berbicara.

Posting Komentar

0 Komentar